Sosial
Masih Numpang di Rumah Warga, Taman Genius Desa Banaran Mampu Bahagiakan Anak-anak
Playen,(pidjar-com-525357.hostingersite.com)–Sesuai dengan arahan dan program dari Kementerian Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (PPPA) terkait pemenuhan hak-hak anak, Pemerintah Kabupaten Gunungkidul terus mendorong masyarakat dalam memberikan arahan dan pengetahuan bagi anak. Salah satu yang ditempuh adalah upaya pemerintah membentuk taman-taman di setiap desa dengan melibatkan anak-anak. Misalnya saja Taman Genius yang diinisiasi oleh forum anak dan pemerintah desa.
Salah satu forum anak di tingkat desa yang tidak lama lagi akan dilakukan penilaian oleh tim dari Provinsi adalah Desa Banaran, Kecamatan Playen. Forum Anak Banaran ini sejak setahun belakangan ini terus menerapkan program gagasan pemerintah. Taman Genius yang telah diterapkan di desa ini dilakukan sebagai upaya pemenuhan hak anak dan juga untuk mengalihkan perilaku ketergantungan mainan modern dengan hal yang ada di lingkungan sekitar.
“Taman genius ini dibentuk sekitar tahun 2018 lalu oleh Forum Anak Desa Banaran. Dalam penerapannya kita mengajak anak-anak untuk berkunjung ke perpustakaan, membaca dan belajar bersama,” kata Angger Prasetyo, Fasilitator Forum Anak Desa Banaran, Sabtu (13/07/2019).
Adapun selain kegiatan untuk menumbuhkan minat baca, berkunjung ke perpustakaan dan bersosialisasi dengan sesama. Taman Genius ini juga sebagai upaya untuk mengenalkan anak-anak pada tumbuhan yang sekiranya bermanfaat bagi kesehatan. Sehingga selain membaca, anak-anak juga dikenalkan untuk mencintai serta merawat tanaman hias, tanaman obat dan cara bercocok tanam secara modern.
“Seminggu itu paling tidak ada 3 sampai 4 kegiatan yang diadakan. Antusiasme anak-anak alhamdulillah sangat bagus. Perlahan kita dorong dan ajak anak-anak untuk gabung. Peran kita seperti fasilitator atau guru memberikan edukasi yang ringan-ringan,” tambah dia.
Dengan adanya forum semacam ini, menurut Angger berdampak baik pada perkembangan anak dan pemenuhan hak-hak anak. Pasalnya mereka dapat bergaul satu dengan yang lainnya atau umur mereka hampir sama. Kemudian mendapat pengalaman dan wawasan. Di sisi lain terdapat pula peningkatan minat baca pada anak-anak mengingat sekarang ini tak sedikit dari anak-anak yang justru ketergantungan dengan handphone dan permainan modern lainnya.
Kreatifitas masing-masing fasilitator pun juga diuji dalam memberikan edukasi pada anak-anak. Inovasi dan kreatiftas haruslah dimiliki, sehingga anak yang mengikuti kegiatan tidak mudah bosan, nyaman dan ada ketertarikan tersendiri.
“Kalau harapan kami itu pribadi dan karakter anak mudah-mudahan tidak menyimpang. Kemudian hak-hak mereka untuk mendapatkan pengalaman, ilmu dan bermain itu terpenuhi. Di sisi lain, juga sebagai pengawasan atau menghindari anak dari tindakan yang tidak menyenangkan,” ujar dia.
Sayangnya, dengan keterbatasan yang ada salah satunya lahan maka untuk taman Genius di Desa Banaran ini masih harus menumpang di sebuah bangunan milik warga. Kendati demikian perhatian dan pembinaan baik dari dinas dan pemerintah setempat selalu ada. Ini justru menjadikan semangat, dengan segala kesederhanaan dapat dimanfaatkan untuk hal-hal positif.
Sementara itu, Kepala Seksi Perlindungan Anak Dinas Pemberdayaan Perempuan, Perlindungan Anak, Keluarga Berencana, Pemberdayaan Masyarakat dan Desa, Achmat Afandi menambahkan bahwa Gunungkidul sendiri terus berusaha mendorong masing-masing desa untuk lebih memperhatikan pemenuhan hak-hak anak. Terlebih saat ini pemkab tengah menargetkan menjadi kabupaten ramah anak dan layak anak.
Dengan demikian segala program tengah dilakukan agar anak lebih diperhatikan dan tidak melakukan hal-hal yang aneh. Seperti dengan digagasnya taman genius, ia berharap ada banyak manfaat yang dapat dirasakan oleh anak-anak maupun orang tua.
“Salah satu rintisan yang sudah siap dan perlu diuji adalah forum di Desa Banaran ini. Nantinya desa lain pun juga sama, saat ini srbagian desa di Gunungkidul sudah mulai membentuk taman genius dengan kreatifitas dan disambungkan dengan beberapa hal lainnya,” ucap Achmad Afandi.
Ia berharap dengan target KLA dan mendekati Hari Anak Nasional, semua elemen terdorong mengenai pentingnya pemenuhan hak anak mulai dari perlinfungan, pendidikan, pemenuhan gizi hingga beberapa sektor lainnya.
-
Pemerintahan3 minggu yang lalu
50 Kilometer Jalan Kabupaten di Gunungkidul Beralih Status
-
Pemerintahan7 hari yang lalu
Pemkab Gunungkidul Naikkan Gaji Pamong dan Staf Kalurahan
-
Olahraga3 minggu yang lalu
Mengenal Hamam Tejotioso, Pembalap Cilik Gunungkidul yang Mulai Ukir Prestasi
-
Pemerintahan2 minggu yang lalu
Angka Kemiskinan di Gunungkidul Masih 15,18%
-
bisnis4 minggu yang lalu
Grafik Perjalanan Kereta Api Selesai Difinalisasi, Pemesanan Tiket KA Februari 2025 Mulai Dibuka Bertahap
-
Pemerintahan1 minggu yang lalu
Gunungkidul Ajukan Tambahan Vaksin PMK 20 Ribu Dosis
-
Hukum3 minggu yang lalu
Kasus Penyalahgunaan Tanah Kas Desa, Lurah Sampang Ditahan
-
Pemerintahan3 minggu yang lalu
PMK Kembali Merebak di Gunungkidul, 43 Sapi Suspek Mati Mendadak
-
Hukum1 minggu yang lalu
Curi 5 Potong Kayu, Warga Panggang Terancam 5 Tahun Penjara
-
Pendidikan2 minggu yang lalu
SMA Muhammadiyah Al Mujahidin Siap Melaju ke Tingkat Nasional Ajang OMBN 2025
-
bisnis4 minggu yang lalu
Diproyeksi Ada Kenaikan 47 Ribu Penumpang Hari Ini, PT KAI Daop 6 Yogyakarta Himbau Penumpang Jaga Barang Bawaannya
-
bisnis3 minggu yang lalu
Jazz Menggema di Stasiun Yogyakarta, Ratusan Penumpang Nyanyi Bareng Maliq & D’Essentials