Pemerintahan
Masih Perlu Kajian, Hujan Buatan Mampu Kurangi Dampak Kekeringan






Wonosari,(pidjar-com-525357.hostingersite.com)–Belum lama ini, Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisikan (BMKG) DIY tengah mempertimbangkan untuk menerapkan teknologi modifikasi cuaca (TMC) atau hujan buatan di wilayah yang terdampak kekeringan seiring dengan mundurnya masa musim penghujan. Gagasan itu pun direspon baik oleh Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Gunungkidul mengingat saat ini kebutuhan air sangat mendesak bagi masyarakat.
Kepala Pelaksana BPBD Kabupaten Gunungkidul, Edy Basuki mengatakan, pihaknya akan mendukung jika nantinya dilakukan upaya hujan buatan. Sebab, hal itu dirasa mampu mengatasai permasalahan air bersih yang saat ini melanda warga Gunungkidul.
“Jika ada instansi yang berwenang dan kompeten maka akan kita dukung. Karena nanti jika ada hujan mampu mengisi bak-bak Penampung Air Hujan (PAH) milik warga,” ujar Edy kepada pidjar-com-525357.hostingersite.com, Kamis (22/08/2019).
Edy mengatakan, hingga saat ini pihaknya belum menerima informasi resmi terkait pelaksanaan hujan buatan itu. Menurutnya, saat ini wacana tersebut masih dalam proses kajian.
“Masih butuh kajian. Kebutuhan air di Gunungkidul lebih banyak pada air bersih untuk konsumsi, kalau untuk pertanian kita perlu berkoordinasi dengan pertanian (Dinas Pertanian dan Pangan),” terang dia.







Menurut Edy, kesulitan air bersih di Gunungkidul masih ditangani dengan upaya dropping air ke sejumlah wilayah. Hingga kini anggaran yang digunakan telah mencapai Rp 300 juta dari total Rp 500 juta yang disiapkan.
“Tidak ada perluasan permintaan air berih, terakhir pengajuan dari Kecamatan Semin,” imbuhnya.
Sementara itu, Kepala Stasiun Klimatologi BMKG DIY, Reni Kraningtyas mengatakan, saat ini BMKG juga tengah mempertimbangkan kemungkinan merekomendasikan adanya upaya membuat hujan buatan di wilayah yang terdampak seperti Bantul, Kulonprogo, dan Gunungkidul. Namun upaya membuat hujan buatan tidak bisa dilakukan saat puncak kemarau karena tidak adanya bibit awan konvektif untuk memicu adanya hujan buatan. Efektinya dilakukan hujan buatan pada musim pancaroba sekitar akhir September atau awal Oktober mendatang. Pihaknya telah melakukan koordinasi dengan Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi (BPPT) DIY dan Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) untuk membuat hujan buatan.
“Posisinya sekarang stanby tetap siap di tempat masing-masing, kalau ketiganya (BPPT, BMKG dan BPBD) menyetujui dilakukan TMC pada September-Oktober, maka bisa dilakukan,” ujar dia.
-
Pemerintahan2 minggu yang lalu
Bupati Endah Harapkan Tradisi Urbanisasi Mulai Berkurang
-
Pemerintahan2 minggu yang lalu
Akhirnya Gunungkidul Akan Kembali Punya Bioskop
-
film2 minggu yang lalu
Diputar Bertepatan Momen Lebaran, Film Komang Ajak Rayakan Perbedaan
-
bisnis3 minggu yang lalu
Hadirkan Zona Baru, Suraloka Interactive Zoo Siap Berikan Pengalaman Interaktif dan Edukatif
-
Uncategorized4 minggu yang lalu
Milad ke 12, Sekolah Swasta Ini Telah Raih Ribuan Prestasi
-
bisnis4 minggu yang lalu
Sambut Lebaran 2025, KAI Bandara Beri Diskon Tiket dan Pemeriksaan Kesehatan Gratis
-
Sosial1 minggu yang lalu
Komitmen HIPMI Gunungkidul Jaga Kebersamaan dan Dukung Kemajuan Investasi Daerah
-
Peristiwa2 minggu yang lalu
Kebakaran di Rongkop, Bangunan Rumah Hingga Motor Hangus Terbakar
-
Peristiwa4 minggu yang lalu
Jelang Lebaran, Polisi Himbau Warga Waspadai Peredaran Uang Palsu
-
Pemerintahan2 minggu yang lalu
Pemeriksaan Selesai, Bupati Segera Jatuhkan Sanski Terhadap 2 ASN yang Berselingkuh
-
bisnis4 minggu yang lalu
Catat Kinerja Positif di Tahun 2024, WOM Finance Berhasil Tingkatkan Aset 4,68 Persen
-
Pemerintahan2 minggu yang lalu
Puluhan Sapi di Gunungkidul Mati Diduga Karena Antraks