Connect with us

Sosial

Pahlawan IKG, Sukandi Berpulang, Warga Perantauan Gunungkidul Berduka

Diterbitkan

pada

BDG

Playen,(pidjar-com-525357.hostingersite.com)–Keluarga Besar Ikatan Keluarga Gunungkidul (IKG) tengah dirundung duka. Salah seorang tokoh senior sekaligus pendiri IKG, Sukandi (90) berpulang. Rencananya, pria kelahiran Playen, ini akan dimakamkan di TPU Duwetsari, Desa Playen, Kecamatan Playen. Sukandi meninggal dunia pada Senin (25/03/2019) kemarin di sebuah rumah sakit di Bandung, Jawa Barat.

Nama Sukadi sendiri bukan menjadi nama yang asing bagi masyarakat di wilayah Kecamatan Playen bahkan di Gunungkidul. Sejak tahun 70-an ketika ia bekerja di Kementrian Kehutanan di Jakarta, Sukandilah yang kemudian mempunyai inisiatif untuk mengumpulkan masyarakat Gunungkidul yang ada di perantauan. Inisiatif inilah yang kemudian berkembang menjadi sebesar sekarang dengan IKG.

Awalnya, banyak aral lintang yang menghalangi mendiang Sukandi dalam perjalanan awal membentuk IKG. Namun kemudian, berkat kegigihannya, hal itu bukan menjadi hambatan untuk terus membangun IKG. Bahkan hingga akhir hayat, ia masih tercatat sebagai Dewan Pertimbangan IKG persis di bawah Bupati Gunungkidul.

Berita Lainnya  Puluhan Kasus Hingga Maret ini, Peredaran Narkoba di Gunungkidul Makin Marak

Di mata anak cucunya, Sukandi merupakan sosok yang sangat luar biasa. Prinsip kejujuran selalu ditanamkan terhadap 7 anak-anaknya hingga mereka menjadi orang yang berhasil. Sukandi selalu berprinsip bahwa selama ini, kesuksesan yang diraihnya adalah berkat kejujuran dan kedisplinan ini.

“Setahu saya di IKG, bapak itu sosok yang penuh semangat. Semangat untuk menyatukan warga di Gunungkidul karena beliau mengutamakan silaturahmi dan silaturahim,” kata Mirati, anak kelima Sukandi, Selasa (26/03/2019).

Ditambahkan Mirati, berkat kejujuran tersebutlah, ketika ayahnya pensiun dari Kementrian Kehutanan, tenaganya masih terus digunakan.

“Dalam keluarga, segala administrasi selalu dicatat, kelahiran anak cucu, pernikahan dan segala hal ada catatannya,” imbuh dia.

Selain perintis IKG, Sukandi juga diketahui menjadi perintis obyek wisata Srigethuk, Pondok Pesantren Ar Ruhama Playen, pemilik Rumah Sakit Nurrohmah dan masih banyak lagi yang bahkan pihak keluarga tidak diketahui.

Berita Lainnya  Korban Selamat Miras Maut Masih Sulit Dimintai Keterangan, Polisi Tes Lab Kandungan Miras

“Tahun 1993 itu ngangkat air dari sumber ke dusun Menggoran sehingga dulu warga tidak kesulitan air. Dan masih banyak lagi, masjid, gedung sekolah yang tidak kami ketahui karena bapak tidak butuh nama,” imbuh dia.

Sementara itu, salah seorang cucu Sukandi, Lukman Ardi mengaku sangat salut terhadap sosok kakeknya itu. Menurutnya, untuk meneladani kehidupan Sukandi merupakan hal yang sangat sulit.

“Eyang itu sosok yang luar biasa kemasyarakatannya. Bersosial, keberanian mengeluarkan ide-ide dan menggiring anak cucunya untuk mandiri dan menjadi orang yang berguna bagi masyarakat lain,” imbuh dia.

