Pemerintahan
Lima Warga Gunungkidul Meninggal Dunia Akibat Penyakit TB, Pemerintah Buka Pengobatan Gratis





Wonosari,(pidjar.com)–Tuberkuliosi (TB), merupakan penyakit kronis yang pantut diwaspadai. Penyakit ini biasanya menyerang usia lansia, meskipun ada pula usia produktif yang juga terserang. Jika tidak ditangani secara cepat dan tepat, penyakit TB sendiri sangat berbahaya. Tercatat pada triwulan pertama tahun 2022 ini, sejumlah warga Gunungkidul meninggal dunia akibat penyakit ini.
Kepala Seksi Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Menular (P2PM) Dinas Kesehatan Kabupaten Gunungkiful, Diah Prasetyorini mengatakan, hampir setiap tahun terdapat temuan kasus warga yang menderita penyakit TB. Penyakit ini sendiri memang masuk dalam kategori menular dan berbahaya.
“Gejalanya hampir sama dengan penyakit lain, sehingga terkadang saat penderita sadar terserang penyakit, kondisi sudah turun dan proses penjangkitan penyakit sudah berjalan lama,” terang Diah Prasetyorini, Kamis (07/04/2022).
Berdasarkan data yang ada, pada tahun 2021 di Gunungkidul ada 266 penderita TB. Semuanya telah ditangani dan diberikan pengobatan secara rutin. Sedangkan untuk tahun 2022 ini, data masih terus diupdate. Sementara untuk kasus penderita TB Resisten obat yang meninggal ada 1 orang. Sedangkan untuk TB sensitif obat pada tahun 2022 ini terdapat sebanyak 5 orang yang meninggal dunia.
Menurutnya, yang paling umum muncul yakni TB yang menyerang paru-paru dan penularan yang terjadi di lingkup keluarga dan lingkungan terdekat. Adapun gejala utama yang dialami oleh para penderita TB adalah batuk berdahak minimal 2 minggu. Kemudian disertai gejala tambahan mulai dari demam nglemeng, keringat malam hari tanpa disertai aktivitas, sesak nafas, penurunan berat badan, hingga batuk darah.
“Kita terus melakukan pendataan dan penanganan dengan harapan seluruh pasien TB ini bisa tertangani dengan baik,” beber dia.
Sementara itu, Kepala Dinkes Gunungkidul, Dewi Irawaty, mengungkapkan penyakit yang disebabkan karena bakteri TB ini bisa diobati. Walau demikian, untuk pengobatan yang ditempuh agar terbebas dari penyakit ini membutuhkan waktu yang cukup panjang. TB Sensitif Obat (TBSO) butuh minimal 6 bulan. Sedangkan TB Resisten Obat (TBRO) membutuhkan waktu pengobatan 9 bulan hingga 1,5 tahun.
“Pengobatannya harus rutin, tidak boleh putus jadwal obatnya,” papar dia.
Pemerintah sendiri telah menyediakan fasilitas kesehatan dan obat gratis dalam penanganan TB. Banyaknya obat yang dibutuhkan membuat alokasi pembiayaan untuk program ini cukup memakan biaya.


-
Peristiwa1 minggu yang lalu
Tabrakan di Kepek, 2 Pelajar SMA Tewas
-
Hukum2 minggu yang lalu
Ajak Check In Bocah SD, Remaja 19 Tahun Diamankan Polisi
-
Kriminal2 minggu yang lalu
Klithih Beraksi di Jalan Wonosari-Jogja, Serang Pemotor Wanita
-
Hukum2 minggu yang lalu
Siswi SMP Disetubuhi Kakeknya Hingga Berkali-kali
-
Pemerintahan3 minggu yang lalu
Dipicu Hamil di Luar Nikah, Ratusan Anak di Gunungkidul Ajukan Dispensasi Nikah
-
Kriminal1 minggu yang lalu
Tertangkap Bobol Home Stay, Dua Pelajar Babak Belur
-
Peristiwa1 minggu yang lalu
Ikuti Google Map, Pengemudi Wanita dan Anaknya Tersesat Hingga ke Tengah Hutan
-
Peristiwa2 minggu yang lalu
Mengaku Hendak Diadopsi, Bayi 1 Hari Ternyata Dijual di Media Sosial
-
Pemerintahan2 minggu yang lalu
Gedung Pusat Oleh-oleh Produk Gunungkidul Dibangun di Kawasan Krakal
-
Pemerintahan4 minggu yang lalu
Penataan Wajah Kota Dilanjutkan Lagi Tahun Ini, Pemkab Anggarkan Belasan Miliar
-
Pariwisata2 minggu yang lalu
Jaya Hingga Ambruknya Obyek Wisata Sri Gethuk Yang Sempat Hits
-
Pemerintahan2 minggu yang lalu
JJLS Tersambung 2025 dan Kekhawatiran PHRI Jalur Kota Sepi Wisatawan