Sosial
Pamor Anthurium Meredup, Komunitas Gaet Peminat Dengan Pameran Dan Kontes






Wonosari,(pidjar-com-525357.hostingersite.com)–Pamor tanaman hias jenis Anthurium semakin ke sini justru semakin redup. Padahal, beberapa tahun lalu sempat menembus angka ratusan juta satu potnya. Berbagai jenis tanaman cantik tersebut diburu demi hobi atau sekedar koleksi. Ada pula karena gengsi. Namun saat ini nama anthurium manukik jauh dari keviralannya. Menyikapi kondisi peminat Anthurium yang semakin meredup, komunitas Hinggil bersama dengan komunitas Anthurium di Jogja menggelar acara pameran dan kontes di Eks Kantor Kecamatan Wonosari.
Kegiatan ini bertujuan untuk menghidupkan kembali geliat peminat dan penghobi tanaman hias jenis ini. Mengingat sekitar tahun 2007 tanaman anthurium jenis gelombang cinta kala itu tengah melejit. Di jaman tahun-tahun tersebut satu tumbuhan gelombang cinta yang terawat mulai dari daunnya, batang dan karakter lain menjadi daya tarik tersendiri. Satu tumbuhan tanaman hias jenis ini, bahkan saat tengah naik daun bisa tembus hingga 500 juta. Tentu dengan karakter yang berkualitas tanaman yang sesuai dengan kriteria penilaian. Sayang seiring berjalannya waktu, sekitar tahun 2009 tanaman ini mulai meredup. Para kolektor dan peminat mulai meninggalkan tanaman yang tak berbunga ini untuk hiasan rumah.
“Dulu pernah redup. Terus bangkit lagi sekitar 2012 atau 2013 karena ada variasi baru. Persilangan jenis anthurium yang berbeda, dari tahun itu hingga sekarang progresnya mulai terlihat meski belum sepopuler dulu,” kata Eriyanto, wakil ketua komunitas Hinggil, Minggu (11/11/2018).
Menurut Eriyanto, saat booming anthurium jenis gelombang cinta serta beberapa jenis lain sering terjadi insiden-insiden yang membuat hati para penghobi menelan pahit. Bagaimana tidak, saat harga cukup tinggi itu beberapa tanaman unggul yang sempat di tawar hingga 35 juta pernah dicuri oleh orang.
“Peristiwa itu menimpa teman saya. Dia penghobi juga pedagang, tanamannya ditawar 35 juta tapi tidak dikasih. Eh tau-tau paginya tanaman itu sudah lenyap,” imbuh dia.







Namun setelah seiring berkembangnya jaman dan teknologi, beberapa varian dari anthurium mulai bermunculan dan membawa dampak tersendiri. Mulai dari jenis Mangkok, Cobra, Tornado dan beberapa jenis lainnya kembali dikenal masyarakat.
Berbagai upaya terus dilakukan untuk kembali mengenalkan tanaman hias jenis ini. Melalui kontes, pameran atau workshop terus dilakukan untuk kembali menggaet peminat tanaman hias anthurium. Meski sekarang ini peminat tanaman hias jenis ini khusus untuk di Gunungkidul belum seberapa namun komunitas ini berupaya kembali mengenalkan dengan variasi baru dan harga jual yang baru.
Sementara itu, ketua panitia pameran dan kontes Anthurium, Aris Suandono mengatakan pameran dan kontes tanaman hias ini dimaksudkan sebagai ajang promosi kepada masyarakat, untuk lebih mengenal jenis-jenis tanaman hias. Selain itu memberikan ruang bagi pecinta anthurium untuk menampilkan koleksi terbaik dari masing-masing penghobi.
“Kalau dari Gunungkidul ada yang ikut pameran, kalau untuk kontes ada beberapa lah yang belum masuk kriteria. Tapi kami tetap sediakan tempat ada apresiasinya juga,” kata dia.
Sebanyak 120 tanaman mengikuti pameran dan kontes untuk memperebutkan piala Bupati Gunungkidul. Dari ratusan tanaman itu akan diambil 11 kategori memperebutkan juara, untuk kemudian mendapatkan predikat best the best. Para kontestan selain memperebutkan piala bupati juga memperebutkan hadiah belasan juta.
“Pesertanya dari Solo raya, Magelang, Cilacap, Semarang dan DIY. Antusiasnya tinggi, pameran sejak tanggal 5 November hingga hari ini ditutup dengan kontes,” ucapnya.
Adapun kriteria dalam penilaian yakni bentuk daun yang simetris, lebar daun dan karakter dari masing-masing daun yang ada. Dengan adanya pameran seperti ini diharapkan geliat tanaman hias semakin maju. Selain itu, komunitas ini serta komunitas lainnya yang berhubungan dengan tanaman hias nampaknya juga memiliki harapan yang tinggi.(arista)