Sosial
Mengembangkan Potensi Batik Kelor di Tengah Keterbatasan


Karangmojo, (pidjar.com)–Keanekaragaman potensi ekonomi kreatif di Gunungkidul mulai bermunculan dalam beberapa waktu terakhir. Setiap daerah mulai berlomba-lomba menciptakan ciri khas sesuai kearifan lokal di wilayahnya. Sebuah hal yang positif tentunya lantaran dengan kehadiran ekonomi kreatif yang dikelola masyarakat lokal ini, akan menjadi penyokong yang luar biasa untuk pertumbuhan daerah.
Salah satu yang tengah gencar dikembangkan oleh masyarakat ialah kerajinan batik di Gunungkidul yang mulai memunculkan motif-motif unik sesuai karakteristik wilayahnya. Pemerintah Kalurahan Kelor, Kapanewon Karangmojo, sejak tahun 2019 telah mengembangkan batik dengan motif daun kelor sesuai dengan keunikan wilayahnya.
Carik Kalurahan Kelor, Setyawati, menyampaikan, adanya batik kelor bermula dari pelatihan batik yang diselenggarakan pada tahun 2019. Dalam pelatihan ini, Pemkal Kelor bekerja sama dengan salah satu pengrajin batik dari Kapanewon Ngawen. Dalam proses pelatihan, masyarakat kemudian ingin memunculkan motif khas Kalurahan Kelor yang kemudian muncul ide menggunakan motif daun kelor sesuai nama wilayahnya. Pada proses pelatihan sendiri, masyarakat diseleksi mana saja yang dinilai mampu memproduksi batik secara mandiri.
“Batik kelor itu kombinasi antara cap dan tulis. Dari pelatihan itu cuma kepilih empat orang yang dinilai mampu. Sekarang kami masih bekerjasama dengan pengrajin batik di Kapanewon Ngawen untuk produksi karena di sini belum mampu karena keterbatasan sumber daya manusia,” ucapnya, Sabtu (29/01/2022).
Ia menambahkan, dalam perkembangan, pihaknya masih menghadapi sejumlah kendala untuk memproduksi dan mengembangkannya. Sumber daya manusia yang terbatas membuat pengembangan batik motif Kelor sementara hanya digunakan di Pemerintah Kalurahan Kelor saja. Selain itu, peralatan yang tidak lengkap juga menghambat berkembangnya batik Kelor.


“Kalau yang bisa kan kebetulan dipilih empat orang itu, kebetulan juga mereka itu ibu rumah tangga yang banyak juga kerjaan di rumah. Kalau capnya itu juga cuma punya satu, sangat terbatas,” imbuhnya.
“Motif yang jadi ciri khas ya daun kelor itu, memang ada kombinasi dengan walang tapi yang menonjol daun kelornya,” terang Setyawati.
Menurutnya, perlu adanya pelatihan-pelatihan lanjutan untuk mengembangkan batik Kelor ini. Namun demikian, anggaran yang terbatas membuat Pemerintah Kalurahan belum dapat melakukan pelatihan kerajinan batik lanjutan. Ia berharap, pihak-pihak terkait dapat memfasilitasi agar batik Kelor dapat dikembangkan dan dipasarkan lebih luas.
“Sekarang batik Kelor baru dipakai setiap hari Kamis oleh pamong Kalurahan Kelor dan Bamuskal, warnanya itu ada biru dan ungu kalau harganya mulai Rp. 120 ribu sampai Rp. 150 ribu,” jelasnya.
Pihaknya juga berharap agar mendapat pendampingan dalam kaitannya mematenkan produk batik Kelor. Hingga saat ini batik Kelor belum dipatenkan lantaran pihaknya belum mengetahui langkah-langkahnya sehingga dikhawatirkan jika tidak segera dipatenkan batik Kelor dapat ditiru oleh orang lain.
“Yang jelas belum tahu prosedurnya, masih bingung istilahnya. Kami perlu pendampingan dalam mematenkan batik Kelor ini,” pungkasnya.

-
Peristiwa3 minggu yang lalu
Gelaran Dangdut Berujung Kisruh, 1 Pemuda Tewas Tertembak Senjata Laras Panjang
-
Kriminal6 hari yang lalu
Berawal Lempar Kursi ke Pengendara Motor, Pemuda Tenggak Miras Dimassa
-
Hukum3 minggu yang lalu
Kronologi Tertembaknya Aldi, Warga Sempat Serbu Polisi Pelaku
-
Sosial2 minggu yang lalu
Traktor Bantuan Pemerintah Untuk Petani Gunungkidul
-
Politik2 minggu yang lalu
Politisi Gaek Gunungkidul Banyak Lari ke Tingkat Provinsi, Bakal Caleg Daerah Diisi Wajah Baru
-
Peristiwa1 minggu yang lalu
Kebakaran Hebat di Girisekar, Rumah Limasan Beserta Isinya Ludes Terbakar
-
Politik3 minggu yang lalu
Support Penuh Yeny Wahid Untuk PSI Gunungkidul
-
Kriminal1 minggu yang lalu
Tukang Kibul Jadi Buron, Korbannya Rugi Rp 250 Juta
-
Hukum3 minggu yang lalu
Dua Pembunuh Perempuan Hamil Diganjar Hukuman Mati
-
Pemerintahan2 minggu yang lalu
Taman Parkir Segera Direhab dengan Rp 2,3 Miliar
-
Peristiwa3 minggu yang lalu
Terjatuh di Lantai 2 Gedung DPRD Gunungkidul Baru, Pekerja Meninggal Dunia
-
Hukum3 minggu yang lalu
Kapolsek Girisubo dan 5 Anggota Turut Diperiksa, Briptu MK Terancam Pecat