Sosial
Menyulap Limbah Jelantah Jadi Lilin Aromaterapi
Tanjungsari,(pidjar-com-525357.hostingersite.com)– Industri Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM) di Gunungkidul dalam beberapa tahun terakhir semakin berkembang, berbagai kreatifitas masyarakat dalam menciptakan produk pun mulai bermunculan. Salah satunya ialah pengolahan limbah minyak jelantah yang disulap menjadi lilin aromaterapi oleh Desa Wisata Ngestirejo, Kapanewon Tanjungsari.
Saat ditemui, Ketua Desa Wisata Ngestirejo, Agung Nugroho (42) mengatakan jika inspirasi mengolah minyak jelantah menjadi lilin aromaterapi didasari banyaknya limbah minyak jelantah yang dihasilkan oleh masyarakat. Sebelum dimanfaatkan dalam membuat lilin, minyak jelantah hanya dibuang begitu saja di lingkungan sekitar. Menurutnya, kebiasaan tersebut jika diteruskan dalam waktu yang lama dapat merusak lingkungan sekitar.
“Kalau dibuang kan merusak lingkungan, nah bagaimana caranya supaya minyak jelantah ini bisa dikaryakan,” terang Ketua Desa Wisata Ngestirejo, Agung Nugroho.
Ia kemudian mencoba mencari tahu informasi tentang pengolahan minyak jelantah, dari proses pencarian itu ditemukan ide untuk membuat minyak jelantah menjadi lilin aromaterapi. Ia kemudian mencoba secara otodidak ilmu yang ia pelajari lewat internet, hasilnya dari berbagai percobaan ditemukan cara yang pas untuk mengolah minyak jelantah menjadi lilin aromaterapi.
“Proses mencari ide dan percobaan itu sekitar dua tahun, kalau pembuatan lilin aromaterapi ini baru sekitar satu tahun belakangan ini,” imbuh Agung.
Untuk memasarkannya, lilin aromaterapi yang dinamainya taman agung itu saat ini dimasukkan dalam paket wisata di Desa Ngestirejo. Wisatawan yang berkunjung dana membeli satu paket wisata disebutnya sudah otomatis mendapatkan lilin taman agung. Menurutnya, sejauh ini dalam pemasaran produk tidak ditemui kendala.
“Ini kan modal minim, bahan utamanya tentu minyak jelantah dan sudah disuplai oleh teman-teman,” ujarnya.
“Teman-teman yang biasanya membuang sembarangan sekarang sudah kita kumpulkan sebagai pemasok minyak jelantah,” sambung Agung.
Tak hanya gerakan ekonomi produktif saja, menurutnya pengolahan limbah minyak ini juga merupakan gerakan konservatif untuk menyelamatkan lingkungan dari pencemaran limbah. Usahanya tersebut juga sebagai edukasi masyarakat agar lebih memperhatikan limbah-limbah di lingkungan sekitar yang bisa diolah dan menghasilkan nilai ekonomi.
Proses pembuatannya pun tidak begitu susah, disebutnya langkah terpenting ialah memisahkan minyak jelantah yang berwarna bening dan pekat. Langkah ini untuk menentukan warna yang bisa ditambahkan saat proses pembuatan lilin. Setelah itu, untuk menghilangkan aroma minyak jelantah hanya perlu menggorengnya dengan serai yang kemudian ditambahkan dengan sejumlah bahan lain untuk mengentalkannya serta diberikan aroma terapi.
“Tinggal ditunggu beberapa malam dan sudah jadi,” ucapnya.
Ia berharap, usaha konservatif produktif yang ia rintis bisa mendapatkan perhatian dari pemerintah khususnya terkait pelatihan pemasaran agar lebih luas lagi.
“Ini kami jual seharga Rp. 10 ribu sampai Rp. 15 ribu tergantung ukuran dan warnanya, tentu kami harap bisa dicover oleh Pemkab agar pemasarannya semakin luas,” tutup Agung.
-
Sosial4 hari yang lalu
Momen Sunaryanta Menyamar Untuk Nonton Karnaval HUT Gunungkidul
-
Pemerintahan4 minggu yang lalu
Habiskan Anggaran 41 Miliar, Puluhan Titik Ruas Jalan Gunungkidul Diperbaiki
-
Olahraga3 minggu yang lalu
PON XXI Aceh, PDBI Gunungkidul Sabet Juara Umum 2
-
Sosial4 hari yang lalu
Hari Jadi ke 194, Gunungkidul Night Carnival Jadi Momen Tingkatkan Ekonomi dan Eksistensi Kesenian
-
Olahraga3 minggu yang lalu
Kejurkab Gunungkidul, Ganeksa Bhumikarta Rebut Gelar Juara Putra
-
Uncategorized3 minggu yang lalu
Tertabrak Fortuner, Pemotor di Gunungkidul Terseret 20 Meter Hingga Tewas
-
Pemerintahan3 minggu yang lalu
Ratusan Kilometer Jalan Rusak, Pemerintah Usulkan Perubahan Status di Sejumlah Titik
-
Hukum4 minggu yang lalu
Ngaku Bisa Gandakan Uang, Dukun di Gunungkidul Diringkus Polisi
-
Hukum2 minggu yang lalu
Sempat Disekap di Rumah Kosong, Siswi 11 Tahun Dicabuli Pemuda Bejat
-
Sosial3 minggu yang lalu
Ardi di Depan Umat Katholik: Hanya di Era Sunaryanta Insiden SARA Tak Pernah Terjadi
-
Pemerintahan4 minggu yang lalu
Gelontoran Anggaran dari Pusat Untuk Pengembangan Pangan Akuatik di Gunungkidul
-
Politik3 minggu yang lalu
Protes Badingah Saat Namanya Masuk Jadi Tim Penasehat Calon Bupati