Pemerintahan
Kebut AMDAL, Pembangunan TPST Banjarejo Akan Dimulai 2021
Tanjungsari,(pidjar-com-525357.hostingersite.com)–Peningkatan laju pariwisata di Kabupaten Gunungkidul saat ini memberikan berbagai dampak bagi masyarakat. Selain bisa meningkatkan perekonomian, dampak lain yang didapat juga memberikan catatan merah bagi masyarakat dan pemerintahan daerah. Karena menumpuknya sampah di Tempat Pembuangan Akhir Sampah (TPAS) Wukirsari sebagian besar merupakan sampah yang dihasilkan dari daerah wisata terutama wisata pantai.
Oleh karena itu Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Gunungkidul berupaya untuk membangun Tempat Pengolahan Sampah Terpadu (TPST) tepatnya di Padukuhan Wonosobo, Kalurahan Banjarejo, Kapanewon Tanjungsari.
Kepala Bidang Pengendalian Pencemaran dan Pengembangan Kapasitas, Eko Suharso mengungkapkan bahwa pada akhir tahun 2020 ini target pengurusan Analisis Mengenai Dampak Lingkungan (AMDAL) akan segera rampung dan akan dilanjutkan dengan proses pembuatan Detail Engineering Design (DED).
“Target AMDAL harus selesai tahun ini supaya tahun depan bisa ke tahap selanjutnya” tutur Eko Suharso, Kabid Pengendalian P2K.
Pembebasan lahan seluas 5 hektar sudah dilakukan sejak tahun 2017 hingga 2018, sedangkan pembukaan lahan baru bisa dilakukan pada pertengahan tahun 2021 menunggu proses seleksi AMDAL dari pemerintah provinsi. Kemudian proses pembangunan gedung pengolahan baru bisa dilaksanakan pada tahun 2022.
“Kemungkinan pertengahan 2021 nanti kita baru buka lahan untuk jalan masuk kendaraan proyek, itupun masih nunggu DED nya jadi” lanjutnya.
TPS Terpadu tersebut direncanakan akan menampung sampah dari seluruh pantai yang ada di Gunungkidul dan sampah rumah tangga dari wilayah bagian Selatan. Eko berharap dengan adanya TPS tersebut diharapkan dapat mengatasi sebagian permasalahan penumpukan sampah yang ada.
Sesuai dengan namanya sebagai tempat pengolahan, sampah yang ada nantinya akan dipilah. Sampah organik akan diproses dengan maggot untuk menghasilkan pupuk, yang nantinya akan digunakan untuk tama- taman yang ada di seluruh Kabupaten Gunungkidul. Sampah non-organik yang sudah tidak bisa dipilah akan dilakukan sistem pembakaran hydrodrive menggunakan suhu 1000°.
“Masyarakat yang mau ikut memilah sampah juga boleh. Entah sampah organik untuk dijadikan pupuk atau sampah yang bisa dijual, silahkan” tutur Eko.
Menurutnya, masyarakat harus meningkatkan kesadaran tentang sampah dan mulai mengolah untuk bisa dimanfaatkan sendiri. Dimulai dari pemilahan sampah rumah tangga. (DINA KAMILA)
-
Budaya4 minggu yang lalu
Berikut Hasil Pembukaan Cupu Panjala
-
Politik2 minggu yang lalu
Mantan Pj Sekda Ungkap Bahaya Janji Manis Hibah 100 Juta per Padukuhan
-
Kriminal1 minggu yang lalu
Kasatkornas Banser Syafiq Syauqi Temui Pengasuh Pondok dan Perwakilan Pemuda Indonesia Timur
-
Olahraga4 minggu yang lalu
Mengintip Perjalanan Panjang Klub Voli Ganeksa Bhumikarta Yang Mulai Bersinar di Level Nasional
-
Budaya4 minggu yang lalu
Pakar Pariwisata : Pengumpulan Data Gastronomi Terkendala Kurangnya Edukasi dan Pewarisan Budaya Kepada Generasi Muda
-
Peristiwa4 minggu yang lalu
Pekerja Proyek JJLS Temukan Goa Saat Proses Penggalian Bukit
-
Politik2 minggu yang lalu
Tanggapi Santai Tuntutan Diskualifikasi, Timses : 03 Paling Kuat, Wajar Mau Dijegal
-
Peristiwa2 minggu yang lalu
Tak Berizin, Polisi Tutup Seluruh Outlet 23 Penjual Miras di Gunungkidul
-
Budaya4 minggu yang lalu
Tampilkan Enam Kelompok, Parade Teater Linimasa #7 Bakal Digelar di TBY
-
event4 minggu yang lalu
Filateli Sebagai Edukasi dan Investasi
-
Budaya4 minggu yang lalu
Pameran Seni Visual & Bonsai Resmi Dibuka di Loman Park Hotel Yogyakarta
-
Sosial4 minggu yang lalu
Penjelasan DLH Mengenai Penutupan Goa di Proyek JJLS Gunungkidul