fbpx
Connect with us

bisnis

Jogja World Heritage Festival 2024 Digelar di Sumbu Filosofi Sisi Selatan

Diterbitkan

pada

BDG

 

Jogja, (pidjar.com) — Yogyakarta dengan keberadaan nilai-nilai luhur budaya Jawa yang ditafsirkan dan diwujudkan dalam bentuk ungkapan budaya tidak ditemukan di tempat lain. Salah satunya Kawasan Sumbu Filosofis yang menjadi Warisan Budaya Dunia dan telah diakui oleh UNESCO, setahun lalu.

Perayaan setahun diakuinya Sumbu Filosofis ini akan diwujudkan dalam bentuk Jogja World Heritage Festival (JWHF) 2024, sebuah festival budaya yang unik dan kaya makna yang digelar 21-22 September 2024.

Mengangkat tema Sangkaning Dumadi dengan sub-tema Gebayanan menggambarkan awal kehidupan dan mengambil inspirasi dari nama kawasan penyelenggaraan di Jalan DI Panjaitan Kemantren Mantrijeron yang terdapat Sumbu Filosofis sisi Selatan, yakni Panggung Krapyak.

Latar belakang pemilihan lokasi ini bukan tanpa alasan, sebab JWHF 2024 bertekad untuk menyoroti bagian selatan Sumbu Filosofi yang selama ini kurang memperoleh perhatian.

Berita Lainnya  Di Wareng, Batu Diduga Fragmen Candi Jadi Bahan Saluran Irigasi

Kepala Dinas Kebudayaan (Kundha Kabudayan) DIY, Dian Lakshmi Pratiwi, mengatakan perayaan JWHF 2024 kali ini pihaknya ingin mengangkat segmen selatan.

“Tahun ini kita mencoba mempopulerkan dan memperkenalkan lebih jauh kawasan Sumbu Filosofi, khususnya segmen selatan yang disebut dengan Kebayangan,” katanya dalam konferensi pers di Kompleks Kepatihan Yogyakarta, Kamis (19/9/2024).

JWHF 2024 akan menampilkan berbagai acara menarik, termasuk Kirab Bregada yang melibatkan dua bregada kakung dan dua bregada putri membawa gunungan, melambangkan pertemuan laki-laki dan perempuan.

“Harapannya kegiatan ini dapat mendorong generasi muda untuk lebih mencintai dan menjaga warisan budaya yang ada di DIY. Kawasan Sumbu Filosofi sendiri telah diakui sebagai salah satu warisan budaya dunia oleh UNESCO, sehingga keberadaanya menjadi sangat penting untuk dilestarikan. Adanya JWHF ini masyarakat bisa semakin sadar akan pentingnya menjaga dan merawat warisan budaya untuk masa depan, ” jelasnya.

Ganang Iwan Surya Yudha, salah satu anggota pokja menekankan, festival ini bukan sekadar perayaan seni. JWHF 2024 ini adalah tonggak awal untuk melestarikan, memanfaatkan serta melindungi warisan budaya dunia.

Berita Lainnya  GKR Hemas Harapkan Paguyuban Kawulo Mataram Tak Terjebak Politik Praktis

“Festival ini bertujuan untuk meningkatkan pemberdayaan masyarakat dan mengangkat potensi seni budaya di Kawasan Sumbu Filosofi. Jadi, tiga fase kehidupan manusia, seperti kelahiran, kedewasaan dan kematian dimulai dari Panggung Krapyak,” tandasnya.

Ganang menyebut, nantinya juga akan ada kirab budaya yang melibatkan dua bregada kakung dan dua bregada putri yang membawa gunungan kakung dan putri. Hal ini menggambarkan pertemuan antara laki-laki dan perempuan yang dimulai dari sisi selatan. Kirab tersebut akan diarak menuju Plengkung Gading.

“Kita juga menggambarkan perjalanan sangkaning dumadi dari Panggung Krapyak menuju Keraton. Yang menarik, JWHF 2024 tidak hanya fokus aspek budaya tetapi juga melibatkan bidang ekonomi. Bazar UMKM akan menjadi salah satu highlight, memberikan kesempatan bagi pelaku usaha lokal untuk memamerkan produk mereka kepada pengunjung festival, ” imbuhnya.

Berita Lainnya  Belajar Membuat Eco Enzyme, Cairan Seribu Manfaat dari Fermentasi Sampah Dapur

Selain itu, mini talkshow juga digelar 22 September dengan narasumber Ir Yuwono Sri Suwito dari Kawedanan Hageng Panitrapura dan Aris Eko Nugroho SP M Si, membahas makna Sangkaning Dumadi dan pentingnya pelestarian warisan budaya.(Ken).

Iklan
Iklan

Facebook Pages

Iklan

Pariwisata

Berita Terpopuler