Pemerintahan
Kedelai Yang Jadi Dilema Untuk Para Petani Gunungkidul, Harga Jual Tinggi di Tengah Rawannya Serangan Hama
Wonosari,(pidjar.com)–Bagi para petani, komoditi kedelai merupakan persoalan yang dilematis. Di satu sisi, harga jual kedelai lokal lebih tinggi dari pada kedelai impor, namun di sisi lain, perawatan kedelai memang cukup rumit. Hal inilah yang membuat para petani di Gunungkidul masih enggan untuk menanam kedelal secara massal.
Kepala Seksi Distribusi dan Perdagangan, Dinas Perindustrian dan Perdagangan (Disperindag) Kabupaten Gunungkidul, Sigit Haryanto menjelaskan bahwa harga untuk kedelai lokal terbilang cukup tinggi dibandingkan harga kedelai impor. Bahkan selisih harga antara kedelai impor dan lokal tersebut cukup lumayan besar per kilogramnya.
“Untuk kedelai import per kilogramnya Rp 8.500, kalau yang lokal sekitar Rp 10.000,” kata dia, Selasa (13/11/2018) pagi.
Ia menjelaskan, perbedaan harga tersebut lantaran perbedaan kwalitas dan jumlah stok di pasaran. Sigit menyebut, untuk stok kedelai impor masih mencukupi dan dipastikan tidak ada kelangkaan. Sementara saat ini, stok kedelai lokal semakin menipis.
“Kedelai impor stoknya masih banyak. Kalau kedelai lokal cukup berkurang karena banyak petani Gunungkidul menggunakan kedelai lokal untuk dijadikan benih,” jelas dia.
Disinggung mengenai peruntukannya, kedelai impor banyak dimanfaatkan oleh pelaku industri sebagai bahan baku tempe dan tahu. Perbedaan harga yang cukup jauh tersebut disinyalir menjadi alasan para pengusaha lebih memilih menggunakan bahan baku dari kedelai impor.
Sementara itu, Kepala Bidang Pertanian, Dinas Pertanian Kabupaten Gunungkidul, Raharjo Yuwono menambahkan, jumlah produksi kedelai di Gunungkidul sendiri setiap tahunnya mengalami peningkatan. Namun demikian, pihaknya menyebut bahwa luas lahan untuk tanaman kedelai masih sangat kecil.
“Tahun ini sekitar 700 sampai 900 hektar saja yang digunakan sebagai lahan penanaman kedelai. Setiap hektarnya mampu menghasilkan 1,4 ton hingga 1,7 ton sehingga total produksi di Gunungkidul adalah 1.200 ton,” jelas dia.
Ia mengatakan, minimnya minat tanam para petani sendiri lantaran sulitnya perawatan tanaman kedelai. Sebab, tanaman tersebut sangat rentan terserang hama. Petani khawatir jika nantinya tanaman kedelai terserang hama sehingga membuat mereka harus merugi cukup banyak.
“Masyarakat lebih memilih menanam kacang tanah yang lebih mudah. Karena kalau kedelai itu sangat rawan hama seperti lalat bibit, penggulung daun, penyakit bercak coklat, ulat daun dan ada juga pengisap polong,” terang dia.
Namun demikian, melihat potensi keuntungan yang menjanjikan, pihaknya pada tahun depan akan mendorong petani untuk menanam kedelai. Bahkan dinas sendiri menargetkan bisa memproduksi 6 kali lipat dari hasil tahun ini.
“Paling tidak tahun depan sekitar 6.000 ton atau bisa 7.000 ton,” pungkas dia.
-
Politik3 minggu yang lalu
Suara Jeblok, PDIP Akui Kalah Rekruitmen dan Salah Tunjuk Ketua Bapilu
-
Politik4 minggu yang lalu
Hampir Separuh Incumbent Tumbang, Termasuk Ketua DPRD
-
Politik3 minggu yang lalu
21 Caleg Baru Akan Duduki Kursi DPRD Gunungkidul
-
Sosial3 minggu yang lalu
Beda Hitungan, Jamaah Aolia Gunungkidul Mulai Sholat Tarawih Malam Ini
-
Pendidikan3 minggu yang lalu
Capaian Prestasi SMA Mubammadiyah Al Mujahidin di Olympicad Nasional
-
Peristiwa2 minggu yang lalu
Gunungkidul Dilanda Hujan dan Angin Kencang, Sejumlah Titik Porak Poranda
-
Uncategorized4 minggu yang lalu
Peternak Telur Gelar Rembuk Nasional Demi Menyongsong Panen Jagung 1,9 Ton
-
Pemerintahan4 minggu yang lalu
Waspada, 2 Bulan Terakhir Kasus DBD di Gunungkidul Tembus 280 Penderita, 2 Meninggal Dunia
-
Pariwisata5 hari yang lalu
Menjelajahi Sejumlah Wisata Ekstrem di Kabupaten Gunungkidul yang Patut Dicoba
-
Sosial3 minggu yang lalu
Perduli Layanan Masyarakat, Pengusaha Ini Salurkan 6 Unit Ambulans Untuk Warga Gunungkidul
-
Olahraga4 minggu yang lalu
Targetkan 25 Medali Emas, Pemerintah Janjikan Bonus Untuk Kontingen Popda Gunungkidul
-
Pemerintahan3 minggu yang lalu
Mega Proyek Pembangunan Gedung DPRD Gunungkidul Dilanjutkan Tahun Ini