Pemerintahan
Lima Warga Gunungkidul Meninggal Dunia Akibat Penyakit TB, Pemerintah Buka Pengobatan Gratis
Wonosari,(pidjar-com-525357.hostingersite.com)–Tuberkuliosi (TB), merupakan penyakit kronis yang pantut diwaspadai. Penyakit ini biasanya menyerang usia lansia, meskipun ada pula usia produktif yang juga terserang. Jika tidak ditangani secara cepat dan tepat, penyakit TB sendiri sangat berbahaya. Tercatat pada triwulan pertama tahun 2022 ini, sejumlah warga Gunungkidul meninggal dunia akibat penyakit ini.
Kepala Seksi Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Menular (P2PM) Dinas Kesehatan Kabupaten Gunungkiful, Diah Prasetyorini mengatakan, hampir setiap tahun terdapat temuan kasus warga yang menderita penyakit TB. Penyakit ini sendiri memang masuk dalam kategori menular dan berbahaya.
“Gejalanya hampir sama dengan penyakit lain, sehingga terkadang saat penderita sadar terserang penyakit, kondisi sudah turun dan proses penjangkitan penyakit sudah berjalan lama,” terang Diah Prasetyorini, Kamis (07/04/2022).
Berdasarkan data yang ada, pada tahun 2021 di Gunungkidul ada 266 penderita TB. Semuanya telah ditangani dan diberikan pengobatan secara rutin. Sedangkan untuk tahun 2022 ini, data masih terus diupdate. Sementara untuk kasus penderita TB Resisten obat yang meninggal ada 1 orang. Sedangkan untuk TB sensitif obat pada tahun 2022 ini terdapat sebanyak 5 orang yang meninggal dunia.
Menurutnya, yang paling umum muncul yakni TB yang menyerang paru-paru dan penularan yang terjadi di lingkup keluarga dan lingkungan terdekat. Adapun gejala utama yang dialami oleh para penderita TB adalah batuk berdahak minimal 2 minggu. Kemudian disertai gejala tambahan mulai dari demam nglemeng, keringat malam hari tanpa disertai aktivitas, sesak nafas, penurunan berat badan, hingga batuk darah.
“Kita terus melakukan pendataan dan penanganan dengan harapan seluruh pasien TB ini bisa tertangani dengan baik,” beber dia.
Sementara itu, Kepala Dinkes Gunungkidul, Dewi Irawaty, mengungkapkan penyakit yang disebabkan karena bakteri TB ini bisa diobati. Walau demikian, untuk pengobatan yang ditempuh agar terbebas dari penyakit ini membutuhkan waktu yang cukup panjang. TB Sensitif Obat (TBSO) butuh minimal 6 bulan. Sedangkan TB Resisten Obat (TBRO) membutuhkan waktu pengobatan 9 bulan hingga 1,5 tahun.
“Pengobatannya harus rutin, tidak boleh putus jadwal obatnya,” papar dia.
Pemerintah sendiri telah menyediakan fasilitas kesehatan dan obat gratis dalam penanganan TB. Banyaknya obat yang dibutuhkan membuat alokasi pembiayaan untuk program ini cukup memakan biaya.
-
Pemerintahan2 minggu yang lalu
Bupati Gunungkidul Kembali Beri Sanksi ke ASN, Satu Diantaranya Dipecat
-
Pemerintahan6 hari yang lalu
Habiskan Anggaran 41 Miliar, Puluhan Titik Ruas Jalan Gunungkidul Diperbaiki
-
Politik1 minggu yang lalu
Sunaryanta -Ardi Sisir Basis Muhammadiyah
-
Politik2 minggu yang lalu
Pecah Kongsi PKB-NU di Pilkada Gunungkidul, Ulama Kukuh Tetap Dukung Sunaryanta
-
Politik2 minggu yang lalu
Tim Sunaryanta-Ardi Dibentuk, Gabungkan Relawan dan Mesin Partai Langganan Pemenang Pilkada
-
Pemerintahan1 minggu yang lalu
Kapasitas Mulai Penuh, Pemkab Gunungkidul Wacanakan Perluasan TPAS Wukirsari
-
Peristiwa2 minggu yang lalu
Kecelakaan Tunggal, Sebuah Mobil Terpental Hingga Seberangi Sungai di Playen
-
Politik3 minggu yang lalu
Show Of Force Sunaryanta-Ardi, Lari ke KPU Bawa Ribuan Relawan
-
event4 minggu yang lalu
Tiang Senja Gelar Pameran Tunggal Bertajuk Api dalam Titik Perhatian
-
Politik2 minggu yang lalu
Benyamin Sudarmaji Deklarasikan Dukungan Untuk Sunaryanta-Ardi
-
Peristiwa1 minggu yang lalu
Rem Blong, Bus Pariwisata Tabrak Lapak Pedagang di JJLS
-
Uncategorized2 hari yang lalu
Tertabrak Fortuner, Pemotor di Gunungkidul Terseret 20 Meter Hingga Tewas