Sosial
Kerjasama Dengan Balai Besar Serayu Opak, Kodim 0730 Temukan 100 Sumber Air Baru di Gunungkidul






Wonosari,(pidjar-com-525357.hostingersite.com)–Kodim 0730 Gunungkidul melakukan koordinasi dengan Balai Besar Serayu Opak untuk menemukan sumber air baru di Gunungkidul. Hasilnya sendiri cukup positif lantaran telah ditemukan sekitar 100 titik sumber air. Pihaknya ke depan terus akan melakukan upaya-upaya untuk dapat mengangkat air tersebut ke permukaan sehingga bisa dimanfaatkan oleh masyarakat.
Komandan Kodim 0730 Gunungkidul, Letkol Inf Noppy Laksana Armiyanto menjelaskan, pihaknya mengaku sangat serius dalam menyikapi adanya bencana kekeringan di Gunungkidul yang hampir terjadi setiap tahun. Pihaknya belum lama ini membuka komunikasi dengan Balai Besar Serayu Opak untuk menemukan titik air baru di Gunungkidul.
“Kita harus menemukan titik air di Gunungkidul, karena dropping air menurut saya bukan solusi yang tepat untuk mengatasi kekeringan dalam jangka waktu panjang,” kata Noppy, Sabtu (13/07/2019).
Noppy menambahkan, dari hasil komunikasi tersebut pihaknya mendapat laporan bahwa ada 100 titik air di Gunungkidul. Beberapa diantaranya bahkan memiliki debit air cukup besar hingga 80 liter per detik.
“Kemudian kita pikirkan bersama bagaimana cara mengangkat air itu biar bisa ke permukaan. Seperti di wilayah Pulejajar, Desa Jepitu, Kecamatan Girisubo. Kami saat ini sedang melakukan pemasangan bersama masyarakat sekitar. Semoga dengan perpipaan ini, air dapat dinaikkan dan dimanfaatkan oleh warga sekitar,” terang dia.







Sementara itu, Kepala BPBD Gunungkidul, Edy Basuki mengungkapkan, hingga saat ini terdapat 15 Kecamatan yang berstatus awas. Dari jumlah tersebut, ratusan ribu warga masuk dalam hitungan warga terdampak kekeringan.
“Ada sebanyak 127.977 jiwa tersebut tersebar di beberapa kecamatan di Kabupaten Gunungkidul,” ujar Edy.
Selama musim kemarau di Kabupaten Gunungkidul BPBD telah mengeluarkan anggaran hampir Rp 90 juta, sedangkan total anggaran yang disediakan oleh BPBD untuk menanggulangi kekeringan pada tahun 2019 berkisar Rp 500 juta.
“Jika dibandingkan dengan tahun lalu memang lebih kecil angkanya, tahun lalu berkisar Rp 600 jutaan. Sedangkan puncak kekeringan diprediksi pada bulan Agustus-September jika nnati anggaran habis bisa kami ajukan penambahan dana ke BNPB Provinsi jika nanti status dinaikkan ke darurat kekeringan,” katanya.