Sosial
Kemarau, Petani Tembakau Purwosari Manfaatkan Sisa Air Telaga yang Mulai Mengering






Purwosari,(pidjar-com-525357.hostingersite.com)—Kecamatan Purwosari memang sebagai salah satu wilayah penghasil tembakau di Gunungkidul. Namun saat ini akibat kekeringan yang melanda, para petani tembakau harus bekerja ekstra dan mengeluarkan banyak biaya demi menunjang pertumbuhan bibit tembakau.
Seperti di Desa Giritirto, Kecamatan Purwosari, warga sekitar mengais air sisa telaga klumpit hanya bisa digunakan untuk menyiram tenaman tembakau. Mengingat para petani telah mengeluarkan biaya Untuk menanam tembakau.
Daerah tersebut hanya tertanam tembakau dan rumput-rumput liar, jika nantinya air telaga telah habis dan petani masih membutuhkan air, mereka harus merogoh kocek lebih dalam untuk membeli air melalui tangki. Seperti yang diungkapkan oleh Margono, setiap seminggu tiga kali ia harus bolak-balik dengan jerigen yang dipanggul untuk menyiram tanaman tembakau miliknya.
“Kalau air habis belum mencapai target petani terpaksa harus beli. 5000 liter harganya sekitar Rp 120 ribu, itu memberatkan para petani karena hasil. Belum lagi biaya lainnya setiap hari,” katanya, Minggu (28/07/2019).
Warga lainnya, Warti melakukan hal yang sama sejak pagi ia bolak-balik telaga mengambil air untuk menyiram tanaman tembakau miliknya. Dengan harapan tnaman tembakaunya tetap tumbuh subur dan dapat menghasilkan meski saat ini musim kemarau. Ia mengungkapkan daerahnya memang termasuk daerah yang sulit untuk mencari air.







Perempuan tersebut mengatakan jika sejak dua bulan terakhir ia kesulitan mencari air bersih untuk mandi. Saat air telaga masih ada biasanya digunakan untuk mandi, menyiram tanaman, dan juga memberi minum hewan ternak.
“Air telaga sebelumnya penuh, masuk musim kemarau panjang air telaga sini mulai habis dan mengering. Biasanya air telaga digunakan masyarakat untuk mandi, cuci, dan minum hewan. Sekarang hewan tidak dikasih minum,” kata Warti
Dalam satu hari saat musim kemarau seperti saat ini ia bolak-balik mengambil air sebanyak lima belas kali, untuk menyiram tanaman.
“Kalau sudah kering ya sudah tidak disiram dan tidak bisa tumbuh secara maksimal tembakaunya. Mudah-mudahan cepat-cepat hujan,” imbuh dia.
Sementara Dukuh Ploso, Haryono mengungkapkan bahwa di wilayahnya para petani tembakau cukup banyak. Saat ini mereka mengeluarkan uang lebih untuk membeli air guna menyiram tembakau.
“Kalau beli sekarang Rp 120 ribu. Tergantung jarak, ya karena dah gak ada air, tembakau juga butuh,” ujar Haryono
-
Pemerintahan2 minggu yang lalu
Bupati Endah Harapkan Tradisi Urbanisasi Mulai Berkurang
-
Pemerintahan2 minggu yang lalu
Akhirnya Gunungkidul Akan Kembali Punya Bioskop
-
film2 minggu yang lalu
Diputar Bertepatan Momen Lebaran, Film Komang Ajak Rayakan Perbedaan
-
bisnis3 minggu yang lalu
Hadirkan Zona Baru, Suraloka Interactive Zoo Siap Berikan Pengalaman Interaktif dan Edukatif
-
Uncategorized4 minggu yang lalu
Milad ke 12, Sekolah Swasta Ini Telah Raih Ribuan Prestasi
-
bisnis4 minggu yang lalu
Sambut Lebaran 2025, KAI Bandara Beri Diskon Tiket dan Pemeriksaan Kesehatan Gratis
-
Peristiwa2 minggu yang lalu
Kebakaran di Rongkop, Bangunan Rumah Hingga Motor Hangus Terbakar
-
Peristiwa4 minggu yang lalu
Jelang Lebaran, Polisi Himbau Warga Waspadai Peredaran Uang Palsu
-
bisnis4 minggu yang lalu
Catat Kinerja Positif di Tahun 2024, WOM Finance Berhasil Tingkatkan Aset 4,68 Persen
-
Pemerintahan2 minggu yang lalu
Pemeriksaan Selesai, Bupati Segera Jatuhkan Sanski Terhadap 2 ASN yang Berselingkuh
-
Sosial1 minggu yang lalu
Komitmen HIPMI Gunungkidul Jaga Kebersamaan dan Dukung Kemajuan Investasi Daerah
-
Pemerintahan2 minggu yang lalu
Puluhan Sapi di Gunungkidul Mati Diduga Karena Antraks