Sosial
Pasar Argowijil, Bekas Tambang Batu Kapur Yang Disulap Jadi Pusat Jajanan Makanan Tradisional


Wonosari,(pidjar.com)–Ingin berburu kuliner khas tempo dulu? Pasar Ekologis Argowijil, Kalurahan Gari, Kapanewon Wonosari adalah tempatnya. Pasar wisata kuliner yang ramai di setiap hari Minggu pagi ini menyuguhkan ragam makanan khas pasar tradisional seperti nasi jagung, botok manding, gatot, tiwul, gethuk, gudeg dan sejumlah makanan tradisional lainnya.
Pasar yang dibangun di atas tanah bekas pertambangan batu kapur ini, tergolong mudah aksesnya. Dari Kota Wonosari ke arah Kecamatan Nglipar, saat tiba di perempatan Padukuhan Karangtengah belok ke arah Kalurahan Gading. Di sanalah nanti sudah ada papan petunjuk untuk menuju Pasar Argowijil ini.
Sedikit mengulas balik, tempat dibangunnya Pasar Ekologis Argowijil dahulunya merupakan sebuah pegunungan atau bukit tinggi, masyarakat sekitar menyebutnya Gunung Wijil. Dahulu, Gunung Wijil sempat ditambang oleh masyarakat sekitar untuk bahan material bangunan mereka.
Seiring berjalannya waktu, penambangan kemudian menjadi aktivitas masyarakat sebagai mata pencaharian. Sehingga batuan kapur tersebut lambat laun semakin menipis dan habis dan menjadi dataran yang landai.
Gunung Wijil sendiri kemudian mendapatkan rekomendasi program pemulihan lahan kritis, Dinas Lingkungan Hidup Kabupaten Gunungkidul. Rekomendasi tersebut diajukan kepada Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan, untuk dilakukannya program reklamasi atau pemulihan lahan kritis.
Reklamasi yang dilakukan berupa pengurukan dengan tanah berupa lubang cekungan bekas aktivitas penambangan yang ada di tempat tersebut agar menjadi rata. Selanjutnya dalam pemanfaatannya, dibangunlah pasar ekologis yang dinamai Pasar Argowijil tersebut.
Salah seorang pengunjung pasar argowijil, Veronika Ike (20) mengatakan bahwa suasana hari Minggu sangat ramai di mana pengunjung banyak berdatangan untuk berburu kuliner di Pasar tersebut. Banyak diantara pengunjung yang datang usai berolahraga. Tak hanya kalangan tua, namun banyak juga remaja-remaja seusianya yang penasaran ingin mencoba makanan-makanan tradisional khas Gunungkidul.
“Sering ke sini, tapi paling ramai ya Minggu pagi biasanya,” kata Veronika Ike, Minggu (23/01/2022).
Dirinya menuturkan bahwa ia sering berkunjung ke tempat ini. Tidak mesti pagi, sore pun hanya sekedar nongkrong bersama teman menikmati kuliner dan angkringan yang tersedia di Pasar tersebut.
“Tempatnya asik,beda dari yang lain, jauh dari suara bising kendaraan juga,” ucapnya.
Menurutnya tak hanya makanan enak dan tempat yang enak, di Pasar Argowijil ini juga memberikan harga yang murah untuk setiap ragam makanan dan minuman yang dijual. Dan untuk parkir kendaraan juga dipastikan aman cukup membayar Rp 1.000 untuk roda dua dan Rp 2.000 untuk kendaraan roda empat. Sehingga berkunjung ke sini tak akan terlalu menguras kantong.
“Di sini juga makanan dan minumannya harganya sangat terjangkau,” pungkas dia.

-
Sosial3 minggu yang lalu
SMP Swasta Ini Borong Juara di LBB Gunungkidul 2023
-
Peristiwa3 minggu yang lalu
Tragis, Warga Prigi Tewas Usai Terlindas Bus Pariwisata di Jalan Jogja-Wonosari
-
Hukum4 minggu yang lalu
Wanita Pelaku Pembunuhan dan Pembuangan Bayi Ditangkap
-
Peristiwa4 minggu yang lalu
Kecelakaan di Jalan Baron, Pengendara Motor Tewas Mengenaskan Terlindas Truk
-
Sosial3 minggu yang lalu
Asa Warga Karangnongko Miliki Jalan Layak Akhirnya Terwujud, Pria Ini Berjalan Merangkak
-
Hukum4 minggu yang lalu
Komplotan Pencuri Baterai Tower Telekomunikasi Diringkus Petugas
-
Peristiwa4 minggu yang lalu
Selingkuhi Warganya, Oknum Dukuh Dituntut Mundur
-
Politik4 minggu yang lalu
Empat Program Kunci Untuk Kemajuan Gunungkidul
-
Hukum4 minggu yang lalu
Kasus Naik Penyidikan, Korban Bullying di SD Elite Ternyata Sempat Opname di RS
-
Peristiwa3 minggu yang lalu
Disapu Angin Kencang, Sejumlah Rumah di Semin Rusak
-
Peristiwa4 minggu yang lalu
Puluhan Baliho Kaesang dan PSI di Jalan Wonosari Dirusak Orang Tak Dikenal
-
Pendidikan4 minggu yang lalu
Akui Peristiwa Bullying Menimpa Sejumlah Siswa Lainnya, SD Al Azhar Bina Pelaku