fbpx
Connect with us

Sosial

Hingga Usia 4 Tahun Tak Kunjung Bisa Bicara, Dzakira Butuh Bantuan Alat Bantu Pendengaran

Diterbitkan

pada

BDG

Wonosari,(pidjar.com)–Sekilas memang tidak ada yang terlihat aneh dari tubuh Dzakira Talita Zahara, bocah berusia 4 tahun warga Padukuhan Siyono Kulon, Desa Logandeng, Kecamatan Playen ini. Namun di balik itu semua, ia memiliki kekurangan pada indera pendengarannya. Sehingga sampai dengan saat ini, dirinya tidak bisa berbicara layaknya bocah pada umumnya.

Dzakira sendiri merupakan bocah yang tergolong aktif. Secara fisik seluruh tubuhnya memang tidak memiliki cacat. Dengan rambut lurus sebahu, ia nampak cantik. Namun begitu, dirinya hanya bisa menjerit sembari menunjuk sesuatu jika ia mempunyai keinginan.

Diungkapkan oleh ibunya, Yuni Astanti (38), masalah pendengaran yang diderita oleh Dzakira baru diketahui setelah Dzakira menginjak usia 2 tahun. Kejanggalan itu lantaran sampai dengan usianya tersebut putri kesayangannya belum dapat mengucap sepatah kata pun.

Berita Lainnya  Terdeteksinya Komunitas LGBT di Gunungkidul, Dari Medsos Hingga Anggota Yang Terinfeksi HIV/AIDS

“Pernah bisa bilang makan gitu sekali dua kali dulu, setelah itu tidak pernah lagi. Makanya kami curiga,” kata Yuni, Jumat (15/02/2019).

Dalam merawat Dzakira sendiri, kedua orang tuanya harus ekstra sabar. Bagaimana tidak, mereka harus berbicara dengan suara keras dan dekat dengan telinga untuk meberikan pemahaman kepada putri keduanya itu. Kadang kala, apa yang diucapkan orang tuanya tidak bisa diterima dengan baik oleh Dzakira.

“Memang harus dekat, kadang dia kalau malam rewel saat apa yang dia mau dengan apa yang kami lakukan tidak sesuai,” kata dia.

Sebagai orang tua, bersama dengan suaminya Dwi Ratno (38), Yuni kemudian membawa Dzakira ke rumah sakit. Setelah dilakukan pemeriksaan, dokter menyatakan bahwa Dzakira tidak bisa mendengar, sehingga hal itu berdampak Dzakira susah untuk berbicara.

Berita Lainnya  Lebih Dari Separuh Masyarakat DIY Bermain Sosmed, Jadi Sasaran Empuk Peredaran Isu Hoax

“Kata dokter yang menangani, putri saya tidak bisa mendengar. Sehingga dia tidak bisa berbicara,” kata dia.

Untuk dapat mendengar, menurut dokter Dzakira haruslah menggunakan alat bantu dengar. Namun, saat itu lantaran keterbatasan biaya, alat bantu dengar yang disarankan dokter belum mampu terbeli.

“Pertamanya kaget, dikasih tahu dokter kalau harga alat dengar itu harganya Rp 30 juta. Kita tidak mampu beli, saya hanya ibu rumah tangga, bapaknya juga baru merintis usaha jualan,” ucap Yuni.

Karena keterbatasan biaya tersebut, mereka berinisiatif untuk membawa Dzakira ke berbagai pengobatan alternatif. Akan tetapi hingga saat ini, mereka belum juga menemukan solusi.

“Setiap orang bilang di sana bisa di sana bisa, kita pergi kita cari pengobatan alternatif tetapi belum juga berhasil,” imbuh sang ayah, Dwi.

Di usia Dzakira yang hampir menginjak bangku sekolah, kedua orang tuanya berharap ada solusi alternatif bagi kesembuhan Dzakira. Sebab, menurut mereka putri kesayangannya itu memiliki bakat dan cukup cerdas.

Berita Lainnya  Dipicu Hamil di Luar Nikah, Trend Pernikahan Dini Meningkat 100% Selama Pandemi

“Kalau mewarnai itu dia bisa, malah bagus. Tapi kalau tidak bisa mendengar dan bicara kami khawatir dia tidak bisa sekolah seperti anak yang lain,” kata Dwi.

Kedua orang tua itu pun berharap kepada siapapun untuk bisa membantu dalam penyembuhan Dzakira. Sehingga, putrinya itu dapat menjalani kehidupan normal layaknya bocah lainnya.

“Kami berharap ada bantuan, bukan berarti lantas kami meminta uang. Tapi kalau ada alat bantu dengar yang sesuai kebutuhan anak kami malah akan sangat bermanfaat. Bantuan akan sangat berguna bagi masa depan anak kami,” ungkap dia.

Iklan
Iklan

Facebook Pages

Iklan

Pariwisata

Berita Terpopuler