Pemerintahan
Klaster Menengok Orang Sakit, Belasan Warga Playen Terpapar Covid19






Wonosari, (pidjar-com-525357.hostingersite.com)–Trend penurunan kasus harian terus terjadi di Gunungkidul pada beberapa waktu terakhir ini. Penambahan kasus baru pasien positif covid19 pada awal bulan Agustus ini tidak se-ekstrem yang terjadi pada bulan Juli lalu. Namun begitu, jumlah kasus harian sendiri masih cenderung fluktuatif serta angka kematian yang masih cukup tinggi. Masyarakat sendiri diharapkan tetap waspada dan menerapkan protokol kesehatan dalam setiap kegiatan guna terus meminimalisir angka penularan.
Berdasarkan data Dinas Kesehatan Gunungkidul, dalam tiga hari terakhir ini terdapat 400 penambahan kasus baru di Gunungkidul. Sementara untuk jumlah kematian sebanyak 32 kasus sedangkan kesembuhan pasien sebanyak 567 orang. Penurunan kasus sendiri diklaim merupakan salah satu dampak adanya penerapan kebijakan PPKM Level 4 yang telah berlangsung sejak awal Juli 2021 silam.
Namun, selain terjadinya penurunan kasus, pada awal Agustus ini juga diwarnai dengan kemunculan klaster baru. Adapun klaster anyar yang saat ini tengah ditangani oleh Satgas Penanganan Covid19 Gunungkidul ditemukan di Kalurahan Bleberan, Kapanewon Playen. Klaster penularan tersebut muncul karena dari kegiatan menengok orang sakit yang dilakukan oleh warga setempat. Berdasarkan penelusuran sementara, terdapat belasan orang yang telah dinyatakan positif dari klaster tersebut.
Panewu Playen, Muhammad Setiyawan membenarkan perihal adanya temuan klaster penularan covid19 di wilayahnya. Saat ini, ada satu padukuhan di wilayahnya yang tengah mendapatkan penanganan khusus. Di Padukuhan Tanjung, 1 Rt 06 Rw 02, Kalurahan Bleberan kini berstatus zona merah lantaran terdapat 14 warganya yang terpapar covid19 di satu RT.
“Mereka kini sedang menjalani isolasi mandiri di rumah masing-masing dan kondisinya tetap dapat pengawasan dari Satgas Kalurahan. Untuk jumlah warga yang terpapar berjumlah 14 orang dari 9 rumah tangga,” jelasnya, Jumat (06/08/2021).







Berdasarkan tracing yang dilakukan, penularan terhadap belasan orang ini berasal dari aktifitas menengok warga sakit yang dilakukan. Dilihat dari kebiasaan masyarakat, menengok orang sakit di padukuhan Tanjung sudah menjadi tradisi yang melekat di tiap warganya. Sehingga terjadinya klaster ini nantinya akan menjadi pelajaran dari tim Satgas Kalurahan maupun Kecamatan dalam memberikan edukasi terhadap warga. Pihaknya mengimbau kepada warga untuk sementara meniadakan aktifitas tersebut khususnya saat pandemi. Hal ini lantaran, meskipun telah ada pemberitahuan sebelumnya, masyarakat kerap memaksakan untuk menengok orang sakit yang dirawat di rumah.
“Hingga saat ini penelusuran terus kami lakukan,” lanjutnya.
Sementara itu, Kepala Dinas Kesehatan Gunungkidul, Dewi Irawaty, mengungkapkan jika selama penerapan PPKM Darurat ini berhasil menekan jumlah klaster-klaster baru yang bermunculan di Gunungkidul. Saat penerapan PPKM, sejumlah aktifitas masyarakat memang sangat dibatasi. Perihal penularan yang terus ada, Dewi menduga bahwa sumber penularan kemungkinan berasal dari orang tanpa gejala di dalam lingkup masyarakat tersebut.
“Karena penularan (klaster-klaster) banyak di sekitar lingkungan keluarga, biasanya ada yang isoman kemudian terpapar dari situ,” ujar Dewi. (Roni)