bisnis
Meraba Peluang di Masa Pandemi, Suratmi Bikin Teh Daun Kelor






Ngawen,(pidjar-com-525357.hostingersite.com)–Usaha Mikro, Kecil dan Menengah Kabupaten Gunungkidul bisa dikatakan kembang kempis setelah dihantam pandemi covid19 sejak Maret lalu. Namun demikian, momentum pandemi ini justru membuat para ibu rumah tangga secara mandiri atau tergabung dalam PKK di tingkat padukuhan maupun kalurahan kian kreatif.
Salah satunya yakni Suratmi (43) warga Padukuhan Sambeng IV RT 02 RW 04, Kalurahan Sambirejo, Kapanewon Ngawen. Momentum pandemi ini membuatnya kian kreatif.
“Saya mengemas sayur sayuran menjadi olahan kripik, karena pandemi ini saya jual online di grup WA, FB, instagram karena saat pandemi ini saya benar-benar sepi tidak ada pemasukan,” ucap ibu dua orang putri ini saat diwawancarai pidjar-com-525357.hostingersite.com, Selasa (08/12/2020).
Ia kemudian memutar otak dan membaca peluang. Pada awal April lalu, ia membuat teh yang terbuat dari daun kelor. Dimana daun kelor ia keringkan pada suhu ruangan yang tidak terpapar matahari.
“Saat itu banyak orang yang berusaha untuk menguatkan imun, dan daun kelor ini bagus untuk daya tahan tubuh,” ujar Suratmi.







Daun kelor yang sudah kering ia packing dengan ukuran seratus gram. Satu plastik daun kelor ia jual dengan harga Rp 5.000 per plastik.
“Saat itu respon pasar positif, saya berhasil memproduksi seratus pak dalam sebulan, laba bersih lumayan sekitar Rp 500 ribu,” paparnya.
Hingga Bulan Juni ini, kampanye new normal atau Adaptasi Kebiasaan Normal dimulai pemerintah. Ia kembali meraba peluang untuk kembali memproduksi cemilan. Alhasil meskipun belum maksimal, namun kini berangsur normal.
“Ya ada penurunan sekitar 50% jika dibanding sebelum pandemi,” kata perempuan yang juga istri dari Dukuh Sambeng IV ini.
Ia juga mengajak ibu-ibu sekitar rumahnya untuk berinovasi. Usahanya ini ia kerjakan bersama dengan ibu-ibu PKK di sekitar rumahnya.
“Dari produksi hingga packing kami melibatkan warga sekitar rumah,” ujar Suratmi.
Sementara itu, Sekretaris Dinas Koperasi dan UKM Gunungkidul, Sih Supriyono mengapresiasi langkah ketahanan pangan yang dilakukan oleh Suratmi. Ia mengakui selama pandemi ini memang banyak bermunculan UMKM baru di Gunungkidul.
“Data kami di 2018 sekitar 22ribu, tapi di tahun 2020 ini ada 47ribu UMKM baru, dari jumlah tersebut memang 60%nya ada pada industri pangan,” ucap Sih.
Ia berharap, karena kondisi ekonomi masih cukup sulit, warga mampu saling bantu membantu untik memulihkan ekonomi. Misalnya saja dengan membeli kebutuhan di usaha milik sanak saudara atau tetangga.
“Harapan kami masyarakat dari bawah saling menguatkan. Kalau butuh snek, atau camilan bisa beli ke tempat tetangganya yang berjualan,” pungkas Sih.
-
Olahraga1 minggu yang lalu
Mengenal Demon Pratama, Pemuda Gunungkidul yang Masuk Timnas Bola Pantai Indonesia
-
Pemerintahan1 minggu yang lalu
Bupati Copoti Reklame Tak Berizin yang Bertebaran di Gunungkidul
-
Sosial3 minggu yang lalu
Purna Tugas, Mantan Bupati Sunaryanta Pulang dengan Berlari 8 Km
-
Hukum3 minggu yang lalu
TNI dan Satgas PKH: Garda Terdepan dalam Penegakan Hukum Perkebunan Sawit Ilegal
-
Pemerintahan4 minggu yang lalu
Bupati Endah Soroti Banyaknya Kasus Perselingkuhan yang Melibatkan ASN
-
Hukum3 minggu yang lalu
Terlibat Kasus Pemyimpangan TKD Sampang, Dirut Perusahaan Tambang Resmi Ditahan
-
Peristiwa3 minggu yang lalu
Seorang Penambang Batu Meninggal Usai Tertimpa Runtuhan Batu Besar
-
Uncategorized1 minggu yang lalu
Sejumlah Siswa SMA Muhammadiyah Al Mujahidin Gunungkidul Lolos SNBP
-
Pemerintahan4 minggu yang lalu
MBG di Gunungkidul Tetap Berjalan Selama Ramadhan, Berikut Menu yang Akan Dibagikan
-
Pemerintahan2 minggu yang lalu
Tren Takbir Keliling Gunakan Sound System, Ini Strategi Pemkab, FKUB dan Polisi
-
Peristiwa1 minggu yang lalu
Tebing di Tanjakan Clongop Longsor, Akses Jalan Ditutul Total
-
film3 minggu yang lalu
Film horor “Singsot: Siulan Kematian”, Bawa Petaka saat Magrib