fbpx
Connect with us

Sosial

Kisah Ratusan Siswa SD Mentel Galang Dana Tiap Jumat Untuk Mengupah GTT

Diterbitkan

pada

BDG

Tanjungsari,(pidjar.com)–Di tengah tanggung jawab pekerjaan yang cukup berat, kalangan Guru Tidak Tetap (GTT) di Gunungkidul terus dihadapkan dengan permasalahan klasik berupa minimnya kesejahteraan. Pendapatan para GTT yang bertugas mencetak generasi penerus yang berkualitas tersebut hanya berkisar di angka ratusan ribu rupiah. Upah tersebut tentunya jauh dari kata layak. Tak jarang kemudian para guru tersebut harus menombok hanya untuk biaya operasional saja.

Hal tersebut mengundang rasa keprihatinan banyak pihak. Seperti yang terjadi di Sekolah Dasar (SD) Mentel 1, Desa Hargosari, Kecamatan Tanjungsari. Ratusan siswa memberikan bantuan berupa uang untuk menambah penghasilan para GTT.

Kegiatan pengumpulan dana sendiri dilakukan oleh 158 siswa setiap hari Jumat. Setelah kegiatan senam sehat, salah seorang siswa berkeliling membawa wadah plastik untuk mengumpulkan uang. Berbagai bentuk pecahan uang mulai dari koin, pecahan seribuan hingga sepuluh ribuan dimasukkan para siswa ke kotak yang disediakan.

“Uang ini nantinya untuk bapak dan ibu guru, kasihan mereka tidak mendapatkan gaji layak dari pemerintah,” kata salah seorang siswa, Carisa Moniati, beberapa waktu lalu.

Kegiatan sosial ini menurut Carisa merupakan bentuk keprihatinan para siswa terhadap kondisi para GTT yang bertugas di SD Mentel 1. Para siswa yang mendapatkan informasi perihal upah tidak layak yang diterima GTT lantas mengadu kepada orang tua mereka. Dari sini kemudian para orang tua sepakat untuk memberikan donasi pada para GTT.

Berita Lainnya  Wacana Perpanjangan Pemberian BLT Dana Desa

“Kalau Jumat, saya diberi uang saku lebih besar sama bapak. Nanti uangnya saya sumbangkan,” bebernya.

Carissa mengaku tak masalah dengan sumbangan ini. Ia bahkan rela untuk tidak jajan dan semua diberikan kepada para guru yang selama ini telah mendidik mereka.

“Bawa bekal dari rumah, paling nanti cuma jajan es saja,” kata bocah yang masih duduk di kelas V ini.

Atas kegiatan donasi yang digalang para siswa, salah seorang GTT, Bayu Dwi Nur Cahyani mengaku sangat terharu. Ia berterima kasih terhadap kepedulian para siswa dan juga orang tua yang rela menyisihkan uang kepada GTT. Dengan status sekolah yang berada di daerah pinggiran, ia sadar bahwa tak semua orang tua siswa hidup berkecukupan. Namun dengan segala keterbatasan yang ada itu, para orang tua tetap sangat berkomitmen dalam memberikan bantuan.

Sejak 2005, upah GTT yang ia terima sebesar Rp 100.000 per bulan. Di samping itu, ia juga mendapat uang tambahan berupa upah dari alokasi dana Bantuan Operasional Sekolah (BOS) sebesar Rp 200.000.

Berita Lainnya  TMMD Rampung, Warga Prengguk Kini Punya Jembatan dan Jalan Anyar

“Kami terharu semangat siswa dan orangtuanya untuk membantu kegiatan belajar di sekolah ini,” ucap dia.

Selama ini, meski upah tergolong kecil, mereka bersyukur dengan segala keterbatasan yang ada. Semua yang ia lakukan adalah bentuk pengabdian lantaran memang secara kesejahteraan jelas tidak mencukupi.

“Tetap semangat mengajar, ndak apa-apa, yang penting anak-anak memperoleh pendidikan yang baik,” ucapnya.

Sementara itu, Kepala SD Mentel 1, Kamijan mengatakan, infaq para siswa kepada GTT di SD Mentel 1 dikumpulkan sejak Maret 2018 lalu. Keputusan itu merupakan hasil kesepakatan dengan Komite Sekolah.

“Setiap bulannya, para siswa ini mampu mengumpulkan dana sekitar Rp 2 juta. Uang tersebut kemudian dibagikan kepada 8 GTT maupun Pegawai Tidak Tetap yang bekerja di sini (SD Mentel 1). Pengumpulan ini tidak ditentukan nominal, jika terdapat siswa yang tidak memberi infaq pun juga diperbolehkan tergantung kepada kemampuan serta keikhlasan para siswa yang ada,” ucapnya.

Kepala Dinas Pendidikan Pemuda dan Olahraga (Disdikpora) Gunungkidul Bahron Rasyid mengaku, sudah mendengar adanya penggalangan dana dari para murid SD Mentel 1. Ia pun tak mempermasalahkan dan mengapresiasi langkah dari Komite Sekolah terkait dengan program penggalangan dana untuk GTT dan PTT.

Berita Lainnya  Ribuan Anak Terlantar Jadi Catatan Dalam Perayaan Hari Anak Nasional di Gunungkidul

“Komunikasi dan transparansi agar niat mulai ini langgeng dan bisa ditiru oleh sekolah lain,” katanya.

Bahron mengaku, pihaknya sudah berusaha untuk meningkatkan penghasilan para guru dan pegawai tidak tetap ini.

“Kita berusaha agar penghasilan mereka meningkat,” kata dia.

Iklan

Facebook Pages

Iklan

Pariwisata

Berita Terpopuler