Sosial
Sering Diremehkan Lantaran Berasal Dari Gunungkidul, Anik Sukses Tembus Jabatan Direksi BPJS Kesehatan






Wonosari,(pidjar-com-525357.hostingersite.com)–Berasal dari Kabupaten Gunungkidul yang notabene dulu merupakan daerah tandus, membuat kualitas sumber dayanya sering dianggap remeh. Hal ini menjadi cambukan bagi putra putri Bumi Handayani untuk menunjukkan jati dirinya. Saat ini, banyak tokoh masyarakat Gunungkidul yang menduduki berbagai jabatan penting baik dalam pemerintahan maupun kalangan profesional. Salah satu putra Gunungkidul yang saat ini tengah mengemban jabatan penting adalah Andayani Budi Lestari (59). Warga asli Padukuhan Rejosari, Desa Baleharjo, Kecamatan Wonosari ini menduduki jabatan Direktur Pelayanan dan Perluasan Peserta Badan Penyelenggara Jaminan Sosial (BPJS) Kesehatan.
Di balik karir gemilang yang disandangnya, ada cerita menarik dalam perjuangan wanita yang akrab disapa Anik ini. Dulunya, ia sering kali dianggap remeh lantaran berasal dari kabupaten susah air. Namun hal ini bukan membuatnya rendah diri, namun justru menjadi pemacu baginya untuk memberikan segala yang terbaik.
Perempuan kelahiran 1960 ini mengatakan, sejak ia kecil dan duduk dibangku sekolah, ia memang sudah bercita-cita untuk menjadi orang yang sekiranya dapat bermanfaat bagi banyak orang, tak terkecuali bagi warga Gunungkidul. Semasa sekolahnya, ia aktif mengikuti berbagai kompetisi di tingkat kabupaten maupun provinsi. Pengalamannya bertemu dengan banyak orang membuat dirinya semakin kuat dan dapat bersosialisasi dengan baik.
“Bertemu banyak orang bagi saya juga proses dari belajar. Tapi sering ada guyonan atau ejekan dari beberapa orang jika orang ndeso makanannya gaplek bisa apa. Dari situ saya mulai tergugah untuk menunjukkan kualitas orang Gunungkidul yang memiliki kemampuan dan etos kerja yang kuat,” papar Andayani Budi Lestari, Kamis (22/08/2019).
Selepas mengenyam bangku Sekolah Menengah Atas (SMA), ia kemudian bekerja di beberapa perusahaan swasta. Uang yang ia dapat dari bekerja ia tabung untuk kembali melanjutkan pendidikan di perguruan tinggi. Sang ayah, TAS Soemitro yang merupakan salah satu tokoh politik di Gunungkidul memang mendidiknya untuk hidup mandiri dan berjuang dalam menggapai keinginan. Didikan ini membuat Anik tumbuh menjadi perempuan mandiri, berkomitmen dan bertanggung jawab.







Setelah beberapa waktu bekerja di perusahaan swasta sembari mengenyam bangku kuliah, akhirnya perjuangan Anik mulai menampakkan hasil positif. Pada tahun 1989, ia diterima untuk bekerja di PT ASKES. Tenaga dan pikirannya ia habiskan untuk bekerja keras lantaran sadar, persaingan yang cukup ketat harus dirasakan di perusahaan besar. Dirinya terus memupuk semangat dan mengasah kemampuannya dalam bermitra ataupun lainnya.
Kerja keras ini kemudian berbuah manis. Sejumlah jabatan penting di PT Askes yang menjadi cikal bakal BPJS Kesehatan ini pernah ia duduki. Mulai dari Kepala Cabang di Kabupaten Pasuruan, Jawa Timur; Kepala Bidang Pemasaran, Senior Manager di Jawa Timur; Kepala Cabang di DIY hingga Kepala Cabang PT ASKES Jakarta Pusat. Dari semua pengalaman kerja yang ia rasakan, menurut Anik, mengemban tugas di Jakarta dan DIY ada tantangan yang luar biasa yang dihadapi. Pasalnya, ia harus melakukan negosiasi dengan rumah sakit-rumah sakit swasta yang memiliki fasilitas lengkap serta mewah.
“Tantangan yang ada justru semakin menguatkan saya untuk mengasah kemampuan dan mengukur seberapa kuat saya menghadapi kondisi yang ada di hadapan saya,” kata dia.
Karirnya terus melejit dan kemudian lolos pada promosi jabatan dan menduduki jabatan General Manager. Ia kemudian dipindahkan sebagai Kepala Promosi Regional yang mengampu Kalimantan Barat, Daerah Khusus Ibukota, dan Banten. Beberapa waktu lamanya ia duduk di jabatan ini, kemudian dipindahkab sebagai Kepala Divisi Askes bidang Kepesertaan dan Customer Service dan dipindah lagi sebagai Divisi Regional DIY dan Jawa Tengah hingga tahun 2015 lalu.
