Pemerintahan
Musim Lebaran Diperkirakan Hasilkan Ratusan Ton Sampah di Pantai Selatan, Petugas Kebersihan Tidak Diperbolehkan Libur






Wonosari,(pidjar-com-525357.hostingersite.com)–Masalah sampah di obyek wisata terutama selama masa liburan menjadi masalah klasik yang masih belum terpecahkan. Hal ini menyebabkan banyaknya keluhan dari wisatawan mengenai adanya titik-titik di sejumlah obyek wisata yang kotor oleh sampah sehingga mengganggu kenyamanan dan keindahan.
Selama ini, kendala penanganan masalah sampah di obyek wisata masih berkutat di sarana dan prasarana serta tenaga. Pada musim lebaran kali ini, diperkirakan akan menghasilkan sampah sebanyak 210 ton.
Kepala Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Gunungkidul, Agus Priyanto menyatakan bahwa memang jika dibandingkan dengan beban kerja, saat ini jumlah tenaga kebersihan di kawasan pantai memang masih kurang mencukupi. Untuk membersihkan kawasan wisata DLH hanya mempunyai 24 orang personel. Meski begitu, di tengah keterbatasan yang ada, pihaknya tetap berusaha untuk membersihkan kawasan pantai dari sampah-sampah.
“Kita ingin membuat semua wisatawan merasa nyaman dalam kunjungannya ke Gunungkidul,” beber Agus, Kamis (07/06/2018) siang.
Ia menambahkan, selama musim lebaran ini, para petugas kebersihan bisa dibilang tidak akan mendapatkan libur. Bahkan beban kerja mereka bakal semakin berat lantaran diperkirakan kawasan pantai selatan akan dibanjiri oleh wisatawan. Minimnya jumlah petugas tersebut menurut Agus bisa disiasati melalui kerjasama dengan Pokdarwis-pokdarwis yang ada. Menjaga kebersihan dan keindahan kawasan pantai memang menjadi tugas bersama dari pemerintah dan pelaku wisata.







“Kita sudah berkoordinasi dengan Pokdarwis-pokdarwis yang ada dalam kaitannya menjaga kebersihan wilayah masing-masing,” lanjutnya.
Agus menghimbau kepada seluruh pengunjung kawasan pantai agar bisa meningkatkan kesadaran untuk menjaga kebersihan demi kenyamanan bersama. Pihaknya telah menyediakan sejumlah tempat sampah di berbagai titik dengan tujuan untuk memicu para wisatawan membuang sampah pada tempatnya.
“Fasilitas memang penting, akan tetapi yang terpenting adalah kesadaran dari wisatawan maupun masyarakat untuk ikut menjaga kebersihan. Paling tidak dengan membuang sampah pada tempatnya,” urai dia.
Ia tidak memungkiri bahwa untuk mengubah perilaku masyarakat untuk tidak membuang sampah atau mengurangi penggunaan bahan yang membuat sampah berlebihan memang perlu proses. Berdasarkan perkiraan, setiap wisatawan yang masuk ke Gunungkidul menghasilkan 0,7 kilogram sampah. Dengan asumsi ini, serta ditambah pada perkiraan jumlah kunjungan mencapai 300.000 orang, jumlah sampah yang harus ditangani pihaknya adalah mencapai 210 ton.
Ia beberkan lebih lanjut, salah satu proyek prestisius yang nantinya bertujuan untuk mengurai permasalahan sampah di kawasan selatan adalah pembangunan Tempat Pembuangan Akhir (TPA). Saat ini proyek tersebut sudah dalam proses dengan masuknya tim konsultan untuk mulai bergerak melihat kondisi tempat, yang rencananya di Desa Banjar, Tanjungsari.