Sosial
Miliki Nilai Jual Tinggi, Petani Gunungkidul Mulai Lirik Budidaya Pisang Mas Asal Lumajang
Wonosari,(pidjar.com)–Budidaya Pisang Mas Kirana saat ini tengah dilirik oleh petani. Sejumlah lahan kosong tak produktif untuk pertanian, banyak dimanfaatkan untuk menanam buah tersebut. Di Gunungkidul ada 40 hektare lahan yang kini ditanami berasal dari daerah Lumajang ini.
Wakil Ketua KWT Garotan, Erna mengatakan Pisang Mas Kirana sekarang sedang diminati oleh petani. Sebab dalam proses budidayanya cukup mudah dan tidak membutuhkan perawatan khusus. Selain itu, untuk harganya juga berbeda jika dibandingkan dengan pisang mas jenis lain.
Menurutnya, konsumen menyukai Pisang Mas Kirana karena ukurannya yang sesuai dengan selera konsumen, warna kulit buah pisang mas juga sangat menarik yaitu kuning cerah, didukung dengan rasa daging buahnya manis, segar, dan teksturnya lembut. Sehingga banyak dicari oleh orang.
“Ya memang rasanya lebih manis. Batangnya mudah ditanaman, jadi untuk perawatan juga tidak ada teknik khusus,” kata Erna.
Adapun di wilayahnya ada 3 demplot budidaya Pisang Mas Kirana dengan luasan lahan 2.000 meter di lahan kosong. Kemudian masing-masing anggota KWT juga memiliki paling tidak 10 batang yang ditanam di pekarangan rumahnya. Untuk masa tanamnya sendiri 7 sampai 8 bulan dari penanaman pertama sudah bisa berbuah.
“Kalau dirawat dengan baik tentu kualitasnya akan lebih unggul lagi. Harga jualnya 15 ribu sampai 20 ribu per sisir, tapi tergantung dengan kondisi barangnya,” imbuh dia.
Sementara itu, Petugas di Bidang Perkebunan dan Hortikultura, Dinas Pertanian dan Pangan Gunungkidul, Restu mengatakan komoditas ini memang tengah menjadi primadona karena tergolong potensial. Selain mudah ditanam, harga jual dipasaran juga lumayan tinggi.
Bahkan, pisang ini juga menjadi pilihan utama bagi para pengusaha hotel, catering atau restoran karena warnanya yang menarik dan memiliki rasa yang pas.
Di Gunungkidul, ada 40 hektare lahan yang digunakan untuk budidaya pisang mas Kirana yang tersebar di Kapanewon Semin, Nglipar, Ngawen, Gedangsari, dan Patuk. Pendampingan dari Dinas tetap diberikan agar hasilnya lebih maksimal.
“Memang jadi primadona baru. Gunungkidul mulai mengembangkan tanaman jenis ini sejak 2019 lalu. Sektor hortikultura dan perkebunan sebenarnya banyak sekali peluang yang potensial untuk menggerakkan ekonomi,” ucap Restu.
-
Politik1 hari yang lalu
Sutradara TV Swasta Masuk Deretan Nama Bursa Pilkada Gunungkidul
-
Politik3 minggu yang lalu
Mandat PAN Turun, Mahmud Ardi Widanta Kembali Maju di Pilkada Gunungkidul
-
Peristiwa6 hari yang lalu
Kecelakaan Hebat di Jalan Baron, Dua Orang Tak Sadarkan Diri
-
Pariwisata4 minggu yang lalu
Menjelajahi Sejumlah Wisata Ekstrem di Kabupaten Gunungkidul yang Patut Dicoba
-
Pariwisata1 minggu yang lalu
Drini Park, Destinasi Wisata Anyar Yang Suguhkan Keindahan Kawasan Pesisir Selatan
-
Pemerintahan4 minggu yang lalu
Bupati Gunungkidul Lantik 5 Pejabat Pimpinan dan Rotasi Puluhan Pegawai
-
Pemerintahan3 minggu yang lalu
Mesum di Sekolah, Dua Guru SD Dipecat
-
Peristiwa3 minggu yang lalu
Dua Kendaraan Terlibat Kecelakaan di Jalan Jogja-Wonosari
-
Peristiwa3 minggu yang lalu
Tenggelam di Sungai Oya, Pelajar Ditemukan Meninggal Dunia
-
Sosial2 minggu yang lalu
Jamaah Masjid Aolia Gunungkidul Lebaran Hari Ini
-
Uncategorized2 minggu yang lalu
Sunaryanta Gelar Pertemuan dengan Petinggi Gerindra, Bahas Pilkada ?
-
Pemerintahan2 minggu yang lalu
Puncak Arus Mudik Diperkirakan 9 April, Sejumlah Jalur Alternatif Disiapkan