bisnis
Kreatif, Purnawanto Sulap Limbah Kayu Jadi Miniatur Mobil






Wonosari,(pidjar-com-525357.hostingersite.com)–Purnawanto warga Padukuhan Rejosari, Kalurahan Baleharjo, Kapanewon Wonosari memiliki cara unik untuk mengubah limbah kayu menjadi sebuah barang yang memiliki nilai ekonomi tinggi. Beberapa bulan terakhir, semabari bekerja sebagai Tenaga Harian Lepas (THL) di Pemkab Gunungkidul dirinya iseng-iseng membuat kerajian dengan memanfaatkan limbah kayu.
Purnawanto sendiri setiap hari bekerja untuk membersihkan kawasan pantai selatan dari sampah-sampah yang ada di kawasan wisata. Kala itu, ia memiliki pemikiran bagaimana memanfaatkan limbah kayu yang kondisinya masih lumayan bagus agar bisa kembali dan laku dijual.
Eksperimen kemudian ia lakukan. Sampai pada akhirnya ia menemukan sebuah ide untuk membuat kerajinan limbah kayu sebagai bahan pembuatan miniatur mobil. Berkat kepiawaiannya menggunakan sejumlah peralatan pertukangan, ia berhasil membuat miniatur mobil yang lumayan unik, dan rapi.
“Selama pandemi ini kan pekerjaan tidak seperti biasanya, karena saat itu pantai juga ditutup total jadi sampah tidak terlalu banyak. Kemudian saya melihat pintu yang berbahan kayu jati yang tidak dimanfaatkan karena rusak. Dari situ muncullah ide untuk memanfaatkannya,” kata Purnawanto.
Dari keisengannya itu, beberapa model miniatur mobil sudah ia buat. Mulai dari miniatur kijang super hingga toyota hardtop pernah ia buat memanfaatkan limbah kayu yang ia dapat. Sesekali pria ini memanfaatkan smartphonenya untuk mencari model-model mobil.







Kemudian dikomparasikan dengan imajinasinya. Setiap detail ia tiru layaknya kendaraan asli, sampai miniatur itu benar-benar jadi.
“Kebetulan memang saya memiliki basic pengrajin. Sebelum saya masuk menjadi THL dan mencoba limbah kayu ini, dulunya pernah.membuat kerajinan dari kerang,” imbuh dia.
Disinggung mengenai pemasaran kerajinan limbah ini ia mengaku masih menjualnya secara offline. Barang produksinya di jual di sekitar kawasan Pantai Sepanjang dengan harga yang bervariatif tergantung dengan tingkat kesulitan pembuatan maupun besar kecilnya miniatur mobil ini.
“Saya jual dengan harga 300 ribu sampai dengan 700 ribu. Masih belum melayani online karena belum banyak pelanggan dan kalau offline inikan mudah pengawasannya,”imbuhmya.
Hasil penjualan kerajinan tersebut cukup lumayan dalam membantu perekonomian keluarganya. Terlebih saat berada dalam pandemi seperti ini.
Beberapa waktu lalu, Bupati Gunungkidul, Badingah mendorong masyarakat untuk lebih kreatif dan inovatif. Berbagai potensi yang ada patut dimaksimalkan, disisi lain juga membaca peluang-eluang yang sekiranya bisa dimanfaatkan untuk meningkatkan pendapatan masyarakat.
“Apa yang sekiranya laku di pasaran dan peluangnya besar tentu patut dicoba untuk mempertahakna atau meningkatkan kesejahteraan, terlebih di tengah kondisi seperti sekarang (pandemi),” tutur Badingah.