Politik
Hanya Bermodal Ratusan Ribu Untuk Kampanye, Petani Cabe Ini Terpilih Jadi Anggota DPRD DIY
Karangmojo, (pidjar-com-525357.hostingersite.com)–Kerasnya persaingan dunia politik dalam ajang pesta demokrasi Pemilu 2019 telah memaksa banyak caleg merogoh sakunya dalam-dalam demi mewujudkan impian duduk sebagai wakil rakyat di DPR RI, DPRD Provinsi maupun DPRD Kabupaten. Tak jarang banyak calon anggota dewan yang terpaksa menjual harta atau juga mengajukan pinjaman demi membayar biaya politik yang mahal ini. Namun demikian, walaupun sudah keluar dana hingga ratusan juta bahkan hingga miliaran rupiah, tidak sedikit caleg yang terpeleset dan akhirnya gagal terpilih sebagai legislator.
Image untuk menjadi caleg harus berkantong tebal sudah mendarah daging di kalangan masyarakat. Seorang caleg harus melakukan sosialisasi ke masyarakat, selain itu pengadaan alat peraga kampanye seperti banner, baliho dan lain-lainnya membuat banyak calon wakil rakyat mengeluarkan dana yang tak sedikit.
Namun hal ini tidak berlaku bagi Heri Dwi Haryono (52), warga Wiladeg, Kecamatan Karangmojo. Sosok petani cabe ini justru terpilih sebagai anggota DPRD DIY walaupun hanya bermodal cekak. Bahkan Heri mengaku hanya menyediakan 2 box contoh surat suara yang nominalnya ratusan ribu rupiah saja untuk alat peraga kampanye dirinya dan dibagikan ke masyarakat. Maklum, sebagai petani cabe, Heri tak memiliki modal banyak untuk membeli suara konstituen ataupun keliling Kabupaten Gunungkidul guna mensosialisasikan program-programnya.
“Yang saya maksimalkan adalah jalinan hubungan kedekatan dengan 13 kelompok minoritas yang telah bertahun tahun saya bina. Mereka mempercayakan amanah ke pundak saya agar diperjuangkan kelak,” terang Heri Dwi Haryono.
Meski hanya berlatar belakang petani cabe, Heri Dwi Haryono ternyata memiliki segudang pengalaman organisasi. Sejak menjadi mahasiswa tahun 1988, dia sudah berkecimpung di dunia politik. Bahkan dia pun pernah menjadi wartawan tabloid pada era orde baru. Namun lantaran dinilai sering mengkritisi pemerintah orde baru, media massa tempatnya mengais nafkah dibreidel pemerintah. Heri pun pulang kampung dan kemudian menjadi kader PDI Perjuangan.
“Tahun 2004 saya terpilih sebagai anggota DPRD Gunungkidul selama satu periode. Gagal di periode selanjutnya membuat saya banting setir menjadi petani cabe dan itu terus saya lakukan hingga saat ini,” katanya.
Heri tidak menampik jika dunia politik telah membentuk masyarakat bermental kapitalis, di mana jika caleg tidak mau keluar duit tidak akan dipilih. Aroma kerasnya persaingan harus dihadapi seorang calon anggota dewan, tak hanya dari lawan politik namun juga sesama caleg di internal partai yang sama.
“Namun saya meyakini ada 40% lebih masyarakat yang tidak bisa dibeli suaranya dengan uang. Nah celah itulah yang saya manfaatkan, pada intinya sejak jauh-jauh hari saya telah menanamkan kepercayaan kepada konstituen,” jelasnya.
Sebagai Sekretaris Bapilu Partai Nasdem Gunungkidul, Heri banting tulang mengkampanyekan Nasdem ke seluruh pelosok. Niatnya hanya satu, membesarkan nama Nasdem agar kian dikenal masyakarakat luas. Kalau harus keluar uang puluhan hingga ratusan juta rupiah Heri mengaku tidak punya. Modalnya hanya tekad dan kepercayaan diri bahwa apa yang dilakukan itu demi membesarkan nama partai.
