Sosial
Meski Meninggal Bukan Karena Covid-19, Warga Rongkop Dimakamkan Dengan Cara Khusus






Rongkop,(pidjar-com-525357.hostingersite.com)–Pandemi corona yang tengah melanda berbagai penjuru dunia ini berdampak banyak terhadap kehidupan sosial masyarakat. Seperti yang terjadi di wilayah Kecamatan Rongkop, Sabtu (18/04/2020) malam tadi. Adanya warga yang meninggal dunia terpaksa harus dimakamkan pada tengah malam hari dan menggunakan prosedur sesuai standar pemakaman covid-19.
Diperoleh informasi, warga meninggal dunia tersebut berusia sekitar 63 tahun. Dirinya sempat di rawat di RSUP Dr. Sardjito Yogyakarta. Namun pada Sabtu malam dirinya menghembuskan nafas terakhir akibat sakit yang ia derita.
Jenazah kemudian dibawa menuju Gunungkidul menggunakan mobil BPBD DIY. Kemudian jenazah di terima oleh BPBD Gunungkidul dan Tim Gugus Penanganan Covid-19 untuk kemudian di bawa menuju ke TPU wilayah Kecamatan Rongkop.
“Semalam kami terima kemudian di makamkan sekitar pukul 23.00 WIB,” ujar Ketua Gugus Tugas, Immawan Wahyudi, Minggu (19/04/2020) pagi.
Immawan mengatakan, pemakaman sendiri menggunakan standar pemakaman covid-19. Meskipun diketahui bahwa warga tersebut meninggal dunia lantaran sakit tua.







“Sakit tua dan tambahan sakit umumnya diderita orang manula. Sudah dimakamkan relawan Tagana yang menerima alih tugas dari RS Sarjito,” terang Immawan.
Immawan menjelaskan, penanganan pemakaman yang menggunakan stamdar covid sendiri dilakukan untuk memberikan ketenangan bagi warga sekitar. Sehingga masyarakat tidak perlu khawatir dengan adanya warga meninggal dunia dan dimakamkan di lingkungan mereka.
“Itu non covid. Dimakamkan dengan protokol covid. Ini strategi untuk meredam kehawatiran dan ketakutan,” imbuh dia.
Lebih lanjut dikatakan, dalam menghadapi ujian berat saat ini masyarakat Gunungkidul diharapkan tetap semangat. Sebab masyarakat memiliki modal sosial yang kuat dan diharapkan untuk tetap guyup rukun.
“InsyaAllah tetap nampu menjaga modal sosial yang telah mengharumkan dan membesarkan Gunungkidul menjadi seperti sekarang ini yaitu guyub rukun, suka berpartisipasi dalam usaha membangun daerah dan memelihara senibudaya secara sungguh-sungguh untuk mewujudkan Gunungkidul Handayani,” terang Immawan.
Sementara itu, Kepala Dinas Kesehatan Gunungkidul, Dewi Irawaty menambahkan bahwa informasi yang diterima pihaknya, warga tersebut memang meninggal bukan karena corona. Namun begitu prosesi pemakaman menggunakan standar covid-19. Adapun diketahui jenazah dibungkus plastik, kantong jenazah dan peti khusus, jenazah sendiri harus dimakamkan maksimal 4 jam dari waktu kematian.
“Jika memang positif covid-19, dimakamkan kurang dari 4 jam itu agar virusnya tidak menyebar,” kata dia.
-
Pemerintahan2 minggu yang lalu
Bupati Endah Harapkan Tradisi Urbanisasi Mulai Berkurang
-
Pemerintahan2 minggu yang lalu
Akhirnya Gunungkidul Akan Kembali Punya Bioskop
-
film2 minggu yang lalu
Diputar Bertepatan Momen Lebaran, Film Komang Ajak Rayakan Perbedaan
-
bisnis3 minggu yang lalu
Hadirkan Zona Baru, Suraloka Interactive Zoo Siap Berikan Pengalaman Interaktif dan Edukatif
-
Uncategorized4 minggu yang lalu
Milad ke 12, Sekolah Swasta Ini Telah Raih Ribuan Prestasi
-
bisnis4 minggu yang lalu
Sambut Lebaran 2025, KAI Bandara Beri Diskon Tiket dan Pemeriksaan Kesehatan Gratis
-
Sosial1 minggu yang lalu
Komitmen HIPMI Gunungkidul Jaga Kebersamaan dan Dukung Kemajuan Investasi Daerah
-
Peristiwa2 minggu yang lalu
Kebakaran di Rongkop, Bangunan Rumah Hingga Motor Hangus Terbakar
-
Peristiwa4 minggu yang lalu
Jelang Lebaran, Polisi Himbau Warga Waspadai Peredaran Uang Palsu
-
Pemerintahan2 minggu yang lalu
Pemeriksaan Selesai, Bupati Segera Jatuhkan Sanski Terhadap 2 ASN yang Berselingkuh
-
bisnis4 minggu yang lalu
Catat Kinerja Positif di Tahun 2024, WOM Finance Berhasil Tingkatkan Aset 4,68 Persen
-
Pemerintahan2 minggu yang lalu
Puluhan Sapi di Gunungkidul Mati Diduga Karena Antraks