Pemerintahan
Merebaknya Anthraks dan Kekhawatiran Hancurnya Harga Ternak Gunungkidul


Wonosari, (pidjar.com)–Kasus munculnya virus antraks di Kapanewon Ponjong dan Kapanewon Gedangsari yang membuat belasan ternak mati beberapa waktu lalu menjadi perhatian semua pihak. Munculnya virus antraks di Gunungkidul sendiri bukan pertama kalinya terjadi. Beberapa tahun silam kejadian serupa juga sempat muncul di Bumi Handayani. Tak hanya membuat matinya ternak, namun virus tersebut juga menular ke manusia.
Spora virus antraks sendiri dapat bertahan hingga sepuluh tahun menjadi pekerjaan tersendiri untuk meminimalisir munculnya penularan antraks antar hewan ataupun penularan ke manusia. Diperlukan adanya penanganan tuntas dari pemerintah agar kasus-kasus semacam ini tak kembali terulang. Adapun hal ini menjadi penting mengingat sektor peternakan sendiri sangat penting bagi warga masyarakat Gunungkidul.
Wakil Ketua DPRD Kabupaten Gunungkidul, Heri Nugroho, menyampaikan, perlu dilakukan lokalisir untuk menghindari kejadian merebaknya virus anthraks terulang kembali. Ketika penularan antraks terus berulang terjadi, menurutnya dapat berdampak pada menurunnya kepercayaan pembeli terhadap hewan ternak di Gunungkidul. Nantinya, harga hewan ternak Gunungkidul akan terdampak dan tak kunjung stabil. Sebuah hal yang tentunya akan sangat meresahkan masyarakat mengingat sebagian warga Gunungkidul, khususnya yang hidup di pedesaan memiliki hewan ternak.
“Semoga itu tidak terjadi, perlu langkah-langkah strategis dalam penyelesaian masalah anthraks di Gunungkidul,” ungkap dia, Senin (21/02/2022).
Dinas Peternakan dan Kesehatan Hewan Gunungkidul pun telah diminta untuk melakukan lokalisir kawasan yang menjadi zona merah penularan antraks belakangan ini. Ia menambahkan, adanya penularan antraks pada hewan ternak di Gunungkidul jangan sampai dimanfaatkan oleh pihak-pihak yang mencari keuntungan. Menurutnya, jika isu penularan anthraks berkembang dan tidak diiringi dengan kesigapan seperti melokalisir hewan ternak, dikhawatirkan menjadi monopoli pedagang nakal.


“Ini kalau bisa dilakukan dan diharapkan agar tidak menulari sapi yang lain sehingga harganya tidak turun,” imbuhnya.
Untuk menyikapi permasalahan itu, ia telah memberikan instruksi kepada komisi B yang membidangi peternakan dan komisi D yang membidangi kesehatan untuk segera mengambil langkah taktis. Hewan ternak di Gunungkidul sendiri dikenal mempunyai kualitas yang baik serta peternaknya yang dikenal tidak pantang menyerah. Menurutnya harus ada pemicu agar aspek ekonominya dapat meningkat.
“Pada intinya lokalisir jangan sampai ke mana-mana dan tidak berdampak pada ternak yang lain,” ucap Heri.

-
Peristiwa1 hari yang lalu
Dua Mobil Tabrakan Hingga Terbakar, Belasan Orang Jadi Korban
-
Pemerintahan5 hari yang lalu
Oknum Perangkat Kalurahan Diduga Kemplang Dana Pajak Ratusan Juta
-
Pemerintahan3 hari yang lalu
Pemkab Gunungkidul Segera Buka Lowongan Ratusan PPPK
-
Kriminal2 minggu yang lalu
Berawal Lempar Kursi ke Pengendara Motor, Pemuda Tenggak Miras Dimassa
-
Peristiwa4 minggu yang lalu
Gelaran Dangdut Berujung Kisruh, 1 Pemuda Tewas Tertembak Senjata Laras Panjang
-
Hukum4 minggu yang lalu
Kronologi Tertembaknya Aldi, Warga Sempat Serbu Polisi Pelaku
-
Politik3 minggu yang lalu
Politisi Gaek Gunungkidul Banyak Lari ke Tingkat Provinsi, Bakal Caleg Daerah Diisi Wajah Baru
-
Sosial3 minggu yang lalu
Traktor Bantuan Pemerintah Untuk Petani Gunungkidul
-
Peristiwa5 hari yang lalu
Bak Model Profesional, Para ASN Berlenggak-lengok di Acara Gunungkidul Batik Fashion Beach
-
Peristiwa2 minggu yang lalu
Kebakaran Hebat di Girisekar, Rumah Limasan Beserta Isinya Ludes Terbakar
-
Peristiwa5 hari yang lalu
Pengadilan Agama Dinilai Lamban Keluarkan Surat Dispensasi Nikah
-
Politik4 minggu yang lalu
Support Penuh Yeny Wahid Untuk PSI Gunungkidul