“Prinsip yang saya pegang adalah ingin menunjukkan sesungguhnya meski berasal dari ndeso tapi kita memiliki hak yang sama untuk bersaing. Memiliki hak untuk berkembang lebih maju, kemudian membawa masyarakat untuk lebih berpikir luas dan maju pula,” tambahnya.
Sembari bekerja, ia dulu juga melanjutkan pendidikannya di Universitas Atma Jaya dengan mengambil jurusan Pemasaran. Bahkan ia juga menjadi salah satu dosen S2 di UGM. Banyak bekerja disebut Anik bukan sebagai beban melainkan sebagai bahan untuk belajar. Bagi dia bertemu orang dapat menambah pengalaman, wawasan dan mengetahui pola pikir ataupun kondisi di berbagai daerah. Puncaknya, tahun 2016 lalu ia dilantik oleh Presiden Joko Widodo di Istana Negara untuk kemudian menduduki jabatan sebagai Direktur Perluasan dan Pelayanan Peserta BPJS.
“Happy dengan pekerjaan ini karena memang sesuai dengan passion saya. Tidak mudah tentunya dalam mengemban tugas ini, ada beragam rintangan tapi enjoy saja,” imbuh Anik.
Pada masa jabatannya ini, ia ingin menyumbangkan data yang valid pada pemerintah. Terlebih di bidang kepesertaan jaminan kesehatan, ia tidak ingin masyarakat yang masuk dalam kategori kurang mampu (miskin) justru harus terbebani biaya pengobatan yang cukup mahal. Menurutnya, adanya jaminan negara kepada masyarakat miskin ini adalah sangat penting. Tak jarang lantaran terbentur dana, justru masyarakat miskin pasrah akan kondisi dan kesehatan mereka.
Sebagai putra Gunungkidul, Anik memiliki harapan besar bagi daerahnya. Ia ingin semua masyarakat Gunungkidul dapat terlayani dengan baik atas jaminan kesehatan yang diberikan oleh pemerintah maupun dilakukan secara mandiri. Apresiasi kesadaran masyarakat mengikuti program BPJS sendiri mendapatkan acungan jempol darinya. Pasalnya, sejak beberapa tahun lalu, Gunungkidul adalah kabupaten perfama di DIY yang mengintegrasi program BPJS dan yang pertama pada UCH.
“Sudah 95 persen rakyat Gunungkidul sudah terlindungu jaminan ini. Saya akan berusaha semampu saya untuk memerjuangkan hak masyarakat baik bumi kelahiran saya maupun daerah lain. Pengalaman besar saya semoga juga dapat mendorong warga lain, meski berasal dari daerah Gunungkidul tapi memiliki kompetensi sebanding dan ada beragam potensi,” tutup dia.
-
Pemerintahan2 minggu yang lalu
Bupati Endah Harapkan Tradisi Urbanisasi Mulai Berkurang
-
Pemerintahan1 minggu yang lalu
Akhirnya Gunungkidul Akan Kembali Punya Bioskop
-
Sosial4 minggu yang lalu
Istri Wakil Bupati Gunungkidul Dilantik Jadi Ketua Tim Penggerak PKK, Ini Hal yang Akan Dilakukan
-
film2 minggu yang lalu
Diputar Bertepatan Momen Lebaran, Film Komang Ajak Rayakan Perbedaan
-
bisnis4 minggu yang lalu
PT Railink Raih Penghargaan 7th Top Digital Corporate Brand Award 2025
-
Uncategorized3 minggu yang lalu
Milad ke 12, Sekolah Swasta Ini Telah Raih Ribuan Prestasi
-
bisnis3 minggu yang lalu
Hadirkan Zona Baru, Suraloka Interactive Zoo Siap Berikan Pengalaman Interaktif dan Edukatif
-
bisnis3 minggu yang lalu
Sambut Lebaran 2025, KAI Bandara Beri Diskon Tiket dan Pemeriksaan Kesehatan Gratis
-
Peristiwa3 minggu yang lalu
Jelang Lebaran, Polisi Himbau Warga Waspadai Peredaran Uang Palsu
-
bisnis4 minggu yang lalu
Catat Kinerja Positif di Tahun 2024, WOM Finance Berhasil Tingkatkan Aset 4,68 Persen
-
Peristiwa2 minggu yang lalu
Kebakaran di Rongkop, Bangunan Rumah Hingga Motor Hangus Terbakar
-
Pemerintahan2 minggu yang lalu
Puluhan Sapi di Gunungkidul Mati Diduga Karena Antraks