Sosial
Membahas Pemetaan Untuk Cari Solusi Konflik Warga Dengan Monyet Yang Tak Kunjung Usai
Wonosari, (pidjar-com-525357.hostingersite.com)–Gangguan monyet ekor panjang di lahan pertanian warga wilayah selatan Gunungkidul masih menjadi persoalan untuk diselesaikan. Gangguan tersebut tak jarang menimbulkan konflik antara manusia dengan hewan serta kerugian karena tanaman pertanian yang rusak diganggu monyet ekor panjang.
Pegiat Sosial dan Lingkungan Bentara Papua, Imam Setiawan, menyampaikan, perlu adanya pemetaan partisipatif yang dilakukan pemerintah daerah, kalurahan, serta masyarakat yang terdampak gangguan monyet ekor panjang. Menurutnya, secara umum, pemetaan dapat digunakan untuk berbagai hal sesuai dengan temanya. Jika dikaitkan dengan gangguan monyet ekor panjang ke lahan pertanian, pemetaan dapat dilakukan untuk menggali informasi serta mencari solusi yang terbaik.
“Ada dari masyarakat, pemerintah, lembaga atau komunitas. Nah bagaimana itu semua bisa berkolaborasi memecahkan masalah selama ini. Misalnya kasusnya yang dihadapi gangguan monyet, untuk pemetaan partisipatif ini bagaimana untuk konservasinya dengan melibatkan pihak yang dirugikan,” ucapnya, Jumat (07/01/2022).
Dengan pemetaan yang dilakukan, dapat diidentifikasi waktu gangguan monyet muncul, wilayah mana saja, kerugian yang muncul, yang dapat sebagai acuan dalam merumuskan meminimalisir gangguan monyet sehingga tidak menimbulkan asumsi-asumsi yang dapat mengganggu habitat monyet. Ia menambahkan, perlu langkah panjang dalam upaya pemetaan partisipatif di masyarakat. Menurutnya, Pemerintah daerah ataupun Kalurahan perlu turut andil dalam pemetaan tersebut dengan sepenuhnya melibatkan masyarakat yang terdampak.
“Tahap awal kan masyarakat belum juga memahami secara mendalam, dan yang terpenting selalu melibatkan masyarakat. Pengetahuan justru yang banyak dari masyarakat untuk mencari solusi gangguan monyet,” terang dia.
Ia menilai, Pemerintah Kalurahan perlu mulai melakukan pemetaan partisipatif untuk mengetahui informasi dan merencanakan pembangunan yang sesuai dengan karakteristiknya.
“Wilayah desa harusnya kan punya peta, nah itu diperkaya informasi yang didalami. Sehingga kita bisa tahu, mengidentifikasi, dan merencanakan pembangunan kedepan berdasarkan peta. Misalkan kita tahu kalau daerah sini wilayah bermainnya monyet, tidak mungkin kita membuat pembangunan perencanaan desa di wilayah itu karena akan mengganggu habitat monyet,” jelasnya.
“Itu penting untuk berkolaborasi memberikan input dari pemetaan yang dilakukan dari desa-desa bisa dimasukkan rencana tata ruang desa atau lebih tinggi rencana tata ruang daerah,” pungkasnya.
-
Sosial1 minggu yang lalu
Momen Sunaryanta Menyamar Untuk Nonton Karnaval HUT Gunungkidul
-
Olahraga4 minggu yang lalu
PON XXI Aceh, PDBI Gunungkidul Sabet Juara Umum 2
-
Sosial1 minggu yang lalu
Hari Jadi ke 194, Gunungkidul Night Carnival Jadi Momen Tingkatkan Ekonomi dan Eksistensi Kesenian
-
Olahraga4 minggu yang lalu
Kejurkab Gunungkidul, Ganeksa Bhumikarta Rebut Gelar Juara Putra
-
Uncategorized4 minggu yang lalu
Tertabrak Fortuner, Pemotor di Gunungkidul Terseret 20 Meter Hingga Tewas
-
Pemerintahan3 hari yang lalu
Digelontor Anggaran 1,29 Miliar, Wakil Ketua DPRD Gunungkidul Akan Terima Mobil Dinas Baru
-
Pemerintahan4 minggu yang lalu
Ratusan Kilometer Jalan Rusak, Pemerintah Usulkan Perubahan Status di Sejumlah Titik
-
Hukum3 minggu yang lalu
Sempat Disekap di Rumah Kosong, Siswi 11 Tahun Dicabuli Pemuda Bejat
-
Sosial4 minggu yang lalu
Ardi di Depan Umat Katholik: Hanya di Era Sunaryanta Insiden SARA Tak Pernah Terjadi
-
Olahraga1 minggu yang lalu
Ganeksa Bhumikarta Lolos ke Divisi 1 Livoli Nasional
-
Pemerintahan4 hari yang lalu
Berikut Nama-nama Pimpinan DPRD Gunungkidul Periode 2024-2029
-
Politik1 minggu yang lalu
Rekomendasi DPP PDIP Turun, Pimpinan Definitif DPRD Gunungkidul Segera Dibentuk