fbpx
Connect with us

Sosial

Lahan Pertanian Sering Dijarah MEP, BKSDA Sarankan Petani Terapkan Beberapa Alternatif

Diterbitkan

pada

BDG

Wonosari,(pidjar.com)– Penanganan konflik antara Monyet Ekor Panjang (MEP) di Gunungkidul masih menjadi permasalahan untuk ditangani. Balai Konservasi Sumber Daya Alam (BKSDA) Yogyakarta menilai gangguan MEP di lahan pertanian warga dipicu oleh terusiknya habitat MEP. BKSDA Yogyakarta beberapa waktu lalu menggelar forum peduli suaka margasatwa Paliyan dengan sejumlah instansi untuk membahas penanganan konflik MEP di Gunungkidul.

Kepala BKSDA Yogyakarta, Muhammad Wahyudi, mengatakan munculnya gangguan MEP di lahan pertanian garapan warga dikarenakan terusiknya habitat MEP akibat adanya pengembangan wisata alam dan salah satunya melalui pembangunan Jalur Jalan Lintas Selatan (JJLS) di Gunungkidul.

“Pembangunan harus memperhatikan untuk koridor satwa agar tidak terganggu,” ujar Muhammad Wahyudi.

Berita Lainnya  Polemik Izin Pembangunan Taman Agrowisata Megah di Putat, Pengembang Nyatakan Sudah Bertemu Bupati

Ditambahkannya, petani di daerah rawan gangguan MEP disarankan menanam tanaman yang tidak disukai oleh MEP namun tanaman tersebut tetap memiliki nilai ekonomi yang tinggi. Selain itu petani dapat juga menyiapkan lahan sebagai penyangga yang ditanami makanan MEP sehingga tidak mengganggu lahan pertanian warga.

“Alternatif lain petani bisa menyediakan buah-buahan atau pakan MEP di batas lahan masyarakat. Semua itu merupakan upaya untuk mencegah MEP masuk ke lahan masyarakat,” imbuhnya.

Kepala Bidang Rehabilitasi dan Konservasi Alam, Dinas Lingkungan Hidup dan Kehutanan DIY, Fery Maryulianti, menyampaikan penanganan gangguan MEP di lahan pertanian warga menjadi kewajiban semua pihak. Ia berharap melalui forum seperti ini tercipta kolaborasi dan sinergitas untuk menangani konflik MEP.

Berita Lainnya  Prediksi Lonjakan Kasus Varian Covid19 Baru Pada Juli dan Antisipasi Dinkes Gunungkidul

“Salah satu upaya yang telah dilakukan untuk mengatasi konflik MEP dengan pembangunan demplot tanaman pakan MEP,” ucapnya.

Sebelumnya, Kepala Bidang Tanaman Pangan, Dinas Pertanian dan Pangan Gunungkidul, Sustiwiningsih mengatakan saat ini petani mulai memasuki musim panen jagung dan kacang tanah. Dari pengalamannya, saat musim menjelang panen seperti saat ini potensi gangguan monyet akan lebih besar sehingga petani diharapkan dapat mewaspadainya.

“Paling banyak diserang saat menjelang tanaman isi, ini kan sekitar dua minggu lagi masuk masa panen jagung dan kacang,” ungkapnya.

Ia pun tetap menghimbau agar petani di wilayah rawan gangguan MEP dapat mengusir dengan halus dan bisa mengenali jam-jam rawan gangguan MEP.

Berita Lainnya  Kecamatan Ponjong Menjadi Kawasan Percobaan Dem Budidaya Tanaman Sehat

“Biasanya sekitar jam 10 pagi dan jam 2 sore itu jam rawannya, bisa diusir dengan suara atau dengan cara lainnya,” tutupnya.

Iklan
Iklan

Facebook Pages

Iklan

Pariwisata

Berita Terpopuler