Pariwisata
Khawatirnya Pemilik Kebun Amarylis, Bunga Mulai Bermekaran Saat PPKM Terus Diperpanjang
Patuk,(pidjar-com-525357.hostingersite.com)–Taman Bunga Amarilis di Padukuhan Ngasemayu, Kalurahan Salam beberapa tahun lalu sempat viral. Hamparan bunga berwarna cerah yang mekar setahun sekali ini, menawarkan sensasi layaknya berkunjung ke kebun bunga Tulip Belanda. Kebun bunga yang berlokasi di sepanjang Jalan Jogja-Wonosari ini bahkan sempat menjadi primadona wisatawan.
Seperti halnya tahun sebelumnya, Bunga Amarilis mulai September 2021 ini kembali bermekaran. Namun, adanya efek PPKM Level 4 yang masih diberlakukan, membuat pengelola kebun bunga inipun harus menutup usahanya. Jika terus diperpanjang, bukan tidak mungkin sang pemilik harus menunggu hingga setahun mendatang.
Pemilik kebun Amarilis, Sukadi menceritakan, sebenarnya saat ini sudah banyak para pengunjung yang hendak mampir ke taman bunganya. Namun demikian, ia terpaksa menolak karena penerapan PPKM Level 4 tidak memungkinkan wisatawan mengunjungi lokasi kebunnya.
“Karena ini aturan ya harus kita patuhi, saat ini kami hanya melayani penjualan bibit,” ujar Sukadi, Kamis (02/09/2021).
Sukadi menambahkan, tak hanya kebun bunga saja, penjualan bibit Amarilis pun melesu. Hasil jualanya anjlok jika dibandingkan saat sebelumnya. Padahal, sebetulnya ia juga melayani pembelian online.
“Satu pot bibit kami jual Rp. 20 ribu tapi sangat sepi, sehari paling satu dua pot saja,” keluhnya.
Sejauh ini, perawatan Bunga Amarilis pun cukup sederhana. Sejak bibit, bunganya bisa mekar dalam waktu kurang dari satu tahun. Namun peminatnya saat ini anjlok karena tidak adanya wisatawan yang berkunjung.
“Tahun ini kami hanya bisa menjual 1.500 bibit, sangat beda dengan tahun sebelumya,” ujar Sukadi.
Padahal, di sisi lain, taman Bunga Amarilis sebetulnya menjadi mata pencaharian Sukadi. Dan Taman Bunga Amarylis memang hanya buka satu tahun sekali. Hal ini lantaran karakter bunga yang hanya mekar sekali dalam setahun.
“Tapi ya aturannya begini, kami terpaksa banting setir jualan kelapa muda dari pohon di kebun,” jelas dia.
Apa yang dirasakan Sukadi ini jug turut dirasakan pegiat wisata di Gunungkidul. Misalnya saja Muji, pedagang di Pantai Kukup. Sejak penerapan PPKM hingga sekarang ia merugi belasan juta karena stok bahan pangan yang ia jual mulai basi.
“Apalagi kami jualan di dalam portal pantai yang benar benar hanya mengandalkan wisatawan,” jelasnya.
Terpisah, Sekretaris Dinas Pariwisata Gunungkidul, Harry Sukmono mengatakan, PPKM Level 4 kembali diperpanjang untuk Daerah Istimewa Yogyakarta. Adapun perpanjangan sendiri akan dilakukan hingga 6 September 2021 mendatang.
“Kami harap masyarakat tetap sabar menerima kebijakan ini,” tandas dia.
-
Uncategorized2 minggu yang lalu
Video Syur Sang Ketua Beredar, Tim 01 Tegaskan Tetap Solid Menangkan Endah-Joko
-
Peristiwa2 minggu yang lalu
Skandal Video Syur Pimpinan DPRD Makin Meluas, Puluhan Orang Geruduk Kantor Dewan
-
Pemerintahan3 minggu yang lalu
Pemkab Gunungkidul Lanjutkan Proyek Penataan Wajah Kota Wonosari
-
Peristiwa2 minggu yang lalu
15 Hari Pasca Pengetatan Miras di Gunungkidul, Petugas Sita Ribuan Botol Minuman Siap Edar
-
Politik7 hari yang lalu
Mengejutkan, Heri Nugroho Mundur Dari Ketua DPD Golkar Gunungkidul
-
Pemerintahan2 minggu yang lalu
Dua ASN Yang Dipecat Bupati Atas Skandal Perselingkuhan Diaktifkan Kembali
-
Pemerintahan3 minggu yang lalu
Ini Desain Indah Alun-alun Wonosari, Pembangunan Dilanjutkan Tahun Depan
-
Pemerintahan2 minggu yang lalu
Keputusan Kontroversial Plt Bupati Aktifkan ASN Yang Dipecat Karena Perselingkuhan, Ini Respon Sunaryanta
-
Sosial3 minggu yang lalu
Berkenalan Dengan Mahmud Ardi Widanta, Pengusaha Nikel Yang Nyalon Wakil Bupati Gunungkidul
-
Olahraga4 minggu yang lalu
Gunungkidul City Run and Walk 2024, Suguhkan Track dan Suasana Kota Wonosari
-
Peristiwa3 minggu yang lalu
Terlibat Perkelahian di JJLS, 7 Remaja dari Bantul Diamankan Petugas
-
Politik2 minggu yang lalu
Paslon Hero-Pena Gelar Kampanye Terbuka, Libatkan Anak Muda dalam Program