fbpx
Connect with us

Sosial

Hasil Swab Negatif, Warga Nglipar Ucap Syukur dengan Cukur Gundul

Diterbitkan

pada

BDG

Nglipar,(pidjar.com)–Warga Padukuhan Kedungranti, Desa Nglipar, Kecamatan Nglipar tengah merasakan suka cita yang luar biasa. Mereka tengah bahagia karena hasil swab sejumlah warga telah keluar dan dinyatakan  negatif dari virus Covid 19. Sebagai bentuk rasa syukur atas warganya yang bebas dari virus ini, sejumlah tokoh masyarakat mengekspresikan kebahagiaan mereka dengan mencukur gundul rambut mereka.

Dukuh Kedungranti, Tukiyarno menceritakan, salah seorang warganya beberapa pekan lalu meninggal dunia di rumah sakit. Setelah meninggal, hasil swab lansia tersebut diketahui positif corona. Dari situ medis bergerak untuk melakukan rapid test terhadap puluhan warga yang pernah berinteraksi atau kontak langsung.

Dari 32 orang yang dirapid test 8 diantaranya menunjukkan reaktif. Setelah hasil tersebut keluar mereka dengan penuh kesadaran melakukan karantina mandiri. Kemudian juga dilakukan pengecekan dan pengawasan secara berkala oleh petugas medis dan dari masyarakat.

Hal itu dilakukan untuk memastikan 8 orang yang reaktid tersebut tetap disiplin dan tidak melakukan kegiatan di luar rumah. Masyarakat pun bahu membahu dalam pemenuhan kebutuhan mereka.

“Delapan orang itu 2 kali rapid tes menunjukkan hasil reaktif. Kemudian dilakukan swab baru tanggal 25 kemarin hasilnya keluar,” kata Tukiyarno, Selasa (26/05/2020).

Pagi kemarin hasil swab dari 8 warga telah keluar dan mereka dinyatakan negatif Corona. Sujud syukur kemudian dilakukan oleh masing-masing warga. Suka cita itu sejak kemarin diluapkan, pasalnya hasil itulah yang ditunggu-tunggu oleh seluruh warga Kedungranti. Untuk meluapkan rasa bahagia itu, kemarin ada yang membuat syukuran dengan memasak ayam ingkung dan beberapa cara lainnya.

Berita Lainnya  Klaster Keluarga di Playen, 5 Orang Anggota Keluarga Positif Covid19

Dukuh, ketua RT dan sejumlah tokoh lain pun juga turut bersyukur atas hasil itu. Para tokoh bahkan rela mencukur gundul rambut mereka sebagai pemenuhan nadzar mereka. Ada sekitinya 7 tokoh masyarakat yang pagi tadi mencukur gundul rambutnya. Bertempat di depan balai dusun, mereka berjajar dengan jarak tertentu, secara bebarengan rambut mereka dicukur habis.

Tak hanya itu, mereka juga membentangkan sejumlah kertas bertuliskan semangat bagi petugas medis yang tengah berjuang menangani pasien positif corona maupun reaktif rapid test.

“Cukur gundul ini dilakukan para tokoh masyarakat termasuk saya. Ya sebagai ucapan syukur saja, bahagia itu pasti to warga kita bebas dari virus yang tengah berkembang di mana-mana ini,” ucap Tukiyarno.

Sebagai bentuk syukur itu memang tidak melibatkan 8 orang yang negatif swab tersebut. Pasalnya mereka masih harus menjalani karantina mandiri meski telah dinyatakan swab. Lebih lanjut ia mengungkapkan, tidak hanya 8 orang itu yang aktifitasnya terbatas. Melainkan 108 KK di 2 RT pun juga sempat tersendat aktifitasnya. Mereka seolah dibeda-bedakan atau dijauhi dari masyarakat luas, seolah menjadi momok penyebaran covid 19.

Berita Lainnya  Jumlah Pemudik Telah Tembus 10.000 Orang, Wakil Bupati Minta Bantuan Para Orang Tua

“Selepas adanya warga meninggal dan kala itu hasil swabnya dinyatakan positif maka warga kami mendapatkan perlakuan yang berbeda jika keluar rumah atau padukuhan,” jelasnya.

Kondisi ini membuat tekanan tersendiri. Masyarakat kemusian secara sadar menerapkan protokol kesehatan sesuai dengan anjuran pemerintah. Memakai masker, cuci tangan, jaga jarak, bahkan keluar rumah hanya seperlunya saja. Wujud syukur yang diekspresikan dengan beragam kegiatan itu juga sebagai upaya pengembalian kepercayaan masyarakat luas jika warga Kedungranti dalam kondisi baik-baik saja.

“Jangan sampai warga kami mendapat perlakuan yang berbeda, seolah dijauhi dan lainnya. Kita dalam kondisi baik hasil swab pun juga menyatakan negatif. Jadi ini bentuk untuk meyakinkan orang diluar jika kita sehat,” tambahnya.

Harapan besarnya, masyarakat secara terbuka menerima orang yang dinyatakan reaktif rapid test maupun positif corona. Justru semangatlah yang penting diberikan, bukan dijauhi atau bahkan dikucilkan.

Berita Lainnya  Pusat Perbelanjaan dan Kuliner Menjamur di Kawasan Kota Wonosari

“Jauhi virusnya jangan jauhi orangnya. Jangan takut dan panik, kalau yang reaktif atau positif ya harus sadar diri terbuka dan melakukan protokol kesehatan. Kita harus saling menghormati dan menghargai,” tutupnya.

Iklan
Iklan

Facebook Pages

Iklan

Pariwisata

Berita Terpopuler