Connect with us

Sosial

Memori TV Hadiah Sultan Untuk Warga Gari, Pengganti Kayu Jati Yang Digunakan Pembangunan Masjid Kauman

Diterbitkan

pada

BDG

Wonosari,(pidjar-com-525357.hostingersite.com)–Pernah datang ke Masjid Kauman, Yogyakarta? Bangunan masjid yang sangat dikenal oleh masyarakat DIY bahkan dari luar DIY dan sering dikunjungi untuk beribadah ini ternyata salah satu bagian pokok bangunannya menggunakan kayu jati yang berasal dari Kabupaten Gunungkidul. Yang menarik, pohon jati berukuran besar yang tumbuh di Sumber Gari, Kalurahan Gari, Kapanewon Wonosari sempat diminta langsung oleh Sri Sultan Hamengkubuwono IX. Kayu jati berukuran besar tersebut kemudian ditukar dengan sebuah TV oleh Ngarsa Dalem.

Salah seorang warga Gari, Sugeng (60) menceritakan, di perbatasan Padukuhan Gari dan Jamburejo terdapat tanah sultan ground yang cukup luas. Di lokasi itu, ada 2 buah mata air yang sering disebut Sumber Gari oleh warga setempat. Pada masa itu, di sekitaran sumber terdapat sebatang pohon jati yang ukurannya besar dan sudah cukup tua. Kebetulan pada masa itu, dari pihak Kraton sedang mencari kayu jati untuk bangunan Masjid Kauman.

Berita Lainnya  Songsong Pilkada, Ketua Umum IKG Inginkan Bupati Asli Gunungkidul

Mengetahui adanya jati berkualitas bagus di Sumber Gari, Sri Sultan Hamengkubuwono IX berkenan menggunakan kayu tersebut. Sebagai gantinya, pihak kraton kemudian memberikan sebuah TV hitam putih merk National untuk warga masyarakat Kalurahan Gari sebagai gantinya. Kala itu pada tahun 1982an, televisi memang menjadi barang mewah yang istimewa. Tak banyak orang yang mempunyai barang satu ini.

“Pada saat itu yang datang ke sini adalah putra Ngarsa Dalem yaitu KGPH Mangkubumi yang sekarang menjadi Sri Sultan Hamengku Buwono X. Beliau memberikan TV tersebut sebagai hadiah dan pengganti kayu jati yang diminta kraton tersebut untuk masyarakat Gari,” kata Mbah Sugeng, Selasa (24/08/2021).

TV pemberian Ngarsa Dalem ini kemudian ditempatkan di rumah Dukuh setempat. Saat ada acara-acara tertentu seperti tayangan kethoprak, warga berduyun-duyun datang untuk menonton tv tersebut. Karena pada saat itu belum ada listrik maka untuk menghidupkannya hanya menggunakan aki.

“Kalau dulu masih gayeng pas mau nonton warga kumpul jadi satu. TV ini dijaga betul oleh warga, jadi tidak setiap hari dihidupkan, hanya waktu tertentu saja,” ucap mbah Sugeng.

Puluhan tahun berlalu, TV pemberian Raja Mataram tersebut hingga sekarang masih ada dan tersimpan ruang kerja Lurah Gari. Menurut warga, barang mewah pada masanya tersebut memang dianggap sebagai kenang-kenangan masyarakat dengan raja mereka.

Berita Lainnya  Jumlah Lansia di Gunungkidul Terus Menurun

Sementara itu, Lurah Gari, Widodo menambahkan, televisi hitam putih hadiah dari Sri Sultan Hamengkubuwono ke IX itu saat ini tidak digunakan lagi. TV itu juga sudah dalam kondisi rusak. Namun begitu, keberadaan TV ini menjadi sebuah kenang-kenangan yang berharga bagi warga Gari.

“Kami simpan di Kalurahan, karena kondisinya rusak tidak kami masukkan dalam aset kalurahan. Ya disimpan dan dirawat saja sebagai kenang-kenangan,” imbuhnya.

