Pemerintahan
Kekeringan Meluas di 14 Kecamatan Sementara Hujan Tak Kunjung Turun, Pemkab Pertimbangkan Tetapkan Status Tanggap Darurat






Wonosari,(pidjar-com-525357.hostingersite.com)–Bencana kekeringan akibat musim kemarau panjang yang terjadi pada tahun 2018 ini berdampak cukup besar. Saat ini, area kekeringan meluas dari yang sebelumnya diperkirakan. Biasanya, dampak kekeringan hanya terjadi di 11 kecamatan di Gunungkidul. Namun saat ini, meluas hingga 14 Kecamatan. Meluasnya dampak kekeringan ini membuat Pemkab Gunungkidul akan mempertimbangkan untuk penetapan status tanggap darurat kekeringan di Gunungkidul.
Kepala Pelaksana Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Gunungkidul Edy Basuki menyampaikan, dari data terakhir per 10 Oktober 2018 kekeringan terjadi di 59 desa di 14 kecamatan yang ada di Kabupaten Gunungkidul. Dampak bencana kekeringan sendiri menurut Edi meluas lantaran musim kemarau yang cukup panjang pada tahun ini.
“Kekeringan semakin meluas ini memang karena musim hujan yang tak kunjung datang. Sehingga masyarakat saat ini mulai kesulitan air,” ujar Edy kepada pidjar-com-525357.hostingersite.com, Selasa (16/10/2018).
Bertambahnya jumlah wilayah yang terdampak kekeringan diikuti pula dengan pertambahan jumlah warga terdampak. Sebelumnya kekeringan berdampak pada 96.523 jiwa. Saat ini, kekeringan berdampak pada 116.216 jiwa kemudian meluas menjadi 122.104 jiwa.
“Dengan meluasnya dampak kekeringan ini besok Jumat (19/10/2018) depan kita akan melakukan rapat koordinasi untuk membahas apakah status tanggap darurat akan diterapkan,” imbuh dia.







Edy mengatakan, hingga saat ini pihaknya masih terus melakukan droping air bersih kepada wilayah yang mengajukan permohonan. Namun demikian, pihaknya mengalami kendala di mana salah satunya akses jalan yang masih belum memadai sehingga pendistribusian air sedikit terlambat.
“Sumber pengambilan air jauh, jalan kebanyakan hanya bisa dilalui dengan satu unit mobil jadi tidak bisa berpapasan. Ada juga troble kendaraan baik mesin ataupun pendukung lainnya,” kata Edy.
Pihaknya juga mencatat selama kekeringan terjadi sejumlah 4.930 rit air bersih telah diterima oleh masyarakat. Jumlah tersebut merupakan total dari droping yang bersumber dari APBD BPBD Gunungkidul, Kecamatan dan sejumlah donatur.
Lebi lanjut ia beberkan, area yang terdampak kekeringan adalah di Kecamatan Girisubo yaitu Desa Balong, Jepitu, Karangawen, Nglindur, Songbanyu, Jerukwudel, Pucung, Tileng; Kecamatan Nglipar yaitu di Desa Kedungkeris, Nglipar, Pengkol, Kedungpoh, Katongan, Pilangrejo; Kecamatan Paliyan meliputi Desa Karangduwet, Giring, Karangasem, Mulusan, Pampang, Grogol; Kecamatan Panggang yaitu di Desa Girikarto, Girisuko,Girisekar,Girimulyo, Giriwungu, Giriharjo; Kecamatan Purwosari meliputi Desa Giripurwo, Giricahyo. Berlanjut ke Kecamatan Rongkop di mana bencana kekeringan terjadi di Desa Karangwuni, Petir, Pucanganom, Semugih, Melikan, Pringombo, Bohol; Kecamatan Tanjungsari terjadi di Desa Hargosari dan Ngestirejo; Kecamatan Tepus meliputi Desa Sidoharjo, Giripanggung, Tepus, Purwodadi, Sumberwungu; Kecamatan Ngawen di Desa Sambirejo, Jurangjero, Tancep, Watusigar, Kampung.
Bencana kekeringan juga terjadi di Kecamatan Ponjong yaitu di Desa Kenteng, Tambakromo, Karangasem, Sawahan, Umbulrejo; Desa Mertelu di Kecamatan Gedangsari; Desa Krambilsawit di Kecamatan Saptosari; di Kecamatan Semin terjadi di Desa Rejosari, Karangsari, Candirejo.
“Yang terakhir adalah di Kecamatan Semanu di Desa Dadapayu,” imbuh dia.
Terpisah, Kepala Desa Nglindur, Supriono mengatakan bahwa masyarakat di desanya terpaksa membeli air bersih dengan harga ratusan ribu rupiah untuk memenuhi kebutuhan air. Pasalnya, sumber mata air di wilayahnya berupa telaga sudah mengering.
“Ada telaga tapi sudah mengering. Biasanya masyarakat membeli air bersih dari tangki seharga Rp 120 ribu,” kata dia.
Selama ini, Desa Nglindur sendiri telah mendapat bantuan droping dari pemerintah maupun swasta. Hal tersebut dirasa sangat membantu masyarakat yang tidak mampu.
“Selama ini telah banyak bantuan datang, kita hanya bisa ucapkan terimakasih. Kita sekarang hanya bisa berharap hujan segera turun,” pungkasnya.
-
Pemerintahan2 minggu yang lalu
Bupati Endah Harapkan Tradisi Urbanisasi Mulai Berkurang
-
Pemerintahan1 minggu yang lalu
Akhirnya Gunungkidul Akan Kembali Punya Bioskop
-
film2 minggu yang lalu
Diputar Bertepatan Momen Lebaran, Film Komang Ajak Rayakan Perbedaan
-
bisnis4 minggu yang lalu
PT Railink Raih Penghargaan 7th Top Digital Corporate Brand Award 2025
-
Uncategorized3 minggu yang lalu
Milad ke 12, Sekolah Swasta Ini Telah Raih Ribuan Prestasi
-
bisnis3 minggu yang lalu
Hadirkan Zona Baru, Suraloka Interactive Zoo Siap Berikan Pengalaman Interaktif dan Edukatif
-
bisnis3 minggu yang lalu
Sambut Lebaran 2025, KAI Bandara Beri Diskon Tiket dan Pemeriksaan Kesehatan Gratis
-
Peristiwa3 minggu yang lalu
Jelang Lebaran, Polisi Himbau Warga Waspadai Peredaran Uang Palsu
-
bisnis4 minggu yang lalu
Catat Kinerja Positif di Tahun 2024, WOM Finance Berhasil Tingkatkan Aset 4,68 Persen
-
Peristiwa2 minggu yang lalu
Kebakaran di Rongkop, Bangunan Rumah Hingga Motor Hangus Terbakar
-
Pemerintahan2 minggu yang lalu
Puluhan Sapi di Gunungkidul Mati Diduga Karena Antraks
-
Pemerintahan2 minggu yang lalu
Pemeriksaan Selesai, Bupati Segera Jatuhkan Sanski Terhadap 2 ASN yang Berselingkuh