Sosial
Para Petani Yang Terancam Merugi Akibat Udan Salah Mongso
Ngawen,(pidjar-com-525357.hostingersite.com)–Hujan yang sejak beberapa hari terakhir terjadi di Gunungkidul ini memang cukup mengagetkan. Hal ini lantaran, hujan terjadi manakala telah memasuki musim kemarau. Turunnya hujan sendiri membuat para petani tembakau di Gunungkidul kalang kabut. Pasalnya air hujan membuat lahan pertanian menjadi tergenang yang membuat tanaman tembakau layu atau digerogoti hama.
Seperti yang dialami oleh kelompok tani Ngudi Makmur Dusun Cikal, Kalurahan Watusigar, Kapanewon Ngawen. Menurut pendamping peserta petani Ngudi Makmur, Tri Budianto, para petani saat ini tengah terancam merugi setelah beberapa hari ini lahan pertanian milik mereka diguyur hujan cukup deras. Saat ini proses penanaman musim tanam pertama tembakau kelompoknya telah mencapai 70%. Namun sayangnya, banyak tanaman tembakau yang layu karena diguyur hujan beberapa hari ini.
“Sebelumnya para petani mengira kemarau akan panjang, sehingga nantinya harga jual tembakau akan mahal,” tutur Tri, Selasa (22/06/2021) siang.
Tri melanjutkan, banyaknya tanaman tembakau yang layu ini membuat para petani sangat was-was. Panen yang harusnya bisa menjadi nikmat petani kini berbanding terbalik. Kekhawatiran akan kerugian terngiang-ngiang di benak para petani. Ia beserta kelompoknya hanya berharap, kondisi segera membaik sehingga mereka masih bisa mengambil keuntungan dari apa yang ditanamnya.
Tak hanya itu, turunnya hujan yang di luar perkiraan para petani ini juga mengundang permasalahan lainnya. Pasalnya, tanaman sayur mayur milik petani juga menjadi sangat rentan diserang hama. Kelompok Tani Ngudi Makmur sendiri menggarap lahan seluas 28 Hektar yang tak hanya ditanami tembakau saja. Para petani juga memanfaatkan lahan untuk menanam holtikultura dan buah-buahan.
“Kami perkirakan kerugiannya mencapai 90% pada musim tanam pertama ini, untuk nominalnya kami belum bisa menghitung. Sekarang banyak tembakau mati karena terendam, kemudian tanaman sayur-mayur banyak diserang hama,” imbuhnya.
Untuk mengantisipasi gagal panen, kini kelompoknya mulai mengoptimalkan tanaman holtikultura yang masa panennya tergolong pendek, lahan seluas tiga hektar ia siapkan bersama kelompoknya untuk segera ditanami holtikultura.
“Kalau seperti ini terus tentu akan mengganggu ekonomi saya dan kelompok, jika sudah menanam 5-6 bulan kemudian tidak ada hasil tidak ada pemasukan, namanya pagebluk,” terang Tri.
Hal serupa juga dialami oleh Mulat (27), petani bawang merah warga Padukuhan Plumbungan, Kapanewon Karangmojo. Saat ini Mulat mengalami ancaman yang sama karena hujan tak beraturan ini.
Mulat menceritakan, ia menanam 60 kilogram bibit bawang merah di lahan seluas 800 meter persegi miliknya. Saat ini usia tanamannya masih 34 hari.
“Akibat guyuran hujan belakangan ini, cukup mempengaruhi tanaman saya. Yang pasti ada jamur, ada hama yang nyerang daun, ada yang nyerang batangnya,” keluh Mulat.
Ia menambahkan, sekarang dirinya harus memberikan perhatian lebih terhadap tanamannya karena hama-hama yang menyerang. Jika tidak segera diantisipasi, tanaman akan rusak dan berdampak pada kualitas bawang merah yang dihasilkan.
“Sekarang lebih sering mengontrol tanaman, menyemprot insektisida, ya karena jamur yang mulai muncul,” pungkasnya. (Roni)
-
Budaya4 minggu yang lalu
Berikut Hasil Pembukaan Cupu Panjala
-
Politik2 minggu yang lalu
Mantan Pj Sekda Ungkap Bahaya Janji Manis Hibah 100 Juta per Padukuhan
-
Kriminal1 minggu yang lalu
Kasatkornas Banser Syafiq Syauqi Temui Pengasuh Pondok dan Perwakilan Pemuda Indonesia Timur
-
Olahraga4 minggu yang lalu
Mengintip Perjalanan Panjang Klub Voli Ganeksa Bhumikarta Yang Mulai Bersinar di Level Nasional
-
Budaya4 minggu yang lalu
Pakar Pariwisata : Pengumpulan Data Gastronomi Terkendala Kurangnya Edukasi dan Pewarisan Budaya Kepada Generasi Muda
-
Peristiwa4 minggu yang lalu
Pekerja Proyek JJLS Temukan Goa Saat Proses Penggalian Bukit
-
Politik2 minggu yang lalu
Tanggapi Santai Tuntutan Diskualifikasi, Timses : 03 Paling Kuat, Wajar Mau Dijegal
-
Peristiwa2 minggu yang lalu
Tak Berizin, Polisi Tutup Seluruh Outlet 23 Penjual Miras di Gunungkidul
-
Budaya4 minggu yang lalu
Tampilkan Enam Kelompok, Parade Teater Linimasa #7 Bakal Digelar di TBY
-
event4 minggu yang lalu
Filateli Sebagai Edukasi dan Investasi
-
Budaya4 minggu yang lalu
Pameran Seni Visual & Bonsai Resmi Dibuka di Loman Park Hotel Yogyakarta
-
Sosial4 minggu yang lalu
Penjelasan DLH Mengenai Penutupan Goa di Proyek JJLS Gunungkidul