Sosial
Investor Kakap Akan Bangun Taman Safari Panggang, Datangkan Hewan Dari Afrika






Wonosari,(pidjar-com-525357.hostingersite.com)–Iklim investasi di Gunungkidul nampaknya terus berkembang dengan pesat baik di bidang industri maupun pariwisata. Sejumlah investor kelas kakap mulai tertarik dan bahkan telah mengeksekusi proyek di kawasan Gunungkidul.
Sektor yang menjadi bidikan utama adalah sektor pariwisata. Selama ini, pariwisata Gunungkidul memang cukup booming dengan tingkat kunjungan mencapai lebih dari 3 juta per tahun. Sebuah pangsa pasar yang tentunya sangat prospektif bagi para investor.
Dalam waktu dekat ini, investor dengan modal besar akan membangun wisata keluarga berwawasan lingkungan yang berorientasi pada habitat satwa di alam bebas. Pembangunan kebun binatang ini bakal menambah kekayaan obyek wisata di Gunungkidul dan menambah tingkat kunjungan yang selama ini mengandalkan pantai selatan.
Adanya rencana investor kakap untuk membangun kebun binatang di Gunungkidul ini dibenarkan oleh Kepala Dinas Penanaman Modal dan Pelayanan Terpadu (DPMPT) Gunungkidul, Irawan Jatmiko. Ia mengatakan, saat ini telah ada investor asal Yogyakarta yang bakal membangun taman safari di wilayah Kecamatan Panggang. Saat ini investor tersebut masuk pada tahapan proses pengajuan rekomendasi tata ruang.
“Namanya TSP (Taman Safari Panggang),” kata Irawan, Senin (17/03/2020).







Irawan menjelaskan, saat ini investor juga telah memulai pembebasan lahan dengan luas sekitar 70 hektar. Untuk lokasinya, lanjut Irawan, berada di perbatasan Kecamatan Panggang dengan Kecamatan Saptosari tepatnya di Desa Girisuko, Kecamatan Panggang.
“Informasi yang kami terima, nantinya ada tiga jenis kera di Panggang yang bakal jadi logo TSP. Ada juga hewan yabg didatangkan dari Afrika,” ujar dia.
Menurutnya, proses peletakan batu pertama sendiri akan dilakukan tahun 2020 ini. Dengan tahap awal pembangunan sarana prasarana di atas lahan seluas 50 hektar.
“Ditargetkan bisa mulai beroperasi tahun 2021. Pembangunan tahap pertama ini tidak akan merubah kondisi bentang alam,” terangnya.
Meski tidak menyebutkan angka pasti, namun Irawan menyebut nilai investasi dari pembangunan Taman Safari Panggang ini mencapai ratusan miliar rupiah. Dari wahana rekreasi keluarga berwawasan lingkungan yang berorientasi pada habitat satwa di alam bebas itu, Pendapatan Asli Daerah (PAD) wisata Gunungkidul akan dapat banyak terdongkrak.
“Ada banyak pendapatan yang bisa masuk ke daerah, salah satunya retribusi,” ucap Irawan.
Menurutnya, banyaknya investor masuk ke Gunungkidul ini mengindikasikan pelayanan terhadap pemilik modal di Gunungkidul berjalan dengan baik. Pertumbuhan investor tidak lepas dari pengaruh pertumbuhan ekonomi, situasi keamanan dan ketertiban serta kearifan lokal masyarakat.
Sementara itu, Wakil Ketua DPRD Gunungkidul, Suharno mendorong agar investor bisa masuk ke Bumi Handayani. Dengan catatan, melalui jalur yang benar dan menaati prosedur yang ada. Suharno meminta, para investor jangan sampai membangun fisik terlebih dahulu, kemudian perizinan belakangan.
“Lalu nanti berteriak, investor masuk ke Gunungkidul angel (susah) mengurus ijin. Tidak boleh begitu, saya tidak suka,” tegas Suharno.
Pihaknya mengingatkan kepada investor agar memperhatikan kesejahteraan masyarakat. Salah satunya ialah dengan rekruitmen tenaga kerja diharapkan melibatkan warga setempat. Dengan demikian pengangguran dapat ditekan.
“Supaya angka pengangguran dapat ditekan sedemikian rupa. Prinsipnya kami sangat mendukung keberadaan investor,” pungkas dia.