Sosial
Jalan-jalan Untuk Menikmati Hidup, Para Traveller “Ekstrim” Ini Sulap Mobil Jadi Rumah






Tepus,(pidjar-com-525357.hostingersite.com)–Gaya hidup Anton (49) dan Mimi, warga Tanggerang, Jawa Barat bisa jadi merupakan impian bagi para kaum traveler. Pasangan suami istri tersebut “mengabdikan” dirinya untuk menjelajah ke berbagai daerah dan destinasi wisata. Gaya traveling keduanya juga sangat unik, yaitu mengandalkan mini bus yang disulap sebagai caravan layaknya rumah hunian. Mobil yang dimodifikasi sedemikian rupa ini telah mengantar mereka traveling ke penjuru Indonesia. Anton dan Mimi sendiri tergabung dalam komunitas Camper Van Indonesia yang memang memiliki anggota dengan hobi serupa.
Camper Van Indonesia adalah komunitas traveler yang unik. Di mana dalam sekali jadwal traveling, membutuhkan waktu yang sangat lama. Mereka menggunakan kendaraan pribadi yang sudah didesain sedemikian rupa mirip dengan rumah. Di dalam kendaraan tersebut dilengkapi dengan fasilitas papan tidur, peralatan memasak, mencuci, kamar mandi, bahkan tempat duduk layaknya sofa.
Beberapa hari lalu, Anton dan Mimi beserta sejumlah rekannya yang menggunakan tiga unit mobil caravan singgah di kawasan Pantai Sundak, Kapanewon Tepus. Tak pelak, kehadiran para traveler ini cukup menarik perhatian masyarakat setempat. Gaya liburan semacam ini memang masih cukup asing bagi masyarakat Gunungkidul.
Kepada wartawan, Anton menuturkan, sudah hampir setahun ini dirinya melakukan traveling. Ribuan kilometer telah ia tempuh bersama dengan kendaraannya untuk mengelilingi Indonesia. Ia mengungkarpkan, selama 11 bulan tersebut, sudah ratusan daerah yang ia singgahi.
“Sudah banyak sekali daerah yang kami sambangi menggunakan kendaraan ini,” kata Anton.







Sejak muda, pasangan ini memang memiliki hobi traveling ke berbagai daerah. Bagi mereka traveling, bukan sekedar hobi melainkan sudah masuk ke gaya hidup mereka. Saking hobinya dengan gaya hidup travelling ini, pada tahun 2019 lalu, dirinya memutuskan pensiun dari profesinya sebagai konsultan keuangan. Mulai dari situlah kemudian, ia bersama istrinya memutuskan menikmati hidup dengan keliling Indonesia menggunakan kendaraan pribadi yang disulap layaknya rumah.
“Sekitar 200 juta biaya yang saya keluarkan untuk membuat mobil ini agar bisa memiliki fasilitas layaknya rumah yang bisa dibawa traveling ke mana-mana,” imbuh dia.
Menurutnya dengan membawa mobil yang di dalamnya sudah diubah seperti rumah pribadi ini lebih menekan biaya jalan-jalan mereka. Karena dengan kendaraan ini, ia tidak perlu menginap di hotel ataupun membeli makanan yang mahal. Selain itu menurutnya, gaya travelling semacam ini cukup seru dan menarik baginya.
“Biaya hanya untuk solar saja. Kalau tidur ya di dalam mobil yang sudah seperti rumah ini. Termasuk untuk makan di dalam sini juga bisa untuk memasak seperti di rumah, mencuci pakaian pun juga di sini,” jelasnya.
Mobil Minibus bekas angkutan karyawan tahun 1993 ini memang muat banyak barang bawaan. Ada sebuah penampungan yang dipasang di atas kap mobil. Ia bahkan membawa genset untuk persediaan listrik. Bagian depan juga dipasang sebuah baling-baling yang berfungsi sebagai pendingin aki.
“Saya juga bawa sepeda motor trail yang saya taruh di belakang. Biasanya saya gunakan untuk mengecek kondisi jalan yang akan dilewati jika di daerah terpencil,” papar Anton.
Jika lelah menghampiri Anton, Mimi lah yang kemudian mengemudikan mobil tersebut. Layaknya di rumah, masak dan mencuci dilakukan Mimi di mobil tersebut.
Pasangan ini memiliki 3 orang anak yang tinggal di Jawa Barat. Semua anak sendiri sudah dewasa, sehingga tidak mempermasalahakan gaya hidup yang digemari oleh orang tuanya.
Sementara itu, salah seorang anggota komunitas lainnya, Umbu Tedi warga Bogor juga ikut dalam perjalanan panjang ini. Ia menggunakan mobil jenis Hi-Ace yang disulap layaknya caravan. Umbu bahkan mengajak anggota keluarganya yaitu istri dan anaknya untuk berkeliling. Ia mengaku sudah 3 minggu ini melakukan traveling menggunakan mobil pribadinya.
“Ada pengalaman unik tersendiri yang didapat. Dan pastinya lebih irit,” ucapnya.
Umbu menyatakan bahwa apa yang mereka lakukan saat ini bukan sekedar hobi lagi, tapi sudah sebagai pilihan hidup. Mereka mengaku bahwa dari perjalanan yang mereka lakukan, mendapatkan kepuasan batin yang luar biasa.
“Hidup harus dinikmati dengan cara masing-masing. Nah ini cara kami untuk menikmati hidup dan mengenal keragaman di Indonesia,” papar Umbu.
-
Olahraga1 minggu yang lalu
Mengenal Demon Pratama, Pemuda Gunungkidul yang Masuk Timnas Bola Pantai Indonesia
-
Pemerintahan1 minggu yang lalu
Bupati Copoti Reklame Tak Berizin yang Bertebaran di Gunungkidul
-
Sosial3 minggu yang lalu
Purna Tugas, Mantan Bupati Sunaryanta Pulang dengan Berlari 8 Km
-
Hukum3 minggu yang lalu
TNI dan Satgas PKH: Garda Terdepan dalam Penegakan Hukum Perkebunan Sawit Ilegal
-
Pemerintahan4 minggu yang lalu
Bupati Endah Soroti Banyaknya Kasus Perselingkuhan yang Melibatkan ASN
-
Hukum3 minggu yang lalu
Terlibat Kasus Pemyimpangan TKD Sampang, Dirut Perusahaan Tambang Resmi Ditahan
-
Uncategorized1 minggu yang lalu
Sejumlah Siswa SMA Muhammadiyah Al Mujahidin Gunungkidul Lolos SNBP
-
Peristiwa3 minggu yang lalu
Seorang Penambang Batu Meninggal Usai Tertimpa Runtuhan Batu Besar
-
Pemerintahan4 minggu yang lalu
MBG di Gunungkidul Tetap Berjalan Selama Ramadhan, Berikut Menu yang Akan Dibagikan
-
Pemerintahan2 minggu yang lalu
Tren Takbir Keliling Gunakan Sound System, Ini Strategi Pemkab, FKUB dan Polisi
-
Peristiwa2 minggu yang lalu
Tebing di Tanjakan Clongop Longsor, Akses Jalan Ditutul Total
-
film3 minggu yang lalu
Film horor “Singsot: Siulan Kematian”, Bawa Petaka saat Magrib