bisnis
Hampir Setahun Terdampak Pandemi, Pengrajin Topeng Bobung Beralih Produksi Truk Mainan






Patuk,(pidjar-com-525357.hostingersite.com)–Padukuhan Bobung, Kalurahan Putat, Kapanewon Patuk selama ini dikenal sebagai pengrajin topeng. Kendati demikian, hampir setahun terakhir selama pandemi menyelimuti bumi, industri tersebut turut redup. Para pengrajin pun harus memutar otak untuk dapat menjaga penghasilan mereka tetap mengalir.
Untuk mensiasati kondisi saat ini, sejumlah pengrajin topeng kini beralih menjadi pengrajin truk mainan. Hal itu mungkin tak begitu sulit dikerjakan, pasalnya para pengrajin tetap mebuat mainan anak-anak itu dengan bahan dasar kayu, sama seperti bahan pembuatan topeng.
Upaya ini cukup berhasil, meski diperkirakan tak akan berumur panjang. Namun, para pengrajin sudah menyiapkan beberapa alternatif kedepan jika mainan truk sudah tak laku lagi.
Salah seorang pengrajin topeng yang kini menjadi pengrajin truk mainan, Rahmantri Yusup mengatakan dirinya memulai membanting setir menjadi pengrajin truk mainan sejak 4 bulan lalu. Untuk proses produksi truk mainan ini hampir sama dengan pembuatan topeng. Hanya saja ada sejumlah bahan tambahan dalam proses pembuatan truk mainan tersebut.
“Ini membuat truk mainan, baru dibuat menggunakan plat untuk shock agar bisa oleng,” ucap Rahmantri, Rabu (03/03/2021).







Ia menjelaskan, dalam proses produkai truk mainan ini dirinya bekerjasama dengan pengrajin lainnya. Dimana ia hanya membuat truk mainan mentah atau setengah jadi. Sedangkan pengrajin lainnya melakukan finishing pengecatan.
“Saya hanya membuat bahan mentahnya. Lalu setor ke pengrajin lain lalu dicat dan dijual,” jelas dia.
Biaya yang digunakan untuk peroses produkai mainan ini tergolong cukup ringan. Pasalnya, ia menggunakan limbah kayu dari pengusaha kayu. Sedangkan untuk alat kerajinan kayu seperti bubut, hingga gergaji awalnya digunakan untuk membuat topeng akhirnya digunakan untuk membuat truk mainan.
“Tapi untuk mempertahankan identitas kampung bobung, truk mainan produksi kami tetap dilukis dengan beragam motif batik,” jelas dia.
Hal tak jauh berbeda diungkapkan oleh pengrajin lainnya, Surono. Sejak ia menggeluti kerajinan baru ini produknya sudah dikirim ke berbagai kota Jawa Tengah dan Jawa Timur, seperti Kediri, Magelang, cilacap, dan Temanggung. Harga yang dipatok terjangkau tergantung ukuran truk.
“Satu truk batik ukuran standar, biasanya kita jual dengan harga Rp 50 ribu sampai ratusan ribu,” jelas dia.
Untuk awal pembuatan setiap bulan mengirimkan 400 sampai 500 unit truk. Saat ini menurun menjadi 100 unit perbulannya.
“Kedepan sudah saya persiapkan jika truk sudah turun permintaanya sudah saya persiapkan untuk membuat mainan yang lain seperti bis. Sudah saya persiapkan konsepnya,” kata Surono.
-
Pemerintahan2 minggu yang lalu
Bupati Endah Harapkan Tradisi Urbanisasi Mulai Berkurang
-
Pemerintahan1 minggu yang lalu
Akhirnya Gunungkidul Akan Kembali Punya Bioskop
-
Sosial4 minggu yang lalu
Istri Wakil Bupati Gunungkidul Dilantik Jadi Ketua Tim Penggerak PKK, Ini Hal yang Akan Dilakukan
-
film2 minggu yang lalu
Diputar Bertepatan Momen Lebaran, Film Komang Ajak Rayakan Perbedaan
-
bisnis4 minggu yang lalu
PT Railink Raih Penghargaan 7th Top Digital Corporate Brand Award 2025
-
Uncategorized3 minggu yang lalu
Milad ke 12, Sekolah Swasta Ini Telah Raih Ribuan Prestasi
-
bisnis3 minggu yang lalu
Hadirkan Zona Baru, Suraloka Interactive Zoo Siap Berikan Pengalaman Interaktif dan Edukatif
-
bisnis3 minggu yang lalu
Sambut Lebaran 2025, KAI Bandara Beri Diskon Tiket dan Pemeriksaan Kesehatan Gratis
-
bisnis4 minggu yang lalu
Catat Kinerja Positif di Tahun 2024, WOM Finance Berhasil Tingkatkan Aset 4,68 Persen
-
Peristiwa3 minggu yang lalu
Jelang Lebaran, Polisi Himbau Warga Waspadai Peredaran Uang Palsu
-
Peristiwa2 minggu yang lalu
Kebakaran di Rongkop, Bangunan Rumah Hingga Motor Hangus Terbakar
-
bisnis3 minggu yang lalu
Jelang Idulfitri, Daop 6 Yogyakarta Bagi 250 Paket Sembako kepada Para Porter