Politik
Kandidat Yang Bersaing Pasangan Suami Istri, Pilkades Kepek Adem Ayem
Saptosari,(pidjar-com-525357.hostingersite.com)–Pemilihan kepala desa (Pilkades) serentak di Kabupaten Gunungkidul pada tahun 2018 tentunya diikuti persaingan sengit antar calon kepala desa (cakades). Tak heran apabila kemudian menjelang hari pencoblosan, tensi politik di desa-desa yang menggelar Pilkades serentak terus menunggu. Namun begitu, hiruk pikuk politik yang riuh justru tak terjadi di Desa Kepek, Kecamatan Saptosari. Di desa ini meskipun juga menggelar Pilkades serentak, namun suasana kampanye calon kepala desa nyaris tak terasa.
Usut punya usut, ada satu hal yang membuat suhu politik di desa ini tetap adem ayem. Yaitu ternyata, 2 cakades yang berlaga pada Pilkades serentak ternyata adalah pasangan suami istri. Keduanya adalah Suhut dan Partini. Pasangan suami istri yang kehidupannya sangat harmonis inilah yang nantinya akan memimpin Desa Kepek 6 tahun mendatang.
Ditemui pidjar-com-525357.hostingersite.com, Suhut mengatakan, majunya dirinya menjadi cakades atas dasar dorongan dari masyarakat. Lantaran desakan yang begitu kuat, ia tak sanggup untuk menolak sehingga kemudian memantapkan hati untuk mendaftar menjadi cakades. Niatan tersebut menurut Suhut sangat didukung oleh istrinya, Partini.
“Saya maju karena dorongan masyarakat yang mungkin masih percaya kepada saya. Sebab saya sebelumnya menjabat jadi Pj (pelaksana jabatan) Kades Desa Kepek selama dua tahun,” kata pria yang juga merupakan PNS di Satuan Polisi Pamong Praja Gunungkidul itu, Kamis (11/10/2018).
Ia mengatakan, pencalonan dia bersama istrinya itu bukan atas dasar haus kekuasaan. Sebab hingga menjelang penutupan pendaftaran dirinya tidak mempunyai pesaing atau tidak ada calon lain yang mendaftar. Hal ini tentunya akan menjadi masalah mengingat Pilkades tidak bisa dilaksanakan dengan peserta tunggal. Drama mulai terjadi ketika tengah malam tiba menjelang penutupan. Saat ini, proses Pilkades di Desa Kepek ada pada masa-masa kritis. Atas berbagai macam pertimbangan dan juga persetujuan dari warga Kepek, Suhut lantas memutuskan untuk mendaftarkan istrinya menjadi Cakades.
“Saya memberikan kesempatan kepada masyarakat lain untuk ikut mendaftar. Tapi pada kenyataanya tidak ada yang mendaftar, baru sekitar pukul 00.00 WIB kurang sepuluh menit (23.50 WIB) saya mendaftarkan istri saya sebagai pesaing,” kata Suhut.
Ia melakuan langkah tersebut bukan tanpa alasan. Bahkan jauh-jauh hari, dirinya telah menyiapkan Partini sebagai antisipasi jika tidak ada calon lain. Sebab dalam aturan, kata Suhut jika hanya ada satu calon tunggal maka pilkades akan diundur.
Ia mengatakan, usai pendaftaran dilakukan, serangkaian proses pun dilakukan, termasuk pengambilan nomor urut di mana Partini mendapatkan nomor urut 1 dan Suhut nomor urut 2. Hingga pada akhirnya pada pemaparan visi dan misi pada Minggu (07/10/2018) keduanya memaparkannya di balai desa secara bergantian.
“Dalam pemaparan visi misi kami sama pada poinnya hanya menciptakan suasana yang damai rukun dan adil, karena dari situ menurut saya sumber kesejahteraan masyarakat. Sama istri saya juga itu,” kata dia.
Lantaran pesertanya adalah pasangan suami istri, masa kampanye di Desa Kepek berjalan cukup unik. Berbeda dengan desa-desa lain yang diramaikan dengan atribut kampanye, di Desa Kepek tidak ada satupun atribut kampanye yang terpasang. Bahakn suasana di tempat itu nampak seperti tidak ada tanda-tanda akan adanya pilkades.
