Sosial
Hidup Miskin, Ribuan Perempuan Gunungkidul Jadi Tulang Punggung Utama Keluarga





Wonosari,(pidjar-com-525357.hostingersite.com)–Pendataan dan penanganan terhadap penyandang masalah Perempuan Rawan Sosial Ekonomi (PRSE) dilakukan oleh Dinas Sosial Kabupaten Gunungkidul. Hal ini perlu dilakukan agar para perempuan, khususnya yang berasal dari kalangan keluarga kurang mampu dapat memiliki sumber ekomoni secara mandiri. Tercatat saat ini ada ribuan PRSE di Gunungkidul yang telah mendapatkan penanganan dari pemerintah.
Sekretaris Dinas Sosial Gunungkidul, Wijang Eka Aswana mengungkapkan, tahun 2020 ini, tercatat masih ada 3948 perempuan yang masuk kategori rawan sosial ekonomi. Bedasarkan kriteria yang ada, seorang perempuan masuk dalam kategori ini lantaran mereka menjadi satu-satunya orang tua yang mengurus keluarganya. Mereka menjadi tulang punggung keluarga dengan keterbatasan ekonomi yang ada.
“Mayoritas adalah single parent dengan kondisi ekonomi yang kurang kecukupan atau miskin,” ujar Wijang, Selasa (25/02/2020).
Dinas Sosial sendiri memberikan program pendampingan pada mereka yang masuk dalam kategori ini. Mulai dari pemberian permodalan, bimbingan usaha ekonomi produktif sampai dengan pembentukan kelompok usaha ekonomi produktif keluarga miskin.
Terbukti dengan adanya program-program ini, para perempuan mampu berdiri mandiri dengan usaha mereka yang berkecimpung di bidang olahan makanan, kerajinan dan beberapa jenis pemberdayaan lainnya.



“Bantuan terus kami upayakan. Pendataan pun juga jadi mereka yang sudah mandiri terus dipantau dan diarahkan untuk memberikan pekerjaan bagi PRSE yang lainnya,” imbuh dia.
Harapannya, dengan program pemberdayaan ini dapat meningkatkan perekonomian, di sisi lain juga membantu pemerintah dalam menuntaskan kemiskinan yang ada di wilayah Gunungkidul. Untuk PRSE ini pemerintah juga berupaya terus menguranginya.
Beberapa dari kelompok ini telah bekerjasama dengan instansi lainnya untuk mengembangkan kemampuan mereka. Salah satu lembaga yang dibentuk adalah perempuan kepala keluarga (Pekka). Mereka memiliki komunitas sendiri dan memiliki usaha ataupun kegiatan bersama.
“Ndak perlu minder toh mereka mendapatkan uang dari jerih payah mereka sendiri. Yang sudah aktif yakni kelompok di Karangmojo dan Nglipar. Berbagai kegiatan dan pelatihan terus diikuti,” pungkasnya.
-
Olahraga5 hari yang lalu
Mengenal Demon Pratama, Pemuda Gunungkidul yang Masuk Timnas Bola Pantai Indonesia
-
Sosial4 minggu yang lalu
Gilang dan Salma Dinobatkan Sebagai Dimas Diajeng Gunungkidul 2025
-
Pemerintahan5 hari yang lalu
Bupati Copoti Reklame Tak Berizin yang Bertebaran di Gunungkidul
-
Sosial4 minggu yang lalu
Festival Umuk Kampung, Merayakan Kelestarian Kota dengan Merawat Tradisi
-
film4 minggu yang lalu
LSB PP Muhammadiyah Luncurkan Film “Djuanda: Pemersatu Laut Indonesia”
-
Hukum2 minggu yang lalu
TNI dan Satgas PKH: Garda Terdepan dalam Penegakan Hukum Perkebunan Sawit Ilegal
-
Pemerintahan3 minggu yang lalu
Bupati Endah Soroti Banyaknya Kasus Perselingkuhan yang Melibatkan ASN
-
Sosial3 minggu yang lalu
Purna Tugas, Mantan Bupati Sunaryanta Pulang dengan Berlari 8 Km
-
Hukum2 minggu yang lalu
Terlibat Kasus Pemyimpangan TKD Sampang, Dirut Perusahaan Tambang Resmi Ditahan
-
Peristiwa3 minggu yang lalu
Seorang Penambang Batu Meninggal Usai Tertimpa Runtuhan Batu Besar
-
Pemerintahan3 minggu yang lalu
MBG di Gunungkidul Tetap Berjalan Selama Ramadhan, Berikut Menu yang Akan Dibagikan
-
Sosial4 minggu yang lalu
Kemen PPPA dan XL Axiata Luncurkan Program Pelatihan Keterampilan Pasca Bebas dari Lapas