Setiap ada bencana alam, dia selalu tampil di depan dalam membantu rakyat kecil. Modalnya bukan dari kantong pribadi, tetapi sekedar menyalurkan sumbangan dari para dermawan kepada yang berhak menerima.
Jerih payahnya membangun hubungan kekerabatan seperti bedah rumah warga miskin berbuah manis, Heri mengantongi 4504 suara dalam Pemilu 2019. Angka 4504 itu ternyata menduduki ranking kedua di internal Partai Nasdem untuk duduk di DPRD DIY.
Bukan kebetulan pula jika tahun 2019 ini, suara Nasdem di Gunungkidul melonjak sangat tinggi. DPD Nasdem Gunungkidul sukses mendudukkan 9 kader di DPRD Kabupaten Gunungkidul dan imbasnya suara untuk DPRD DIY juga ikut terdongkrak dengan mendudukkan 2 wakil rakyat dan 1 wakil untuk DPR RI dari dapil DIY.
Sementara itu diungkapkan Agustinus Sujatmo, Ketua Bapilu Nasdem Gunungkidul, kesuksesan Heri Dwi Haryono merebut 1 kursi DPRD DIY layak diteladani seluruh kader partai besutan Surya Paloh ini. Dia menilai tidak selamanya yang bermodal besarlah yang akan terpilih menjadi wakil rakyat.
“Heri ini orangnya ringan tangan, dia selalu siap membantu siapapun kader Nasdem yang membutuhkan bantuannya. Di mana ada caleg Nasdem turun sosialisasi kepada warga, Heri biasa turun sebagai juru kampanye sebab mengemban amanat partai sebagai Bapilu. Imbasnya Heri juga mendapatkan limpahan suara tidak sedikit dari basis suara Nasdem,” jelas Agus.
Agustinus menambahkan, kemenangan Heri Dwi Haryono sekaligus membuktikan bahwa masih banyak masyarakat yang suaranya tidak bisa dibeli dengan uang. Artinya ada harapan muncul wakil rakyat yang benar benar merakyat.
-
Pemerintahan3 minggu yang lalu
50 Kilometer Jalan Kabupaten di Gunungkidul Beralih Status
-
Pemerintahan7 hari yang lalu
Pemkab Gunungkidul Naikkan Gaji Pamong dan Staf Kalurahan
-
Olahraga3 minggu yang lalu
Mengenal Hamam Tejotioso, Pembalap Cilik Gunungkidul yang Mulai Ukir Prestasi
-
Pemerintahan2 minggu yang lalu
Angka Kemiskinan di Gunungkidul Masih 15,18%
-
bisnis4 minggu yang lalu
Grafik Perjalanan Kereta Api Selesai Difinalisasi, Pemesanan Tiket KA Februari 2025 Mulai Dibuka Bertahap
-
Pemerintahan1 minggu yang lalu
Gunungkidul Ajukan Tambahan Vaksin PMK 20 Ribu Dosis
-
Hukum3 minggu yang lalu
Kasus Penyalahgunaan Tanah Kas Desa, Lurah Sampang Ditahan
-
Pemerintahan3 minggu yang lalu
PMK Kembali Merebak di Gunungkidul, 43 Sapi Suspek Mati Mendadak
-
Hukum1 minggu yang lalu
Curi 5 Potong Kayu, Warga Panggang Terancam 5 Tahun Penjara
-
Pendidikan2 minggu yang lalu
SMA Muhammadiyah Al Mujahidin Siap Melaju ke Tingkat Nasional Ajang OMBN 2025
-
bisnis4 minggu yang lalu
Diproyeksi Ada Kenaikan 47 Ribu Penumpang Hari Ini, PT KAI Daop 6 Yogyakarta Himbau Penumpang Jaga Barang Bawaannya
-
bisnis3 minggu yang lalu
Jazz Menggema di Stasiun Yogyakarta, Ratusan Penumpang Nyanyi Bareng Maliq & D’Essentials