fbpx
Connect with us

Pemerintahan

Hasil Lab Keluar, Belasan Warga Dari 2 Kapanewon Positif Terpapar Anthraks

Diterbitkan

pada

BDG

Wonosari,(pidjar.com)–Balai Besar Penelitian Veteriner (BBLiVet) Bogor dan Dinas Kesehatan Kabupaten Gunungkidul merilis adanya 12 orang yang positif terjangkit anthraks. Namun begitu, saat ini, kondisi warga tersebut terpantau baik dan sehat. Kepada para warga ini juga tidak dilakukan pembatasan aktifitas lantaran penyakit ini tidak menular dari manusia ke manusia. Kendati demikian pemantauan terus dilakukan selama masa inkubasi guna mencegah hal-hal yang tidak diinginkan.

Kepala Dinas Kesehatan Gunungkidul, Dewi Irawaty mengungkapkan, pihaknya telah menerima hasil uji laboratorium dari BBLitVet Bogor. Dari 26 orang yang diambil sampelnya karena menunjukkan gejala anthraks, 12 orang diantaranya dinyatakan positif anthraks. Dia jelaskan lebih lanjut, untuk sebaran warga yang positif anthraks tersebut yaitu 7 orang dari Kapanewon Gedangsari dan 5 orang dari Kapanewon Ponjong.

Berita Lainnya  Jelang Ramadhan, Pemkab Pastikan Stok Minyakita Aman

Selama kasus ini muncul, ada 26 orang yang dilakukan pemantauan kondisinya karena mengalami gejala layaknya anthraks. Namun hasil dari uji laboratorium, 14 diantaranya negatif penyakit zoonosis tersebut.

“Hasilnya sudah keluar, sebanyak 12 orang dinyatakan positif. Tapi mereka dalam kondisi baik, sehat,” terang Dewi Irawaty, Kamis (10/02/2022).

Pemantauan kondisi terhadap mereka yang positif dan bergejala sendiri dilakukan selama 60 hari atau 2 kali masa inkubasi yang telah ditetapkan. Hal ini dilakukan untuk memastikan bagaimana perkembangan kondisi mereka, apakah gejala yang ada semakin meluas atau kemudian sembuh seiring dengan penanganan yang dilakukan.

“Tetap dipantau tapi tidak ada pembatasan aktifitas mereka. Penyakit ini hanya menular dari hewan ke manusia tidak manusia ke manusia,” terang Dewi.

Pemerintah sendiri menghimbau masyarakat untuk tidak panik karena upaya penangulangan terus dilakukan. Dewi menghimbau, saat hendak mengonsumsi daging, dipastikan terlebih dahulu kualitasnya. Kemudian jika terdapat ternak mati mendadak, tidak disembelih dan dikonsumsi melainkan dikubur dan melaporkan kejadian tersebut ke petugas.

Berita Lainnya  Bakal Mulai Diedarkan, Gas 3 Kilogram Non Subsidi Diharapkan Jadi Solusi Kelangkaan Gas Melon

Sebagaimana diberitakan sebelumnya, sejak pertengahan Desember sampai dengan Februari ini total ada 17 ternak di Gunungkidul yang mati. Adapun berdasarkan hasil laboratorium BBVet Wates belum semuanya turun. Sementara baru 2 sapi dan seekor kambing di Kalurahan Gombang yang dinyatakan positif anthrak, dan di Hargomulyo hanya 1 sapi.

Pengguyuran cairan formalin di kandang, pemberian antibiotik pada ternak di zona merah dan zona terdekat terus diberikan. Nantinya jika tanah atau kandang sudah negatif anthraks akan segera dilakulan pengecoran, sedangkan untuk vaksin anthraks juga akan segera dilakukan oleh petugas.

“Kalau untuk vaksin nantinya dilakukan di zona tertular dan di zona terancam,” papar drh. Retno Widyastuti, Kepala Bidang Kesehatan Hewan, Dinas Peternakan dan Kesehatan Hewan Gunungkidul.

Beberapa waktu lalu, hasil dari pendataan sementsra yang dilakukan, ada sekitar 1.100 ternak di dua Kalurahan tersebut yang nantinya akan diberikan vaksinasi. Saat ini aktifitas keluar masuk ternak di zona merah tidak diperkenankan oleh oemerintah, hal ini untuk meminimalisir terjadinya hal-hal yang tidak diinginkan.

Berita Lainnya  Panen Ubi Kayu di Gunungkidul Melimpah Ruah, Pemerintah Waspadai Jatuhnya Harga

Iklan
Iklan

Facebook Pages

Iklan

Pariwisata

Berita Terpopuler