Sosial
Hingga Bulan Mei, Sudah Belasan Orang Warga Gunungkidul Lakukan Aksi Bunuh Diri






Wonosari,(pidjar-com-525357.hostingersite.com)–Kasus gantung diri masih terus ditemukan di Kabupaten Gunungkidul. Hingga pertengahan bulan kelima pada tahun 2022 ini, tercatat sudah ada belasan warga Gunungkidul yang mengakhiri hidupnya dengan melakukan aksi bunuh diri. Dari jumlah tersebut, hampir seluruhnya menggunakan metode gantung diri.
Berdasarkan data dari Polres Gunungkidul, hingga bulan Mei ini, sudah ada 12 kasus bunuh diri di Gunungkidul. Dari jumlah tersebut, 11 orang melakukan aksi gantung diri sementara 1 orang lainnya menceburkan diri ke dalam sumur.
Kejadian terbaru sendiri adalah pada akhir pekan silam. Secara berturut-turut pada Sabtu (14/05/2022) dan Minggu (15/05/2022) kemarin, terdapat 2 warga Gunungkidul yang meninggal dunia karena gantung diri.
Pada hari Sabtu, seorang pria berusia 80 an tahun warga Kapanewon Saptosari ditemukan meninggal dunia dalam kondisi tergantung. Kemudian di hari berikutnya, seorang perempuan berusia 50 an tahun warga Kapanewon Semin juga ditemukan gantung diri.
“Total selama 5 bulan terakhir ini ada 11 orang warga Gunungkidul yang melakukan gantung diri,” kata Kasubbag Humas Polres Gunungkidul, AKP Suryanto, Jumat (20/05/2022).







Sementara itu, Wakil Ketua Yayasan Inti Mata Jiwa (IMAJI) Kabupaten Gunungkidul, Sigit Purnomo mengungkapkan, gantung diri merupakan permasalahan yang harus segera ditangani dan melibatkan seluruh pihak. Baik dari masyarakatnya sendiri maupun dari pemerintah. Melihat kejadian beberapa bulan terakhir, diakuinya bahwa secara angka memang lebih banyak jika dibandingkan dengan periode yang sama pada tahun lalu.
Kendati demikian, pihaknya belum bisa memprediksi apakah jumlah gantung diri di Gunungkidul akan mengalami penurunan atau bahkan jumlahnya lebih banyak jika dibandingkan dengan tahun-tahun sebelumnya.
“Tahun 2021 lalu ada 38 kasus bunuh diri di Gunungkidul, nah tahun ini kami tidak bisa prediksi. Kalau harapannya memang semua melakukan pencegahan, agar permasalahan ini dapat ditekan,” jelasnya.
Berdasarkan pengamatan pihaknya, kejadian gantung diri di Gunungkidul sendiri memiliki pola setiap tahunnya. Pada tiga bulan sampai empat bulan pertama biasanya kasus gantung diri di Gunungkidul tinggi. Kemudian mulai turun di bulan Juni sampai Agustus. Kejadian sendiri kembali naik pada bulan-bulan akhir tahun.
Ia jelaskan lebih lanjut, ada tiga kategori yang memiliki resiko tinggi melakukan tindakan tersebut, diantaranya lansia hidup sebatang kara, orang dalam masalah (ekonomi, sosial, dan lainnya), serta orang yang sudah pernah melakukan percobaan bunuh diri.
“Lingkungan terdekat, pemerintah, dan pihak ketiga memiliki peranan penting dalam pencegahan,” tutupnya.
-
Pemerintahan2 minggu yang lalu
Bupati Endah Harapkan Tradisi Urbanisasi Mulai Berkurang
-
Pemerintahan1 minggu yang lalu
Akhirnya Gunungkidul Akan Kembali Punya Bioskop
-
film2 minggu yang lalu
Diputar Bertepatan Momen Lebaran, Film Komang Ajak Rayakan Perbedaan
-
bisnis4 minggu yang lalu
PT Railink Raih Penghargaan 7th Top Digital Corporate Brand Award 2025
-
Uncategorized3 minggu yang lalu
Milad ke 12, Sekolah Swasta Ini Telah Raih Ribuan Prestasi
-
bisnis3 minggu yang lalu
Hadirkan Zona Baru, Suraloka Interactive Zoo Siap Berikan Pengalaman Interaktif dan Edukatif
-
bisnis3 minggu yang lalu
Sambut Lebaran 2025, KAI Bandara Beri Diskon Tiket dan Pemeriksaan Kesehatan Gratis
-
Peristiwa3 minggu yang lalu
Jelang Lebaran, Polisi Himbau Warga Waspadai Peredaran Uang Palsu
-
bisnis4 minggu yang lalu
Catat Kinerja Positif di Tahun 2024, WOM Finance Berhasil Tingkatkan Aset 4,68 Persen
-
Peristiwa2 minggu yang lalu
Kebakaran di Rongkop, Bangunan Rumah Hingga Motor Hangus Terbakar
-
Pemerintahan2 minggu yang lalu
Puluhan Sapi di Gunungkidul Mati Diduga Karena Antraks
-
Pemerintahan2 minggu yang lalu
Pemeriksaan Selesai, Bupati Segera Jatuhkan Sanski Terhadap 2 ASN yang Berselingkuh