fbpx
Connect with us

Pemerintahan

Melimpahnya Panen Ubi Kayu dan Kekhawatiran Petani Akan Jatuhnya Harga

Diterbitkan

pada

BDG

Wonosari,(pidjar-com-525357.hostingersite.com)–Selama ini Gunungkidul dikenal sebagai daerah penghasil ubi kayu atau singkong yang cukup melimpah. Pada tahun 2021 ini misalnya, Dinas Pertanian dan Pangan Gunungkidul memperkirakan produksi ubi kayu basah menembus angka 832.000 ton. Para petani sendiri berharap, nantinya, harga ubi kayu ini tidak basah saat panen raya.

Kepala Bidang Tanaman Pangan, Dinas Pertanian dan Pangan Gunungkidul, Raharjo Yuwono mengatakan luasan lahan di Gunungkidul yang ditanami ubi kayu memang sangatlah luas. Potensi lahan panen sendiri seluas 44.025 hektare yang tersebar di seluruh wilayah Gunungkidul. Adapun prediksi profitasnya sebanyak 17 ton sampai dengan 21 ton per hektarenya.

“Singkong memang cukup besar potensinya di Gunungkidul ini,” terang Raharjo Yuwono, Sabtu (18/09/2021).

Ubi kayu sendiri merupakan komoditas yang ditanam dengan sistem tumpangsari. Pada musim tanam kedua dan ketiga, biasanya ditanam bersamaan dengan palawija. Meski hanya sekedar dengan sistem tumpangsari, namun potensinya masih tetap tinggi.

Jika dilakukan penanaman secara monokultur maka profitasnya bisa mencapai 40 ton sampai 45 ton per heketare. Namun jika menerapkan sistem ini, maka petani tidak bisa menanam palawija dan padi di waktu yang bersamaan.

Berita Lainnya  Sempat Tertunda, Pengukuhan Perubahan Nama Kades Hingga Camat Akan Gunakan Teleconference

Raharjo menjelaskan, harga ubi kayu basah sebesar Rp 1.000 sampai Rp 1.500 per kilogram. Hasilnya dalam satu hektare lahan bisa mencapai 17 juta sampai 20 juta rupiah. Sedangkan gaplek atau ubi kayu kering bisa diharga Rp 2.000 sampai Rp 2.500 per kilogram.

“Ubi kayu ini sebagai tambahan penghasilan para petani,” imbuhnya.

Disinggung mengenai potensi harga anjlok pada saat panen raya, Raharjo mengungkapkan jika hal tersebut bisa saja terjadi. Maka dari itu, Dinas Pertanian dan Pangan mendorong petani untuk kreatif dalam pengolah hasil pertanian agar memiliki nilai jual tinggi.

Salah seorang petani di Semanu, Hari mengatakan, hasil panen singkong tahun ini tergolong bagus. Tanaman yang ada tumbuh subur dan hasilnya juga melimpah. Ia berharap nantinya manakala panen raya, harga di pasaran juga bersahabat. Sehingga petani tetap merasakan untung atas jerih payah mereka.

“Mudah-mudahan harganya tidak jatuh,” ucap dia.

Ia berpendapat, saat ini sangat diperlukan adanya pendampingan yang lebih lagi kepada para petani, sehingga mereka bisa mensiasati jika harga gaplek maupun ubi basah harganya sedang anjlok. Sehingga ubi kayu yang mereka produksi memiliki hasil turunan dan harganya menguntungkan petani.

Berita Lainnya  THR PNS Dicairkan 24 Mei? Pemkab Gunungkidul Sudah Siapkan Dana Puluhan Miliar

Iklan
Iklan

Facebook Pages

Iklan

Pariwisata

Berita Terpopuler