Peristiwa
Hama Tikus Mulai Muncul di Sejumlah Lahan Pertanian Gunungkidul





Wonosari,(pidjar.com)–Populasi tikus dengan jumlah cukup besar muncul di sejumlah lahan pertanian di Gunungkidul. Hama yang mampu membuat petani gagal panen tersebut sangat meresahkan. Menyikapi hal itu, Pemkab Gunungkidul bersama para petani melakukan gerakan pengendalian (gerdal).
Kepala Bidang Tanaman Pangan Dinas Pertanian dan Pangan Gunugkidul, Raharjo Yuwono mengungkapkan, tikus adalah hewan pengerat pemakan segala. Seringkali hama ini menjadi salah satu musuh para petani karena sangatlah merugikan.
“Tikus ini kalau sifatnya rakus, misal jika tidak ada padi ya akan menyerang jagung, kacang tanah dan lainnya,” ucap Raharjo, Rabu (02/12/2020).
Petani di beberapa wilayah Gunungkidul sudah mulai mengeluhkan kemunculan hama tersebut. Saat ini mereka melakukan gerakan pengendalian (gerdal) untuk mengantisipasi serangan tikus yang membuat petani merugi. Salah satunya adalah Kelompok Tani Ngudi Lestari Padukuhan Jatisari, Kalurahan Playen. Gerdal tikus dilakukan di area persawahan mereka, adapun padi milik petani berusia sekitar 35 hari, potensi serangan hama tikus ada karena populasinya meningkat.
Tikus mempunyai siklus hidup menjadi dewasa pada umur 4 bulan, dan seekor tikus bisa beranak 6 sampai 8 ekor, sehingga dalam setahun satu pasang tikus dapat berkembang menjadi 72 ekor, oleh karena itu tanpa pengendalian akan merugikan sistem budidaya pertanian dengan perkembangan populasi yang cepat dan kemampuan daya jelajahnya.
“Populasi tikus meningkat di beberapa daerah. Namun demikian sampai dengan saat ini belum ada laporan mengenai kerusakan tanaman padi akibat serangan tikus,” ujar Raharjo Yuwono.
Menurutnya. pengendalian yang dilakukan saat ini masih tepat karena tanaman padi masih kecil sehingga gerakan pengendalian tikus masih mudah dilakukan dengan melakukan emposan beracun di lubang lubang tikus di pematang padi. Pengendalian dilaksanakan seluas 5 Ha dengan bantuan emposan beracun dari Dinas Pertanian dan Pangan Gunungkidul sebanyak 3 box.
“Kita sediakan petrocum dan emposan untuk umpan yang dipasang pada pematang-pematang lahan,” ujarnya.
Berdasarkan data yang ada sampai dengan minggu ini sudah ada 4 poktanyang mengajukan pestisida untuk pengendalian tikus dan hama uret. Selain itu, juga sudah mulai didapati adanya serangan hama uret, namun demikian sifatnya masih ringan dan spot spot tertentu saja.
“Untuk uret pengendalian pestisida sistemik untuk pertanaman di sekitar daerah serangan saja,” papar Raharjo.
Sementara itu, salah seorang petani di Kapanewon Ponjong, Triyono mengungkapkan, tikus menjadi salah satu hama yang sangat menjengkelkan bagi petani. Pasalnya serangannya sangatlah merugikan. Hampir setiap tahun selalu ada serangan hewan ini.
“Ini di titik-titik tertentu sudah mulai ada meski jumlahnya tidaklah seberapa tapi tikus paling tinggi jika dibandingkan dengan jenis lainnya,” ucap Tri.
“Ya tidak signifikan tapi ada kerugian. Biasanya kita cari pembasminya atau kalau tidak mengajukan ke dinas,” tutupnya.



-
Info Ringan1 hari ago
Lima Manfaat Menggunakan Hydrating Toner
-
Info Ringan2 minggu ago
Tips Menghalau Ular Masuk Rumah
-
Info Ringan3 minggu ago
Tujuh Hewan dengan Umur yang Sangat Panjang
-
Peristiwa3 minggu ago
Ditabrak Pemotor Ugal-ugalan, Devina Meninggal Dunia
-
Info Ringan2 hari ago
Lima Aktivitas yang Dianjurkan Sebelum Tidur
-
Peristiwa3 minggu ago
Terpental Hingga Pekarangan Warga, Korban Laka Maut di Jalan Jogja-Wonosari Akhirnya Meninggal Dunia
-
Info Ringan6 hari ago
Lima Makanan untuk Merawat Kesehatan Mata
-
Info Ringan3 minggu ago
Lima Bahan Alami Pencerah Kuku
-
Info Ringan1 hari ago
Enam Minuman Pereda Jerawat
-
Sosial3 minggu ago
Sempat Jadi OB, Wisnu Kini Sukses Menjadi Eksportir Kerajinan Gedebok Pisang
-
Info Ringan3 hari ago
Enam Tips Mengatasi Tantrum pada Balita
-
Peristiwa4 minggu ago
Laka di Jalan Jogja-Wonosari, Pemotor Meninggal Dunia Usai Terlindas Mobil