fbpx
Connect with us

Pendidikan

Lolos Seleksi, 17 Guru di Gunungkidul Ini Dapat Sertifikat Dari Google

Diterbitkan

pada

BDG

Wonosari, (pidjar.com)–Sedikitnya, ada 17 guru di Kabupaten Gunungkidul pada tahun ini sudah tersertifikasi oleh Google. Sertifikasi yang diberikan ini terkait dengan metode pengajaran berbasis teknologi.

Berdasarkan data dari Dinas Pedidikan Pemuda dan Olahraga (Disdikpora) Kabupaten Gunungkidul, ketujuhbelas guru tersebut tersebar di SDN 1 Wonosari di mana terdapat lima guru, SMPN 4 Karangmojo ada empat guru, dan SMAN 1 Playen ada tujuh guru. Ketiga sekolah tersebut dijadikan sebagai pilot project internet sehat yang bekerjasama dengan Google for Education.

Kepala Bidang (Kabid) Pendidikan Dasar Disdikpora Gunungkidul, Sumarto mengatakan, guru yang tersertifikasi ini akan memiliki sertifikat yang berlaku dua tahun. Para guru yang memiliki sertifikat akan disebut guru kelas maya.

Berita Lainnya  Selalu Kekurangan Murid, 2 SD Negeri di Semin Akan Segera Diregrouping

“Mereka guru yang sudah diakui oleh Google, mereka bisa melakukan belajar mengajar secara maya dalam hal ini online,” ujar dia, Selasa (20/08/2019).

Sumarto menjelaskan, sebelumnya Google telah melakukan survei pada ketiga sekolah yang dijadikan pilot project internet sehat itu. Adapun kriterianya, minimal tiap sekolah punya jaringan 10 mega, guru yang inovatif, dan hasil nilai UN tinggi.

“Setelah mendapat sertifikat dari Google ini, kami akan mencoba mengembangkan kelas maya,” jelasnya.

Kelas maya yang ia maksud ialah pemanfaatan laman Jogja Belajar. Laman tersebut nantinya akan memudahkan guru, murid, dan sekolah berinteraksi di dunia maya. Guru yang sudah tersertifikasi akan mengajar secara interaktif melalui kelas maya di laman Jogja Belajar ini.

Berita Lainnya  Dinas Adakan Pra KSN, Siswa Juara Bakal Maju Tingkat Nasional

“Saat mengudara bisa mencapai 50 klien, tetapi kalau hanya memberikan kuliah umum lewat media suara bisa lebih dari lima ribu klien yang diberikan satu guru saja,” ungkap dia.

Di sisi lain, saat berinteraksi tanya jawab dengan murid yang mengampu 50 klien melalui layar LCD di tiap sekolah. Sehingga proses belajar mengajar bisa dilakukan secara online.

“Contohnya, guru itu mengajar di Wonosari namun bisa minta salah satu murid di Kecamatan Ponjong untuk mengerjakan soal tersebut,” katanya.

Sementara itu, Kepala Sekolah SDN 1 Wonosari, Eni Indarwati, menyatakan, berkaitan dengan ini, pada tahap awal lalu, pihaknya sempat mengirim 11 guru. Namun kemudian berdasarkan hasil seleksi, yang lolos hanya lima guru.

Berita Lainnya  Tinggal 20% Guru Yang Belum Divaksin, Siswa Segera Kembali Masuk Sekolah?

“Ada dua guru laki-laki dan tiga guru perempuan. Satu guru adalah guru TIK dan yang lainnya guru kelas,” ucap Eni.

Menurutnya, Google memilih sekolahnya karena sekolahnya telah menerapkan sistem belajar mengajar menggunakan fitur-fitur yang ada di rumah belajar dari Google. Google for Education menilai sarana prasarana, SDM, tenaga pengajar, dan sistem pendidikannya.

“Kami akhirnya terpilih mengikuti program Google for Education,” pungkasnya.

Iklan
Iklan

Facebook Pages

Iklan

Pariwisata

Berita Terpopuler