Sosial
Pasrah Lahannya Diamuk Kera Liar, Warga Putat Pilih Libur Bertani
Patuk,(pidjar.com)–Tak hanya kendala pemenuhan air, musim kemarau kali ini juga cukup merepotkan warga Desa Putat, Kecamatan Patuk. Pasalnya, di sejumlah lokasi, monyet-monyet liar mulai turun dari habitat mereka dan menyerbu areal persawahan warga. Alhasil tanaman-tanaman pertanian milik warga rusak dan tak lagi bisa dipanen akibat serangan monyet-monyet tersebut. Diduga, monyet-monyet turun setelah sumber makanan di habitat mereka mulai menipis.
Akibat serangan yang massif itu, beberapa padukuhan seperti misalnya Padukuhan Gedora serta Padukuhan Batur sudah tak bisa menanam tanaman. Padahal, kedua padukuhan itu memiliki sumber air melimpah karena keberadaan air terjun Banyunibo.
Mugimin, salah seorang warga Dusun Batur menuturkan keresahan warga tersebut. Tanaman warga seperti kacang tanah, jagung bahkan hingga padi mulai rusak dan tidak bisa dipanen karena buahnya banyak diserang monyet-monyet liar. Serangan tersebut muncul sejak musim kemarau melanda wilayah ini pada beberapa bulan terakhir.
Mugimin menyebutkan, serangan monyet liar seperti ini sebenarnya bukan kali pertama, dan terjadi ketika musim kemarau terutama musim kemarau panjang seperti sekarang ini. Hanya saja serangan monyet liar kali ini memang di luar perkiraan karena datangnya lebih cepat dari biasanya.
"Mungkin karena persediaan makanan sudah habis," ujarnya.
Monyet-monyet liar tersebut datang dari puncak Gunung Api Purba Nglanggeran Desa Nglanggeran Kecamatan Patuk yang memang letaknya tak jauh dari dari Putat. Kontur puncak Gunung Api Purba Nglanggeran yang terdiri dari bebatuan dimungkinkan menjadikan tanaman-tanaman di atas gunung mulai tidak produktif karena kekurangan air.
Berbagai upaya warga lakukan untuk mengusir monyet-monyet liar tersebut mulai dari dengan ronda rutin setiap malam dan siang hari hingga memasang jaring pengaman. Namun upaya warga nampaknya tidak berhasil karena ternyata dalam beberapa pekan terakhir monyet-monyet liar justru mulai merangsek ke pemukiman warga.
"Sekarang banyak di seputaran air terjun Banyunibo,"tambahnya.
Satu-satunya cara yang warga lakukan untuk menghindari kerugian lebih banyak lagi akibat serangan monyet-monyet liar tersebut adalah membiarkan lahan mereka tidak ditanami. Sementara tanaman yang sudah terlanjur ditanam dibiarkan begitu saja diamuk oleh monyet-monyet liar yang banyak turun gunung setiap sore dan pagi hari.
“Mau bagaimana lagi,” keluh dia.
Dukuh Plumbungan, Sulistya mengatakan pihaknya sudah meminta warga untuk waspada. Meski belum ada laporan serangan kera di tempatnya, hal ini menjadi sangat mungkin terjadi.
“Pada masa lalu, serangan kera sempat masuk ke padukuhan kami. Semoga saja tidak,” tutur dia.
-
Politik3 minggu yang lalu
Suara Jeblok, PDIP Akui Kalah Rekruitmen dan Salah Tunjuk Ketua Bapilu
-
Politik4 minggu yang lalu
Hampir Separuh Incumbent Tumbang, Termasuk Ketua DPRD
-
Politik3 minggu yang lalu
21 Caleg Baru Akan Duduki Kursi DPRD Gunungkidul
-
Sosial3 minggu yang lalu
Beda Hitungan, Jamaah Aolia Gunungkidul Mulai Sholat Tarawih Malam Ini
-
Pendidikan3 minggu yang lalu
Capaian Prestasi SMA Mubammadiyah Al Mujahidin di Olympicad Nasional
-
Peristiwa2 minggu yang lalu
Gunungkidul Dilanda Hujan dan Angin Kencang, Sejumlah Titik Porak Poranda
-
Uncategorized4 minggu yang lalu
Peternak Telur Gelar Rembuk Nasional Demi Menyongsong Panen Jagung 1,9 Ton
-
Pemerintahan4 minggu yang lalu
Waspada, 2 Bulan Terakhir Kasus DBD di Gunungkidul Tembus 280 Penderita, 2 Meninggal Dunia
-
Pariwisata6 hari yang lalu
Menjelajahi Sejumlah Wisata Ekstrem di Kabupaten Gunungkidul yang Patut Dicoba
-
Sosial4 minggu yang lalu
Perduli Layanan Masyarakat, Pengusaha Ini Salurkan 6 Unit Ambulans Untuk Warga Gunungkidul
-
Olahraga4 minggu yang lalu
Targetkan 25 Medali Emas, Pemerintah Janjikan Bonus Untuk Kontingen Popda Gunungkidul
-
Pemerintahan3 minggu yang lalu
Mega Proyek Pembangunan Gedung DPRD Gunungkidul Dilanjutkan Tahun Ini