Pendidikan
Menengok Bangunan Sekolah Rakyat Pribumi di Masa Penjajahan Belanda
Gedangsari,(pidjar.com)–Sekilas melihat bangunan di SD Negeri Pengguk I, Kalurahan Tegalrejo, Kapanewon Gedangsari memang biasa saja. Seperti pada sekolah dasar pada umumnya terdapat enam kelas berjejer. Namun demikian ternyata, sekolah ini merupakan bangunan yang sudah dibangun sejak masa Belanda berkuasa.
Di pojokan sekolah terdapat ruangan berukiran 12 x 9 meter. Namun sayangnya, ruangan yang terbuat dari kerangka baja ini tak terawat.
Tokoh Masyarakat Padukuhan Prengguk, Ngatijo mengatakan, pada masa itu ada seorang pria yang datang ke Tegalrejo mengaku Ndoro Panji. Dia juga mengaku merupakan utusan dari Kraton Ngayogyakarya Hadiningrat pada masa pemerintahan Sri Sultan Hamengkubuwono VIII.
Kala itu Ndoro Panji mendatangi lokasi SD Prengguk, dimana lokasi ini merupakan markas dari Belanda. Kemudian digunakan untuk Sekolah Rakyat bagi masyarakat pribumi. Satu bangunan di paling belakang ini memang tidak pernah dirobohkan.
“Kerangkanya memang dari baja, seperti itu tidak pernah dipugar,” kata Ngatijo, Selasa (17/11/2020).
“Awal tonggak Tegalrejo ini berdiri, yakni keinginan dari Ndoro Panji dimana tegalan atau sawah yang rejo atau makmur,” ujar dia.
Sekilas memang tidak begitu spesial, selain karena bentuknya yang tidak terawat. Di dalamya bisa dikatakan memprihatinkan. Sangat minim perawatan, bahkan debu dan juga sarang laba-laba terlihat jelas.
Penjaga malam SDN Prengguk 1, Sagiran mengungkapkan, sejak puluhan tahun lalu, ruangan ini memang tak pernah digunakan. Bisa dikatakan lokasi ini sebagai gudang sekolah.
“Padahal ini bangku juga asli dari peninggalan Belanda tapi memang dari dulu tidak ada anggaran untuk perawatan,” ucap Sagiran.
Ia mengatakan, selama ia bekerja di lokasi ini, ruanga tersebut baru diperbaiki satu kali. Secara spesifik Sagiran mengatakan, perbaikan sendiri ada pada genting dan lantai yang dirubah menjadi lantai keramik.
“Seinget saya sejak tahun 80an saya kerja disini ya baru sekali diperbaiki,” ujarnya.
Sementara itu, Kepala Dinas Pendidikan, Pemuda dan Olahraga Kabupaten Gunungkidul, Bahron Rasyid mengatakan, saat ini baru ada satu sekolah yang merupakan bangunan cagar budaya. Namun demikian pihaknya bersama Kundha Kabudayan masih menginventaris sekolah yang layak dijadikan bangunan cagar budaya.
“Karena ada beberapa kategori sehingga memang harus diinventaris,” pungkas Bahron.
-
Politik2 hari yang lalu
Sutradara TV Swasta Masuk Deretan Nama Bursa Pilkada Gunungkidul
-
Politik3 minggu yang lalu
Mandat PAN Turun, Mahmud Ardi Widanta Kembali Maju di Pilkada Gunungkidul
-
Peristiwa6 hari yang lalu
Kecelakaan Hebat di Jalan Baron, Dua Orang Tak Sadarkan Diri
-
Pariwisata4 minggu yang lalu
Menjelajahi Sejumlah Wisata Ekstrem di Kabupaten Gunungkidul yang Patut Dicoba
-
Pariwisata1 minggu yang lalu
Drini Park, Destinasi Wisata Anyar Yang Suguhkan Keindahan Kawasan Pesisir Selatan
-
Pemerintahan4 minggu yang lalu
Bupati Gunungkidul Lantik 5 Pejabat Pimpinan dan Rotasi Puluhan Pegawai
-
Pemerintahan3 minggu yang lalu
Mesum di Sekolah, Dua Guru SD Dipecat
-
Peristiwa3 minggu yang lalu
Dua Kendaraan Terlibat Kecelakaan di Jalan Jogja-Wonosari
-
Peristiwa3 minggu yang lalu
Tenggelam di Sungai Oya, Pelajar Ditemukan Meninggal Dunia
-
Sosial2 minggu yang lalu
Jamaah Masjid Aolia Gunungkidul Lebaran Hari Ini
-
Politik3 hari yang lalu
Bursa Pilkada Gunungkidul, Golkar Kantongi 2 Nama Bakal Calon Bupati
-
Uncategorized2 minggu yang lalu
Sunaryanta Gelar Pertemuan dengan Petinggi Gerindra, Bahas Pilkada ?