Ardi menambahkan, prosesi pemakaman akan dilakukan Rabu esok sekitar pukul 10.00 WIB di TPU Duwetsari, Playen. Saat ini pihak keluarga tengah melakukan persiapan di Pondok Pesantren Ar Ruhama Playen.

“Eyang meninggal di Bandung kemarin karena memang sudah sakit tua bertahun-tahun. Pihak keluarga juga sudah menerima dengan ikhlas dengan kepergian eyang,” pungkas dia.

Sementara itu, duka mendalam tak hanya dirasakan oleh keluarga saja, melainkan juga keluarga besar IKG. Ketua Dewan Pembina IKG, Benyamin Sudarmadi memaparkan, jasa Sukandi dalam merintis hingga membesarkan IKG memang sangat besar. Tak segan-segan, Benyamin bahkan menyebut bahwa Sukandi adalah orang yang memiliki jasa paling banyak bagi IKG selama ini.

Berita Lainnya  Dua Bulan Pertama di Tahun 2019, 7 Wanita dan Anak di Gunungkidul Jadi Korban Kekerasan Seksual

“Beliau ini adalah pahlawan IKG, beliau adalah pendiri pertama sekaligus juga yang menjadi paling banyak berjuang,” beber Benyamin.

Diceritakan Benyamin, Sukandi memiliki komitmen sangat kuat dalam melestarikan budaya Gunungkidul, terutama untuk warganya yang banyak berada di perantauan. Dengan membentuk komunitas, maka kemudian akan bisa menyatukan warga-warga Gunungkidul yang tengah jauh dari kampung halaman.

“Jadi seperti sekarang ini, kita bisa bangga ngomong sebagai orang Gunungkidul. Kalau dulu kebanyakan bahkan menutupi. Ini adalah jasa Pak Sukandi,” tutupnya.

Iklan
Iklan

Facebook Pages

Iklan

Pariwisata

Pariwisata2 minggu yang lalu

Masa Angkutan Lebaran 2025, Penumpang KA Bandara Capai 390 Ribu

https://pidjar.com/wp-content/uploads/2025/03/VID-20250327-WA0011.mp4  Jogja, (pidjar.com) – PT Railink KA Bandara Medan dan Yogyakarta mencatat sebanyak 390.475 ribu masyarakat menggunakan layanan Kereta Api...

bisnis2 minggu yang lalu

Libur Lebaran, Stasiun Yogyakarta Optimalkan Peran Sebagai Stasiun Integrasi Antarmoda

https://pidjar.com/wp-content/uploads/2025/03/VID-20250327-WA0011.mp4  Jogja,(pidjar.com) – Stasiun Yogyakarta memiliki keunggulan sebagai stasiun integrasi antar moda yang mampu melayani pemudik dan masyarakat untuk berwisata...

bisnis4 minggu yang lalu

Sambut Lebaran 2025, KAI Bandara Beri Diskon Tiket dan Pemeriksaan Kesehatan Gratis

https://pidjar.com/wp-content/uploads/2025/03/VID-20250327-WA0011.mp4  Jogja, (pidjar.com) – Dalam rangka menyambut momen Lebaran 2025, PT Railink KAI Bandara di Medan dan Yogyakarta memberikan diskon...

bisnis3 bulan yang lalu

Libur Panjang Isra Mi’raj dan Imlek, 79 Persen Tiket Terjual di Daop 6 Yogyakarta

https://pidjar.com/wp-content/uploads/2025/03/VID-20250327-WA0011.mp4  Jogja, (pidjar.com)– PT Kereta Api Indonesia (Persero) Daop 6 Yogyakarta mencatatkan penjualan tiket kereta api yang signifikan pada libur...

bisnis3 bulan yang lalu

Demi Lancarnya Perjalanan KA, Pusdalopka Rela Tak Ada Libur

https://pidjar.com/wp-content/uploads/2025/03/VID-20250327-WA0011.mp4  Jogja, (pidjar.com) – Salah satu elemen penting yang memainkan peran strategis dalam menjaga kelancaran operasional kereta api adalah Pusat...

Berita Terpopuler