Pemerintahan
Lebih Awet Dengan Cara Tradisional, Begini Cara Petani Gedong Simpan Jagung Panenannya





Ponjong,(pidjar.com)– Warga Padukuhan Gedong, Kalurahan Sawahan, Kapanewon Ponjong, memiliki cara yang unik dalam menyimpan hasil panen jagung mereka. Jagung yang sudah di panen kemudian disisakan sedikit kulitnya dan dijajar rapi didepan rumah. Kegiatan ini merupakan metode pengeringan tradisional yang sudah dilakukan puluhan tahun lalu.
Pengurus Kelompok Tani Dadi Makmur, Waino, mengatakan dipajangnya jagung hasil panen di depan rumah sudah dilakukan warga Padukuhan Gedong puluhan tahun silam. Dipercaya metode ini dapat membuat jagung lebih awet. Menurutnya, metode seperti ini juga sebagai lumbung pangan masyarakat setempat dalam menjaga cadangan pangannya.
“Ya ini bukan pameran atau dipamerkan tapi fungsinya itu untuk mengeringkan, kalau ditaruh dilantai nanti bisa tumbuh tunasnya sehingga tidak awet. Sudah jarang yang seperti ini, ini sudah puluhan tahun dilakukan,” kata Pengurus Kelompok Tani Dadi Makmur, Waino, Kamis (09/02/2023).
Dijelaskannya, produksi jagung di wilayahnya pada musim panen kali ini cukup memuaskan. Dari panen yang dilakukan dapat menghasilkan 6 ton pipil kering jagung per hektarenya. Namun demikian, diakuinya masih terdapat beragam kendala dalam sektor pertanian di wilayahnya. Ia mencontohkan seperti belum baiknya pengelolaan sumber air yang mengakibatkan belum meratanya lahan yang dialiri air.
“Padahal disini ada dua sumber mata air yang cukup untuk 6 dusun, selain itu juga peralatan pertanian dan pupuk yang jadi kendala,” imbuhnya.





Ia berharap jika pemerintah daerah dapat memperhatikan kendala yang dihadapi petani disana, menurutnya dengan adanya perbaikan penataan dan pengelolaan air maka hasil pertanian di wilayahnya dapat lebih optimal lagi.
Kepala Dinas Pertanian dan Pangan Gunungkidul, Rismiyadi, menyampaikan jika metode lumbung jagung yang dilakukan masyarakat Padukuhan Gedong cukup menarik. Sudah jarang masyarakat yang masih melakukan metode serupa di daerah lain. Menurutnya, selain sebagai lumbung pangan yang murah metode ini secara visual juga dapat menarik orang luar untuk datang.
“Ya ini menarik sekali, ini harus dipertahankan dikembangkan karena ini model penyimpanan yang murah, tahan penyakit, kemudian secara visual lebih menarik”, tutup Rismiyadi.

-
Pemerintahan2 hari yang lalu
Dugaan Korupsi Proyek Puluhan Miliar Disdik Gunungkidul, Polda DIY Turun Tangan
-
Sosial2 hari yang lalu
Sudah Diresmikan Prabowo Subianto, Bantuan Sumur Bor Tak Keluar Air
-
Peristiwa3 minggu yang lalu
Berduaan di Kamar Kost Hingga Open BO, Sejumlah Wanita Muda Digerebek Warga
-
Peristiwa4 minggu yang lalu
Laka Maut di Jalan Panggang Imogiri, Pemotor Meregang Nyawa
-
Peristiwa3 minggu yang lalu
Laka Maut di Rongkop, Seorang Pelajar Tewas Usai Terlempar Sejauh 15 Meter di Jurang
-
Peristiwa1 minggu yang lalu
Honda Jazz Terbakar di Jalan Sumarwi, Pemilik Merugi 100 Juta
-
Pemerintahan4 minggu yang lalu
Banyak ASN dan Keluarga Mampu Masuk Daftar DTKS, Dinsos Gunungkidul Coret 30 Ribu Data
-
Sosial2 minggu yang lalu
Siswa Gunungkidul Yang Tak Malu Memulung Usai Pulang Sekolah Mendapat Perhatian Khalayak
-
Sosial4 minggu yang lalu
Kisah Pilu Ratno, Pekerja Bangunan Yang Harus Kehilangan 2 Tangannya Karena Tersengat Listrik
-
Peristiwa7 hari yang lalu
Gerayangi Pelayan Restoran, Oknum Dukuh Digerudug Warga
-
Sosial3 minggu yang lalu
Menang Banding Usai Dipecat Karena Berselingkuh, Mantan ASN Minta Diaktifkan Bupati
-
Hukum2 minggu yang lalu
Tertangkap Basah Saat Beraksi Curi Kambing, Dua Pria Gunungkidul Babak Belur Diamuk Warga