fbpx
Connect with us

Sosial

Pembangunan DAM Parit, Asa Para Petani Untuk Bisa Panen 3 Kali Setahun

Diterbitkan

pada

BDG

Patuk,(pidjar-com-525357.hostingersite.com)–Kelompok Tani Ngudi Subur, Desa Putat, Kecamatan Patik membuat sebuah bendung kevil atau dam parit di sungai yang mengalir di sekitar lahan milik mereka. Dengan pembuatan dam parit ini diharapkan, bendungan ini dapat membantu ketersediaan air bagi kawasan persawahan yang dimiliki. Dengan demikian, kelompok tani ini bisa mengoptimalkan produktifitas pertanian mereka.

Kepala Bidang Tanaman Pangan, Dinas Pertanian dan Pangan Gunungkidul, Raharjo Yuwono menuturkan, pembangunan dam parit ini sebenarnya sudah digagas dan diinginkan oleh kelompok tani sejak beberapa tahun lalu. Kemudian, pembangunan sendiri baru terlaksana pada tahun 2020 ini berkat adanya bantuan dari pemerintah.

“Harapan kami para petani bisa memanen air untuk pemenuhan kebutuhan pertanian,” ucap Raharjo, Selasa (21/04/2020) siang.

Dam parit ini juga dapat berfungsi sebagai cross way sehingga dapat dilalui traktor untuk kebutuhan petani yang akan mengolah lahan mereka. Di sisi lain juga akan dibuatkan saluran pembagi air dari dam parit. Dengan adanya dam parit dan saluran air, nantinya akan dapat mengairi lahan kurang lebih 30 Ha sepanjang tahun.

Berita Lainnya  Memetakan Keberadaan Sungai Bawah Tanah di Gunungkidul Sebagai Sumber Air dan Mitigasi Bencana

“Harapannya memang petani paling tidak bisa panen padi sebanyak 3 kali dalam satu tahun. Dam parit ini salah satu terobosan untuk pemenuhan kebutuhan air,” tambahnya.

Tidak hanya di Desa Putat saja, beberapa desa seperti Pundungsari, Kecamatan Semin dan Ngalang, Kecamatan Gedangsari, pun kelompok tani juga melakukan pembangunan dam parit untuk menunjang kegiatan pertanian mereka. Harapan besarnya selain bisa panen 3 kali dalam satu tahun, produktifitas padi juga meningkat sehingga kontribusi pertanian cukup besar.

“Beberapa daerah lain sudah mulai menerapkannya. Hasilnya lumayan bagus, sudah ada yang panen air dan pengairannya lancar ke ladang petani,” imbuh dia.

Sementara itu, Kepala DPP Gunungkidul, Bambang Wisnu Broto menambahkan, program pembangunan dam parit ini merupakan bantuan pemerintah dari Kementerian Pertanian tahun anggaran 2020. Dalam proses pengerjaannya dilakukan secara swakelola oleh poktan. Di dalam paket bantuan pemerintah ini terdapat biaya untuk tenaga kerja maksimal 30 persen dari bantuan yang ada.

Berita Lainnya  Menyesal Bawa Sabit ke Sekolah, Bocah SMP Ini Berharap Tetap Bisa Melanjutkan Sekolah

“Ini juga sebagai upaya mempekerjakan tenaga harian lepas di wilayah tersebut. Di tengah pandemi corona ini, tentu banyak yang kehilangan pekerjaan dan ekonominya terpuruk,” jelasnya.

Bambang juga menghimbau agar masyarakat sekarang lebih selektif dalam bidang pertanian. Kondisi cuaca atau musim yang tidak menentu, diharapkan petani menanam tanaman dengan umur pendek.

“Kalau yang sumber airnya melimpah ya ndak papa, tapi kalau ketersediaan airnya minim lebih baik tanam palawija. Kami juga minta masyarakat agar menyimpan hasil panen sebagai cadangan pangan di tengah kondisi seperti sekarang,” tutup Bambang.

Iklan
Iklan

Facebook Pages

Iklan

Pariwisata

Berita Terpopuler