Sosial
Lebaran Lebih Awal, Jamaah Aolia Ikuti Sholat Idul Fitri Pagi Ini





Panggang,(pidjar-com-525357.hostingersite.com)– Ratusan Jamaah masjid Aolia yang berada di Kalurahan Giriharjo, Kapanewon Panggang menggelar sholat Idul Fitri pada Kamis (20/04/2023). Adapun perayaan lebaran terlebih dulu ini berdasarkan hitungan kalender mereka yang menetapkan 1 Syawal pada tanggal 20 April 2023.
Sejak kemarin takbir telah berkumandang di masjid ini. Pagi tadi dilanjutkan dengan penyelenggaraan sholat idul fitri di halaman masjid Aolia, gema takbir terus dilantunkan oleh ratusan jamaah yang datang ke masjid ini. Pagi tadi, petugas dari kepolisian dan organisasi masyarakat nampak melakukan pengamanan di sekitar masjid.
Pengasuh Jamaah Masjid Aolia, Raden Ibnu Hajar Sholeh mengatakan, keputusan perayaan hari raya ini berdasarkan hitungan kalender mereka. Di mana awal Ramadhan kemarin juga jatuh lebih awal, yakni 1 hari sebelum jamaah lainnya menjalankan ibadah puasa. Kemudian perayaan lebaran juga berbeda, sesuai dengan hitungan mereka 1 syawal jatuh pada 20 April 2023 hari ini.
Meski terdapat perbedaan dengan ketetapan pemerintah ataupun lainnya, namun demikian tetap mendapatkan sambutan positif. Masyarakat sekitar juga begitu antusias menyambut lebaran meski di tengah perbedaan.
“Meski ada perbedaan saya harapkan semua umat islam menghormati perbedaan yang ada dan tetap fokus untuk kerukunan umat beragama,” papar Raden Ibnu Hajar Sholeh.



Usai sholat ied selesai, para jamaah ini melanjutkan dengan halal bi halal di halaman masjid kemudian setelah semuanya selesai lantas kembali ke rumah masing-masing untuk berlebaran bersama dengan sanak saudara.
Informasi yang ada, sholat ied digelar di sejumlah masjid yakni Masjid Aolia Temuireng 1 di Kalurahan Girisuko, Masjid Aolia Panggang 3, Masjid Almaunah di Padukuhan Banyumeneng 1 dan Masjid Albarokah di Padukuhan Banyumeneng 2 di Kalurahan Giriharjo. Kemudian di Padukuhan Warak dan Jeruken Kalurahan Girisekar.
Sebelumnya, Kepala Kantor Wilayah Kementerian Agama Gunungkidul, Sya’ban Nuroni mengatakan perayaan Idulfitri memang memiliki potensi perbedaan perayaanny. Kendati demikian hal ini bukan menjadi sebuah hal yang harus dipersoalkan. Yang terpenting masyarakat bisa saling menghormati sehingga persatuan dan kesatuan tetap terjaga.
Perbedaan yang terjadi terjadi dikarenakan belum ada kesepakatan bersama berkaitan dengan metode penghitungan dalam penanggalan. Oleh karenanya, pada saat ada perbedaan menjadi hal yang wajar karena setiap organisasi memiliki cara tersendiri dalam penghitungan.
“Kami berharap saling menghormati perbedaan yang ada dan sebisa mungkin akan memberikan fasilitas pelayanan yang terbaik,” ucap Sya’ban Nuroni.
-
Olahraga5 hari yang lalu
Mengenal Demon Pratama, Pemuda Gunungkidul yang Masuk Timnas Bola Pantai Indonesia
-
Sosial4 minggu yang lalu
Gilang dan Salma Dinobatkan Sebagai Dimas Diajeng Gunungkidul 2025
-
Pemerintahan5 hari yang lalu
Bupati Copoti Reklame Tak Berizin yang Bertebaran di Gunungkidul
-
Sosial4 minggu yang lalu
Festival Umuk Kampung, Merayakan Kelestarian Kota dengan Merawat Tradisi
-
film4 minggu yang lalu
LSB PP Muhammadiyah Luncurkan Film “Djuanda: Pemersatu Laut Indonesia”
-
Hukum2 minggu yang lalu
TNI dan Satgas PKH: Garda Terdepan dalam Penegakan Hukum Perkebunan Sawit Ilegal
-
Pemerintahan3 minggu yang lalu
Bupati Endah Soroti Banyaknya Kasus Perselingkuhan yang Melibatkan ASN
-
Sosial3 minggu yang lalu
Purna Tugas, Mantan Bupati Sunaryanta Pulang dengan Berlari 8 Km
-
Hukum2 minggu yang lalu
Terlibat Kasus Pemyimpangan TKD Sampang, Dirut Perusahaan Tambang Resmi Ditahan
-
Peristiwa3 minggu yang lalu
Seorang Penambang Batu Meninggal Usai Tertimpa Runtuhan Batu Besar
-
Pemerintahan3 minggu yang lalu
MBG di Gunungkidul Tetap Berjalan Selama Ramadhan, Berikut Menu yang Akan Dibagikan
-
Sosial4 minggu yang lalu
Kemen PPPA dan XL Axiata Luncurkan Program Pelatihan Keterampilan Pasca Bebas dari Lapas