“Kami tidak memasang atribut kampanye, masyarakat tenang-tenang saja. Yang penting semua adem ayem,” kata Suhut saat didampingi istrinya yang juga sekaligus cakades Desa Kepek.
Keduanya mengatakan bahwa selama masa kampanye maupun sebelumnya tidak ada pertemuan khusus untuk membahas langkah kemenangan pilkades. Namun diakuinya, pada Jumat (12/10/2018) malam keduanya akan menggelar pengajian.
“Kami tidak ada pertemuan khusus, hanya kalau ada kegiatan dimasyarakat baik itu pertemuan RT, gotongroyong atau acara lainnya kita pasti datang,” imbuh dia.
Ia mengaku, nantinya ada 4950 suara yang diperebutkan dari 6 padukuhan yang ada yakni, Sumuran, Kepek, Wareng, Gondang, Tileng dan Bulurejo. Namun, keduanya legowo siapapun nantinya yang dipercayai masyarakat akan dilaksanankan sebaik mungkin.
“Kalau saya diberi kepercayaan tentu dengan sepenuh hati akan saya jalankan. Namun jika nantinya istri saya, dia juga sudah siap,” kata dia.
Sementara itu, salah seorang warga Kepek, Trimakno mengatakan bahwa kebanyakan masyarakat sudah sangat percaya kepada Suhut untuk memimpin Desa Kepek. Suhut dikenal sebagai sosok yang ringan tangan serta mempunyai kedekatan personal dengan masyarakat.
“Pak Suhut ini memang baik, wajar kalau sampai tidak ada calon lain. Mungkin masyarakat juga sudah percaya dengan kepemimpinannya selama ini yang dapat dikatakan transparan,” kata pria yang akrab di sapa Tri itu.
Tri mengatakan, saat ini situasi di Desa Kepek sangat kondusif. Berbeda dengan wilayah lain yang dimungkinkan sangat menegangkan dalam menyambut pilkades 2018 ini.
“Di sini mungkin beda dengan wilayah lain. Tidak ada gejolak, masyarakat juga rukun berdampingan tidak ada gesekan,” kata dia.
-
Pemerintahan3 minggu yang lalu
50 Kilometer Jalan Kabupaten di Gunungkidul Beralih Status
-
Pemerintahan4 hari yang lalu
Pemkab Gunungkidul Naikkan Gaji Pamong dan Staf Kalurahan
-
Olahraga2 minggu yang lalu
Mengenal Hamam Tejotioso, Pembalap Cilik Gunungkidul yang Mulai Ukir Prestasi
-
Pemerintahan1 minggu yang lalu
Angka Kemiskinan di Gunungkidul Masih 15,18%
-
Uncategorized4 minggu yang lalu
‘Modal Nekat’ Garapan Imam Darto, Sukses Kocok Perut Penonton Yogya
-
bisnis3 minggu yang lalu
Grafik Perjalanan Kereta Api Selesai Difinalisasi, Pemesanan Tiket KA Februari 2025 Mulai Dibuka Bertahap
-
Pemerintahan6 hari yang lalu
Gunungkidul Ajukan Tambahan Vaksin PMK 20 Ribu Dosis
-
Hukum3 minggu yang lalu
Kasus Penyalahgunaan Tanah Kas Desa, Lurah Sampang Ditahan
-
Pemerintahan3 minggu yang lalu
PMK Kembali Merebak di Gunungkidul, 43 Sapi Suspek Mati Mendadak
-
Hukum1 minggu yang lalu
Curi 5 Potong Kayu, Warga Panggang Terancam 5 Tahun Penjara
-
Pendidikan1 minggu yang lalu
SMA Muhammadiyah Al Mujahidin Siap Melaju ke Tingkat Nasional Ajang OMBN 2025
-
bisnis4 minggu yang lalu
Akhirnya! Kopi Tuku Sapa Tetangga di Yogya