Connect with us

Uncategorized

Izin Rumit, Produksi Olahan Bentuk Kaleng Gunungkidul Masih Minim

Diterbitkan

pada

BDG

Playen,(pidjar-com-525357.hostingersite.com)–Badan Penelitian Teknologi Bahan Alam Lipi saat ini tengah gencar mengajak pelaku UMKM di bidang olahan pangan untuk mengembangkan usahanya. Pengembangan usaha sendiri berupa inovasi pengalengan agar makanan lebih tahan lama dan dapat dikirim ke berbagai daerah.

Pada tahun ini BPTBA Lipi memiliki kuota 100 UMKM di bidang olahan pangan untuk mendapatkan riset hingga pengalengan gratis. Program ini dipersilakan bagi pelaku UMKM seluruh Indonesia. Namun demikian, UMKM di Indonesia yang mengakses hanya sekitar 36 usaha. Puluhan UMKM di bidang olahan pangan tersebut, saat ini telah masuk pada proses riset.

Kepala BPTBA Lipi, Satriyo Krido Wahono mengatakan, proses pengalengan sendiri sudah dilakukan sejak 2008 lalu. Namun sejumlah persyaratan pengemasan dari mulai pra riset, riset dan uji Badan Pengendalian Obat dan Makanan (BPOM) membuat tak banyak pengusaha olahan pangan yang memanfaatkan teknologi ini.

Berita Lainnya  The Data Room and doc protection

Ya kalau dilihat tahun ini saja kami sebenarnya mencanangkan 100 UMKM pangan di Indonesia untuk melakukan riset jika makanan tersebut dikalengkan, biaya pra riset dan risetnya gratis,” jelas Satriyo, Rabu (04/11/2020).

Ia menambahkan, proses pra riset memang membutuhkan waktu yang cukup lama. Dalam pra riset, LIPI hanya bisa memproduksi 10 hingga 20 kaleng olahan pangan saja di setiap UMKM.

Pengalengan makanan ini tidak memakai pengawet. Makanan dimasukkan ke kaleng dan diproses secara steril sehingga tidak ada mikroba di dalam makanan siap saji itu,” kata dia.

Setelah selesai dikaleng, makanan lantas dimasukkan ke ruang sterilisasi. Makanan yang sudah berada di dalam kaleng kemudian dikarantina selama dua pekan.

Prosesnya memang agak lama, tetapi rerata setelah mendapatkan izin edar kadaluarsa dari BPOM bisa sampai tiga tahun dan tidak basi,” ujar Satriyo.

Di Gunungkidul sendiri belum terlalu banyak budang usaha olahan pangan yang berminat untuk mengalengkan usahanya. Baru ada beberapa produk seperti oseng mercon, gudeg, tempe bacem, mangut lele, sayur lombok, gulai tumis dan juga tempe kari.

Peminatnya memang masih minim di Gunungkidul karena proses untuk mendapatkan izin edar ini juga lama, kemudian proses riset lama mungkin bagi pengusaha tidak bisa cepat perputaran uangnya,” papar dia.

Selain itu, untuk mendapatkan izin edar makanan kaleng memang cukup rumit. Misalnya saja pengusaha olahan pangan harus memiliki dua dapur yang sudah mendapatkan sertifikat dari BPOM.

Berita Lainnya  Gunakan VLF, PDAM Tirta Handayani Petakan Tiga Titik Sumber Air

Dapur harus bersertifikat, itupun proses keluar izinnya lama makanya kemarin sebelum ada pencanangan 100 UMKM mengalengkan makanan kami menemui BPOM agar setelah proses riset apabila izin edar belum keluar bisa dikonsumsi kalangan sendiri,” tukas Satriyo.

Terpisah, Kepala Bidang Industri Disperindag Gunungkidul, Wibawanti mengatakan, pihaknya sudah menyampaikan pemcanamgan ini kepada pelaku usaha di bidang pengolahan makan. Namun ia mengakui kurang diminati.

Sebelumnya memang harga pengalengan di LIPI membuat sejumlah pengusaha berpikir cukup panjang. Ia mencontohkan, dalam satu kaleng produksi ukuran 200gram kaleng pendek memiliki harga Rp. 4.500,- dan ongkos sterilisasi outoklaf per kaleng Rp. 5.000,-.

Kemudian untuk stiker dan isinya misal Rp.7rb berarti lebih mahal ongkos packingnya. Barangkali ini yang membuat para pengusaha kurang minat,” ujar Wibawanti.

Di sisi lain, sebetulnya pengalengan bahan pangan bagi pengusaha cukup menguntungan. Misalnya saja olahan pangan tradisional di Gunungkidul bisa tahan lama dan bisa dikirim kemana saja.

Berita Lainnya  Luncurkan PEDE, BPD DIY Siapkan Modal Tanpa Jaminan untuk Kelompok Usaha Produktif

Pengusaha memang harus mengikuti perkembangan zaman, sehingga nantinya olahan pangan tradisional ini bisa dikirim kemana saja ini tentu saja peluang,” tandas dia.

Iklan
Iklan

Facebook Pages

Iklan

Pariwisata

bisnis2 bulan yang lalu

Tegaskan Komitmen di Hari Bumi, KAI Bandara Wujudkan Langkah Menuju Masa Depan Berkelanjutan

https://pidjar.com/wp-content/uploads/2025/03/VID-20250327-WA0011.mp4  Jogja, (pidjar.com) – Dalam rangka memperingati Hari Bumi yang jatuh pada tanggal 22 April, PT Railink sebagai operator KAI...

Pariwisata3 bulan yang lalu

Masa Angkutan Lebaran 2025, Penumpang KA Bandara Capai 390 Ribu

https://pidjar.com/wp-content/uploads/2025/03/VID-20250327-WA0011.mp4  Jogja, (pidjar.com) – PT Railink KA Bandara Medan dan Yogyakarta mencatat sebanyak 390.475 ribu masyarakat menggunakan layanan Kereta Api...

bisnis3 bulan yang lalu

Libur Lebaran, Stasiun Yogyakarta Optimalkan Peran Sebagai Stasiun Integrasi Antarmoda

https://pidjar.com/wp-content/uploads/2025/03/VID-20250327-WA0011.mp4  Jogja,(pidjar.com) – Stasiun Yogyakarta memiliki keunggulan sebagai stasiun integrasi antar moda yang mampu melayani pemudik dan masyarakat untuk berwisata...

bisnis3 bulan yang lalu

Sambut Lebaran 2025, KAI Bandara Beri Diskon Tiket dan Pemeriksaan Kesehatan Gratis

https://pidjar.com/wp-content/uploads/2025/03/VID-20250327-WA0011.mp4  Jogja, (pidjar.com) – Dalam rangka menyambut momen Lebaran 2025, PT Railink KAI Bandara di Medan dan Yogyakarta memberikan diskon...

bisnis5 bulan yang lalu

Libur Panjang Isra Mi’raj dan Imlek, 79 Persen Tiket Terjual di Daop 6 Yogyakarta

https://pidjar.com/wp-content/uploads/2025/03/VID-20250327-WA0011.mp4  Jogja, (pidjar.com)– PT Kereta Api Indonesia (Persero) Daop 6 Yogyakarta mencatatkan penjualan tiket kereta api yang signifikan pada libur...

Berita Terpopuler