fbpx
Connect with us

Pariwisata

Jatuh Bangun WOSS Perkenalkan Surfing, Permata Pantai Wediombo Yang Belum Tergarap Sempurna

Diterbitkan

pada

BDG

Girisubo, (pidjar-com-525357.hostingersite.com)–Pantai Weidombo yang terletak di Kalurahan Jepitu, Kapanewon Girisubo, sudah diketahui oleh banyak kalangan sebagai pantai yang menakjubkan. Deburan ombak serta hamparan pasir putih membuat nyaman untuk berlama-lama di sana. Tak hanya soal pemandangannya saja, Pantai Wediombo juga menyimpan potensi yang tersembunyi yaitu keindahan ombaknya yang kerap dijadikan untuk lokasi selancar (surfing) oleh wisatawan.

Wediombo Surfing Society (WOSS) merupakan komunitas pemuda lokal yang memiliki ketertarikan di wisata minat khusus yaitu selancar di Pantai Wediombo. Ketua WOSS, Tugiyanto, mengungkapkan, para anggota WOSS merupakan pemuda-pemuda yang berada di Kapanewon Girisubo. Awalnya, komunitas ini dibentuk hanya untuk mengisi waktu luang dengan berselancar di Pantai Wediombo. Kegiatannya itu kemudian ia bagikan melalui media sosial miliknya dan mendapat respon positif serta dukungan dari komunitas-komunitas surfing lainnya dari berbagai daerah.

“Waktu itu komunitas surfing daerah lain seperti di Parangtritis, Pacitan, dan Banyuwangi,” beber Tugiyanto, Minggu (10/10/2021).

Tugiyanto beserta teman-temannya kemudian berinisiatif untuk membentuk komunitas WOSS pada tahun 2014. Awalnya, anggotanya hanya 4 orang saja. Seiring berjalannya waktu dan lantaran eksistensi anggotanya, komunitas inipun terus berkembang. Kini, anggota WOSS sudah mencapai 30 orang dan bahkan sudah berbadan hukum. Ia menyampaikan bahwa seluruh anggota komunitas sendiri berasal dari Kapanewon Girisubo.

Berita Lainnya  DLH Sebut Masih Banyak Penambangan Liar di Gunungkidul

“Jadi kami di Pantai Wediombo menawarkan jasa untuk surfing, tracking (susur pantai), snorkeling hingga fotografer,” ucapnya.

Sebelum adanya pandemi dan PPKM, jasa yang paling banyak dicari wisatawan ialah surfing dan tracking. Ia menyampaikan dalam satu kali memandu, satu pengunjung akan dibimbing oleh satu pemandu dengan durasi waktu selama satu jam. Tarif jasa ini pun cukup terjangkau yakni Rp. 150 ribu per sesi. Sedangkan untuk susur pantai dengan rute Wediombo-Greweng, setiap rombongan maksimal 5 orang akan dipandu oleh dua pemandu dengan tarif Rp. 150 ribu per orangnya.

“Kalau tracking itu kita sambil bercerita soal sejarah pantai, kearifan lokal, budaya, konservasi lingkungan, tempat sedekah laut, atau peninggalan-peninggalan jaman dahulu. Itu yang membuat wisatawan tertarik,” jelas Tugiyanto.

Ia menyampaikan, jika sejak tempat wisata ditutup untuk sementara berpengaruh pada kegiatan ekonomi di komunitasnya. Padahal sebelum adanya pandemi, terlebih sebelum tempat wisata ditutup, satu orang di komunitasnya dapat memperoleh Rp. 150 ribu tiap harinya.

Berita Lainnya  Pantai Krokoh, Menikmati Surga Kesunyian di Ujung Timur Gunungkidul

“Sejak ditutup begini ya beralih ke petani atau belajar di bidang multimedia,” sambungnya.

Potensi wisata minta khusus surfing di Pantai Wediombo menurutnya sudah diakui oleh berbagai komunitas peselancar dari berbagai daerah yang pernah menjajal ombak Ediombo. Namun sayangnya potensi tersebut belum tergarap maksimal lantaran beberapa kendala, seperti sulitnya sinyal internet.

“Ya kendalanya di sinyal internet sih, kalau mau mengabari atau memasarkan kegiatan kami di sini tidak ada sinyal. Bisanya kalau sudah balik ke rumah masing-masing baru ada sinyal. Pernah mengeluh ke dinas-dinas terkait tiap ada rapat atau pertemuan di sini, tapi belum ada tindak lanjut,” keluhnya.

Berbagai event surfing skala nasional pernah mereka garap, seperti pada tahun 2014 mereka mengadakan event Jogja Surfing Competition melalaui kerjasama antara salah satu brand clothing dengan WOSS yang diikuti oleh sekitar 18 peserta dari berbagai daerah. Kemudian pada tahun 2017, WOSS bekerja sama dengan Dinas Pariwisata Gunungkidul mengadakan Wediombo It’s Good To Sea You yang diikuti oleh sekitar 25 peserta. Pada tahun 2018 merka kembali menggelar acara serupa skala nasional yang diikuti oleh sekitar 30 peserta.

Berita Lainnya  Kabar Hoax Pemutihan Perpanjangan SIM Beredar, Polres Gunungkidul Dibanjiri Warga

“Rencana mau mengadakan event skala internasional, kami sudah mengajukan tahun 2019 silam, tapi malah ada pandemi jadi belum bisa dilaksanakan,” tutupnya.

Iklan
Iklan

Facebook Pages

Iklan

Pariwisata

Berita Terpopuler