Sosial
Pandemi Corona, Masalah Kejiwaan di Gunungkidul Diperkirakan Melonjak






Wonosari,(pidjar-com-525357.hostingersite.com)–Sebaran virus Corona yang kini telah merambah Kabupaten Gunungkidul ternyata juga berpengaruh pada kesehatan jiwa. Diperkirakan, akan terjadi lonjakan pasien jiwa selama dan pasca pendemi corona ini berlangsung. Depresi akibat situasi maupun tekanan ekonomi menjadi penyebab utama pelonjakan tersebut.
Direktur RSUD Wonosari, Heru Sulistyowati memaparkan, banyak hal yang mempengaruhi kesehatan jiwa masyarakat terancam selama pandemi ini. Salah satunya kemunduran yang melanda semua lini kehidupan. Hal ini akan meningkatkan beban hidup masyarakat sehingga meningkatkan potensi depresi yang mungkin terjadi.
“Banyak masyarakat kehilangan pekerjaan dan juga penghasilan membuat beban hidup bertambah,” ucap Heru, Kamis (30/04/2020).
Dengan demikian, beban psikologis yang dirasakan masyarakat pun semakin berat akan berbanding lurus dengan potensi depresi. Sehingga, pihaknya memperkirakan akan terjadi lonjakan pasien jiwa di Gunungkidul.
“Kami memaklumi hal tersebut, namun ya tidak bisa berbuat banyak untuk melakukan antisipasi,” katanya.







Di RSUD Wonosari sendiri, jumlah dokter kejiwaan sangat terbatas. Di seluruh Gunungkidul, hanya ada 1 dokter kejiwaan dan prakteknya hanya di RSUD Wonosari.
“Jumlahnya memang sangat terbatas. Hanya satu orang saja,” ujarnya.
Selama ini, 1 orang dokter jiwa di RSUD Wonosari sebenarnya masih mampu menangani pasien kejiwaan di Gunungkidul. Karena hanya menangani pasien yang datang periksa ke poliklinik kejiwaan RSUD ini, tidak sampai melakukan perawatan.
“Kami mengalami berbagai keterbatasan. Baik personil ataupun ruang (perawatan),” jelas Heru.
Persoalan kejiwaan di Gunungkidul memang cukup pelik. Di sisi lain, persoalan kejiwaan ini memicu angka bunuh diri yang cukup tinggi yang hingga kini belum bisa dipecahkan penanganannya. Meskipun anggaran pencegahan bunuh diri telah dialokasikan, namun belum mampu mengurangi angka bunuh diri di Gunungkidul.
“Bunuh diri itu juga tidak lepas dari persoalan kejiwaan. Kita sudah ada dokternya tetapi masih sedikit yang memanfaatkannya,” imbuhnya.
Terpisah Pegawai Penyedia Informasi dan Data RSUD Wonosari, Sumartono menambahkan, pada tahun 2020 ini, bulan Januari pasien yang periksa kejiwaan di RSUD Wonosari mencapai 887 orang. Kemudian terjadi penurunan di Bulan Februari menjadi 542 orang.
“Bulan Maret turun lagi menjadi 358 orang. Kemungkinan mereka khawatir corona sehingga enggan memeriksakan diri ke rumah sakit,” tandas Sumartono.
-
Pemerintahan2 minggu yang lalu
Bupati Endah Harapkan Tradisi Urbanisasi Mulai Berkurang
-
Pemerintahan2 minggu yang lalu
Akhirnya Gunungkidul Akan Kembali Punya Bioskop
-
film2 minggu yang lalu
Diputar Bertepatan Momen Lebaran, Film Komang Ajak Rayakan Perbedaan
-
bisnis3 minggu yang lalu
Hadirkan Zona Baru, Suraloka Interactive Zoo Siap Berikan Pengalaman Interaktif dan Edukatif
-
Uncategorized4 minggu yang lalu
Milad ke 12, Sekolah Swasta Ini Telah Raih Ribuan Prestasi
-
bisnis4 minggu yang lalu
Sambut Lebaran 2025, KAI Bandara Beri Diskon Tiket dan Pemeriksaan Kesehatan Gratis
-
Peristiwa2 minggu yang lalu
Kebakaran di Rongkop, Bangunan Rumah Hingga Motor Hangus Terbakar
-
Sosial1 minggu yang lalu
Komitmen HIPMI Gunungkidul Jaga Kebersamaan dan Dukung Kemajuan Investasi Daerah
-
Peristiwa4 minggu yang lalu
Jelang Lebaran, Polisi Himbau Warga Waspadai Peredaran Uang Palsu
-
bisnis4 minggu yang lalu
Catat Kinerja Positif di Tahun 2024, WOM Finance Berhasil Tingkatkan Aset 4,68 Persen
-
Pemerintahan2 minggu yang lalu
Pemeriksaan Selesai, Bupati Segera Jatuhkan Sanski Terhadap 2 ASN yang Berselingkuh
-
Pemerintahan2 minggu yang lalu
Puluhan Sapi di Gunungkidul Mati Diduga Karena Antraks