Pihaknya memutuskan, barang itu akan terus dirawat oleh Pemerintah Kalurahan. Jikapun pada kemudian hari ada yang menawar, pihaknya tidak akan menjual dengan harga berapapun.

Di Sumber Gari dulunya juga ditanam pohon Keben akan tetapi sudah mati. Kemudian tumbuh Beringin tua dan satu pohon Jaranan. Saat ini, sumber ini sudah tidak berfungsi lagi. Ada keprihatinan tersendiri mengingat dulunya sumber air tersebut dapat menghidupi dan memenuhi kebutuhan air warga Gari.

Berita Lainnya  Siapkan Ratusan Personel Laksanakan Operasi Lilin Progo 2018, Polres Gunungkidul Fokus Antisipasi Ancaman Kemacetan dan Terorisme

Karang Taruna setempat kemudian berupaya untuk melakukan pengembangan dan berusaha menghidupkan kembali sumber mata air ini. Program karang taruna yang digagas dan segera akan dieralisasikan adalah menjadikan kawasan tersebut sebagai ruang publik yang asri.

“Sudah mulai mempersiapkan realisasi program yang kami gagas. Yaitu nanti kawasan sumber yang ditumbuhi pohon besar (resan) akan dilengkapi dengan berbagai jenis tanaman lain sehingga menjadi ruang publik terbuka yang bisa dijadikan lokasi berbagai kegiatan,” ucap tokoh pemuda setempat, Septian Nurmansyah.

Iklan
Iklan

Facebook Pages

Iklan

Pariwisata

bisnis2 bulan yang lalu

Tegaskan Komitmen di Hari Bumi, KAI Bandara Wujudkan Langkah Menuju Masa Depan Berkelanjutan

https://pidjar.com/wp-content/uploads/2025/03/VID-20250327-WA0011.mp4  Jogja, (pidjar.com) – Dalam rangka memperingati Hari Bumi yang jatuh pada tanggal 22 April, PT Railink sebagai operator KAI...

Pariwisata3 bulan yang lalu

Masa Angkutan Lebaran 2025, Penumpang KA Bandara Capai 390 Ribu

https://pidjar.com/wp-content/uploads/2025/03/VID-20250327-WA0011.mp4  Jogja, (pidjar.com) – PT Railink KA Bandara Medan dan Yogyakarta mencatat sebanyak 390.475 ribu masyarakat menggunakan layanan Kereta Api...

bisnis3 bulan yang lalu

Libur Lebaran, Stasiun Yogyakarta Optimalkan Peran Sebagai Stasiun Integrasi Antarmoda

https://pidjar.com/wp-content/uploads/2025/03/VID-20250327-WA0011.mp4  Jogja,(pidjar.com) – Stasiun Yogyakarta memiliki keunggulan sebagai stasiun integrasi antar moda yang mampu melayani pemudik dan masyarakat untuk berwisata...

bisnis3 bulan yang lalu

Sambut Lebaran 2025, KAI Bandara Beri Diskon Tiket dan Pemeriksaan Kesehatan Gratis

https://pidjar.com/wp-content/uploads/2025/03/VID-20250327-WA0011.mp4  Jogja, (pidjar.com) – Dalam rangka menyambut momen Lebaran 2025, PT Railink KAI Bandara di Medan dan Yogyakarta memberikan diskon...

bisnis5 bulan yang lalu

Libur Panjang Isra Mi’raj dan Imlek, 79 Persen Tiket Terjual di Daop 6 Yogyakarta

https://pidjar.com/wp-content/uploads/2025/03/VID-20250327-WA0011.mp4  Jogja, (pidjar.com)– PT Kereta Api Indonesia (Persero) Daop 6 Yogyakarta mencatatkan penjualan tiket kereta api yang signifikan pada libur...

Berita Terpopuler