Pariwisata
Kawasan Pindul Panas Lagi, Operator Keluhkan Mahalnya Setoran ke BUMKal





Karangmojo, (pidjar.com)–Kawasan wisata Goa Pindul di Kalurahan Bejiharjo, Kapanewon Karangmojo kembali memanas. Senin (02/01/2023) tadi, seluruh operator Goa Pindul kompak mengembalikan tiket yang dikeluarkan dari BUMKal Bejiharjo yang menjadi pengelola salah satu obyek wisata paling populer di Gunungkidul tersebut. Para operator merasa keberatan dengan harga tiket yang dipatok BUMKal Bejiharjo dinilai terlalu mahal dan memberatkan pihak operator pengelola.
Salah satu operator di wisata Goa Pindul, Carlos, mengatakan, kawasan wisata Goa Pindul pada momen Nataru kemarin sepi pengunjung. Menurutnya, selain karena pengaruh cuaca, harga tiket yang ditetapkan oleh BUMKal Bejiharjo membuat operator pengelola mengalami kerugian. Dari setiap tiket yang terjual, operator pengelola harus menyetorkan Rp. 5.000 rupiah ke BUMKal Bejiharjo.
“Operator merasa keberatan dengan besaran bagi hasil ini. Karena kami harus menanggung biaya operasional bahkan untuk memberikan bonus ke biro-biro wisata yang datang membawa pengunjung,” ucapnya.
Menurutnya, menurunnya jumlah kunjungan wisatawan khususnya saat Nataru juga mempengaruhi besaran harga tiket. Hal itu dikarenakan ketika operator menjual harga tiket yang ditetapkan BUMKal sebesar Rp. 40.000,maka pihak operator masih harus mengeluarkan biaya tambahan lain untuk kepada biro wisata.
“Di tengah pungutan yang mahal, peran BUMKal di sini juga ala kadarnya saja. Bisa dilihat dari tidak adanya petugas kebersihan dan tidak adanya peningkatan kawasan wisata sejak dikelola BUMKal,” sambung Carlos.
Ia berharap ke depan, pihak BUMKal bisa mengambil solusi yang tidak memberatkan pengelola. Pihaknyabersama operator lain menuntut BUMKal menurunkan besaran biaya setoran per tiketnya.
“Saya tidak keberatan jika harus menyetorkan ke BUMKal, tapi besaran setoran diturunkan menjadi Rp. 2.000 per tiketnya,” jelasnya.
Sementara itu, Direktur BUMKal Bejiharjo, Sariyanta, menyampaikan, besaran setoran yang diberlakukan telah melalui musyawarah bersama. Sehingga ia menampik jika harga tiket yang ditentukan terlalu mahal. Menurutnya, ketika ada transaksi tiket di bawah harga yang ditentukan maka hal itu menjadi tanggung jawab dari operator. Dirinya hanya melaksanakan hasil keputusan yang sudah dibuat sebelumnya.
“Ada 11 operator yang mengembalikan tiket ke BUMKal, dengan alasan besaran setoran terlalu tinggi saat keadaan sepi seperti sekarang. Nantinya kami, akan bermusyawarah dengan operator terkait hal ini,” tutup Saryanta.


-
Peristiwa2 minggu yang lalu
Tabrakan di Kepek, 2 Pelajar SMA Tewas
-
Hukum2 minggu yang lalu
Ajak Check In Bocah SD, Remaja 19 Tahun Diamankan Polisi
-
Kriminal3 minggu yang lalu
Klithih Beraksi di Jalan Wonosari-Jogja, Serang Pemotor Wanita
-
Hukum3 minggu yang lalu
Siswi SMP Disetubuhi Kakeknya Hingga Berkali-kali
-
Pemerintahan3 minggu yang lalu
Dipicu Hamil di Luar Nikah, Ratusan Anak di Gunungkidul Ajukan Dispensasi Nikah
-
Kriminal2 minggu yang lalu
Tertangkap Bobol Home Stay, Dua Pelajar Babak Belur
-
Peristiwa2 minggu yang lalu
Ikuti Google Map, Pengemudi Wanita dan Anaknya Tersesat Hingga ke Tengah Hutan
-
Peristiwa3 minggu yang lalu
Mengaku Hendak Diadopsi, Bayi 1 Hari Ternyata Dijual di Media Sosial
-
Pemerintahan2 minggu yang lalu
Gedung Pusat Oleh-oleh Produk Gunungkidul Dibangun di Kawasan Krakal
-
Pariwisata3 minggu yang lalu
Jaya Hingga Ambruknya Obyek Wisata Sri Gethuk Yang Sempat Hits
-
Pemerintahan3 minggu yang lalu
JJLS Tersambung 2025 dan Kekhawatiran PHRI Jalur Kota Sepi Wisatawan
-
Info Ringan4 minggu yang lalu
Mencicipi Apem Jawa Sang Raja Yang Digadang Jadi Oleh-oleh Khas Gunungkidul